Kedua mataku berbinar ketika melihat bertabur kembang api yang telah di letuskan ke langit.Aku tersenyum, mengingat jika ini pertama kalinya aku menghabiskan waktu sendiri melihat pertunjukan kembang api.
Tahun lalu aku masih bersama Winter. Winter waktu itu mengajakku jalan jalan ke bukit, aku benar benar terkejut ketika melihat beberapa petasan sudah di tancap ke tanah oleh Winter.
"Kita akan melakukannya bersama."
Aku menghembuskan nafas secara perlahan dan menghapus air mataku yang mengalir begitu saja. Aku rindu Winterku, aku merindukan sosok dirinya yang terus berada di sampingku entah itu ketika aku sedih maupun senang, Winter selalu ada.
"Karin?" Aku berbalik, Minjeong berdiri di belakangku sembari memegang sebuah petasan.
"Ingin meletuskan kembang api?" Tawarnya dan aku langsung mengangguk senyum.
Aku berdiri dan berjalan agak jauh dari pepohonan. Setelahnya Minjeong menyerahkan petasan itu padaku.
Minjeong mengambil korek api lalu menyalakan petasan itu, setelah menyalakan aku langsung mengangkat tanganku ke atas.
Petasan itu keluar dan meledak dengan cepat membuat aku spontan terkejut dan bergerak menarik tanganku.
"Jangan di turunkan!" Aku menegang ketika Minjeong berdiri di belakangku dan berjinjit memegang tanganku untuk tetap terangkat ke atas.
Aku menjerit lagi ketika kembang api itu kembali meledak. Ini berbeda, jika dulu Winter menancap petasannya di tanah berbeda dengan Minjeong yang menyuruhku memegangnya — juga dirinya yang memegang.
Aku mulai rileks, membiarkan Minjeong membantu diriku memegang petasan itu.
"Suka. . Karina?" Aku bergidik ketika nafas Minjeong mengenai daun telingaku.
"Indah sekali." Jawabku menetralkan rasa geliku.
"Kau juga indah, Karina." Aku menoleh, kepalaku termundur sedikit ketika ujung hidungku mengenai ujung hidung Minjeong.
"Kau juga sama indahnya dengan Kembang api tapi bedanya Kembang api hanya sesaat indahnya tapi kalau kau indahnya selalu." Aku secara mendadak menjadi malu dan bergerak menyembunyikan wajahku di pundak Minjeong.
Gadis itu tertawa ketika sudah menggombal diriku, dasar.
"Aku berharap jika Winter tak marah karena aku menggombali kekasihnya." Tukasnya.
"Dia tak akan marah, Winter anak yang baik." Jawabku perlahan menurunkan tanganku yang memegang petasan itu karena telah usai sudah kembang apinya.
Kami saling bertatapan, Minjeong menatapku dengan penuh arti sedangkan aku hanya menatap kosong dirinya.
"Happy new year, Karina." Minjeong tersenyum, senyumnya seperti Winter tapi bedanya wajah Minjeong lebih tirus dari pada Winter.
"Happy new year too, Minjeong."
[To be continued]

KAMU SEDANG MEMBACA
Winter✔
FanfictionGXG • WINRINA [Completed] Tentang Karina dan Musim dinginnya bersama sang kekasih. ©Biyuyaa2021