Sumin terperanjat, segera menutup layar handphonenya. Melempar bantal pada teman sekamarnya, "Emam noh bantal."
"Santai, bosku. Tapi beneran, dia cakep banget. Siapa?"
"Koo Jungmo, anak kelas 12 IPA 2."
Sieun menyemburkan minumnya, "SERIUS ANJIR?!"
"Ya...Iya, serius."
Sieun merebut handphone Sumin, foto Jungmo diperbesar lalu diperkecil. "Nggak mungkin. Gue tarik kata-kata gue, dia nggak ganteng. Lo suka sama dia?"
"Hehe. Lo percaya cinta pandangan pertama?" Tanya Sumin. Dia menengadah ke langit-langit, membayangkan kejadian pertama waktu cewek itu memotret Jungmo secara diam-diam.
"Suka yang pinter nih anak," ucap Sieun sambil mengembalikan handphone pada pemiliknya.
"Biarin. Memperbaikki garis keturunan."
"Goblok. Tapi beneran?"
"Beneran apa? Suka? Iya."
Sieun menggeleng. Menempelkan telapak tangan pada dahi temannya. "Nggak panas. Tapi aneh."
"Aneh kenapa sih? Yang gue lihat, malah lo yang aneh!"
"LO YANG ANEH, BAE SUMIN! BISA-BISANYA LO MOTRET DIA SEDEKET ITU? MASA ORANGNYA NGGAK NGERASA?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sieun membuka pintu kamar asramanya lalu teriak, "WOI KOO JUNGMO! BAGI NOMOR HP BISA KALI?!"
"Heh, lo apa-apaan sih, Eun? Masuk, masuk! Malu-maluin banget!"
Iya, kan kamar mereka seberangan sama kamar Jungmo dan temannya. Tenang aja, asrama cowok dan cewek dipisah.
"Nggak capek ngeliatin dari dalam doang? Samperin sana, ajak jalan. Atau apa kek."
"Belum deket."
"Basi lo, tuh cewek diambil orang nangis juga lo."