The Redamancy

Chapter 2 : Umbrell(ove)a

"Jungmo! Astaga, lo kok basah kuyup?"

"Gue abis dari perpustakaan, jadinya lari aja hehe."

Sumin mengerutkan alisnya, "Lo kan selalu bawa payung kemana pun lo pergi. Terus payungnya?"

"Payungnya gue kasih ke anak-anak yang masih kerja sampai sekarang. Nggak tega gue lihatnya," jawab Jungmo lalu dia mengusap kedua tangannya agar lebih hangat.

Sumin tersentuh, pasti. Zaman sekarang populasi laki-laki kayak Jungmo yang baik hati itu kurang. Apalagi cowok bernama Koo Jungmo hanya satu di dunia ini hiks :')

"Sini, barengan sama gue aja. Gue juga baru mau pulang ke asrama," Sumin melambaikan tangannya supaya Jungmo masuk ke dalam bawah payung bersamanya.

Jungmo tersenyum, "Sorry gue ngerepotin lo terus."

Mereka berdua mulai berjalan berdampingan. Jalannya nggak jauh, cuma ya namanya hujan nggak ada yang mau lari-larian. Fungsi pakai payung tapi tetep lari-larian apa? Becek iya, basah juga.

Dug

"Aduh!"

"E-Eh, maaf, Mo! Gue nggak sengaja sumpah! Sakit nggak? Benjol nggak?"

Kepala Jungmo kena tiang penyangga lipatan payungnya. Iya lah, gimana ceritanya Jungmo, 181 sentimeter jalan sama Sumin yang 159 sentimeter dan payungnya dipegang Sumin. Yang ada kepala Jungmo jadi korbannya.

"Gue aja yang bawa ya? Kasian tangan lo nanti pegel. Sini," tanpa aba-aba, Jungmo mengambil gagang payung dan mengeratkan dirinya dengan Sumin.

Oh ya, jangan lupakan tangan Jungmo yang bertengger ganteng di pundak Sumin.

"Lo nggak gampang sakit kan?" Tanya Jungmo sembari menoleh pada Sumin memastikan kondisinya. Duh, sweet banget nggak sih huhu

Sumin menggeleng, "Nggak kok. Gue kuat! Gue lebih khawatir kalau lo sa-"

"Kalau gue kenapa?"

"Ah, nggak apa-apa. Asramanya udah deket, gue lari aja ya? Makasih, Jungmo!"

"LO BISA SAKIT, SUMIN!"

Terlambat, Sumin telah berlari menuju tangga asramanya. Jungmo mengibaskan tetesan air dan melipat payung itu lalu menaruhnya di tempat yang sudah disediakan.

"Lho? Kenapa gue nggak ngeh dari tadi kalau ini payung Woobin?"