"Habis dari mana?"
Sumin tersenyum dan menggeser tempat duduknya, "Dari kafe sebelah sekolah."
Jungmo, pria yang bertanya pada Sumin mengangguk dan melihat objek yang menarik perhatiannya. "Itu gitar siapa?"
"Punya gu- Eh! Maksudnya punya adek gue, tadi ke sana buat nganterin gitarnya ke gue."
"Baru tahu gue kalau lo punya adik. Dia bisa main gitar juga?"
"Bisa. Lo mau pinjem gitarnya? Lo suka main gitar kan?" Sumin menawarkan.
Jungmo mengangguk antusias, "Boleh. Kayaknya lo tahu banyak tentang gue ya? Mata-mata ya? Apa pengagum rahasia?"
Dua-duanya
"Mana ada? Lo aja yang terlalu percaya diri. Nih, jangan sampai rusak."
Jungmo mengambil gitar milik teman perempuannya itu, "Kapan-kapan ajak adik lo ketemu sama gue, biar bisa main bareng."
"Boleh aja, tapi kalau dianya mau sih," jawab Sumin sambil menahan tawanya.
Jungmo melihat Sumin yang tertawa, "Lo pikir gue nggak jago? Gue jago ya!"
"Siapa yang ngomong kayak gitu? Kan gue cuma kasih tahu, adek gue itu susah temenan sama orang lain. Apalagi orang lainnya kayak lo, mana mau dia."
Laki-laki itu tersenyum remeh, "Itu maknanya tersirat berarti. Aslinya lo mau ngomong gitu kan? Perkataan lo ambigu soalnya. Ngaku hayooo!"
"Sebenernya nggak. Lo aja yang terlalu gampang nyimpulin."
"Nye nye nye," Jungmo lanjut memainkan gitarnya.
Sumin tertawa puas, "Tetep salah lo."
"Ngalah deh gue."
Sumin asyik mendengarkan irama yang dihasilkan oleh Jungmo. Lumayan juga. Ah, bukan lumayan! Itu emang bagus, Jungmo kan mantan anak band katanya.
"Lo mau ikut tampil bareng gue nggak?"
"Hah?"
"Suara lo kan bagus. Lo nyanyi, gue main gitar."
"Gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Redamancy
Short StoryJUNGMO | SUMIN [Jungmo's birthday present] Repotin gue sekali aja biar lo tahu kalau gue emang suka sama lo