sedih

1.1K 133 3
                                    

"Aku mau pindah, Hoon. Aku nggak akan tinggal di kota ini lagi"

"Kamu serius? Terus aku? Kita?"

"Sejujurnya berat, tapi kita harus putus"

"Putus? Nggak ada cara lain selain putus, San?"

"Ngak ada, Hoon. Mama aku ngak merestui kita"

"... Ya, yaudah kalo itu mau kamu"

Hari itu ia yang melangkah pergi karena kekecewaannya pada seorang wanita yang ia cintai. Tanpa ragu ia pergi dan melupakan semuanya yang sudah terjadi.

Wanita itu juga melangkah pergi, menunduk menahan air matanya. Hingga akhirnya, ketakutannya menjadi nyata.







"Sunghoon nya masih hidup, om?"

"Masih tuh di kamar, sana samperin"

Malam tiba begitu cepat, ini baru pukul sebelas malam dengan tiba-tiba Heeseung main ke rumah Sunghoon. Sejak pagi tadi, perasaannya resah memikirkan Sunghoon yang berubah aneh. Takut temannya itu terjerat sekte sesad.

Sunghoon yang sedang memutar lagu jadi terganggu dengan kedatangan Heeseung yang main loncat ke kasurnya. Heeseung memang selalu suka bau rumah Sunghoon apalagi kamar Sunghoon yang wanginya apel seperti wangi tubuh Sunghoon.

"Mau sampe kapan lo puter lagu ini? Mungkin udah ada sejuta kali lo puter lagu yang sama dari jaman kelas sebelas dulu"

"Kalo enak mah ngapain bosen"

"Boong lo jelek banget, pasti lagu Nyaman punya bang Andmesh itu ada sejarahnya, kan?"

"Sotoy lu"

Heeseung memilih membuka hp Sunghoon untuk main-main tapi muncul satu notifikasi dari DM tweetor. Seingat Heeseung, sudah lama Sunghoon tidak mengaktifkan akun tweetor itu entah apa alasannya.

Sadsad

Sunghoon, apa kabar? :)

Heeseung penasaran, dibukanya akun itu tanpa membaca DM tadi. Banyak sekali tweet-an galau entah itu foto atau quote. Hingga Heeseung sampai pada postingan yang caption-nya menyebutkan lagu Nyaman milik Andmesh yang sedang Sunghoon dengar dan menjadi favorit bocah itu sejak lama.

Foto jalanan malam dan caption lagu. Heeseung tidak tahu kenapa ada foto jalanan yang biasanya suka Sunghoon lewati ketika malam karena katanya pemandangan di jalan itu bagus apalagi jalannya yang luas dan sepi jika malam.

Sunghoon masih memejamkan matanya menghayati lagu yang sebenarnya ceria itu. Heeseung terus melihat akun aneh itu sampai pada postingan pertama akun itu.

Sadsad
@ brokenisme

I'm sorry we had to end like this. honestly, I still love you, H.


"Lo belum selesai sama masa lalu lo?"

Sunghoon membuka matanya kaget, melihat Heeseung memegang hpnya lantas ia merebut kembali benda persegi panjang itu panik. Heeseung tidak pernah tau Sunghoon pernah pacaran bahkan sudah menjadi mantan.

"Lo kok gak bilang kalo pernah punya pacar, sih? Padahal gue selalu bilang kalo gue lagi deket sama cwk"

"Ya... Soalnya gue gak mau bilang siapapun"

"Terus, nasib hubungan lo sekarang gimana?"

"Udah berkahir dari lama kali. Kelas sepuluh"

"ANJING?! Kenapa?"

"Dia pindah kota, mamanya gak setuju anaknya sama gue"

"Tapi dia keliatannya masih suka tuh sama lo, liat aja postingan pertamanya sama foto jalan yang sering lo bilang bagus itu"

"Gue udah liat, mangkanya gue jadi sedih"

"Katanya udah berakhir, ngapain masih sedih?"

Sunghoon diam, memandang Heeseung.

"Kalo emang udah selesai, kenapa diungkit lagi?"

Heeseung memeluk Sunghoon, soal yang seperti ini sudah sering Heeseung rasakan tetapi belum tentu Sunghoon juga.

"Jadi alasan lo sering puter lagu itu karena lagu itu ada kaitannya sama mantan lo? Terus jalanan yang sering lo lewatin waktu jam tiga itu juga?"

"Hmm"

"Kalo lo terus jalan di jalan bentuk lingkaran, kira-kira lo bisa mencapai akhir, ga?"

"Gak, kan lingkaran gak ada akhirnya"

"Lo tau tuh, terus kenapa masih aja jalan?"

Lagi-lagi Sunghoon terdiam.

"Bukannya harusnya berhenti, keluar dari lingkaran itu terus cari jalan lain?"

"Tapi gue maunya dia, Hees"

"Pasti ada beberapa hal dari apa yang kita mau, gak akan bisa jadi milik kita"

Sunghoon kembali menenggelamkan kepalanya di dada Heeseung dengan tangan melingkar di pinggang Heeseung. Begitu juga dengan satu tangan Heeseung yang membelai rambut hitam Sunghoon dan satunya lagi mengelus punggung terbalut kaos hitam itu.

"Kalian ngapain pelukan?"

Suara berat ayah Sunghoon terdengar dari pintu kamar yang ternyata belum Heeseung tutup dengan sempurna sejak tadi. Mereka langsung melepaskan pelukan itu dan menatap ayah Sunghoon gugup bercampur panik.

"Ayah ganggu, yah? Hehehe yaudah lanjutin sana"

Ayah Sunghoon tersenyum jahil lalu menutup pintu kamar itu dengan tawa kecil setelahnya.

Sunghoon langsung berdiri pergi ke kamar mandi sementara Heeseung diam di tempatnya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bikin mie yuk hehe"

Niskala ⟨ HeeHoon ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang