"Arka!" Seorang laki-laki dengan wajah kusut itu akhirnya datang juga. Dia tengah memarkir motornya di halaman rumah Risa.
Ya, kemarin malam Roman berhasil menghubungi Arka. Merayunya agar mau menemui mereka. Sebab ada beberapa hal yang ingin dibicarakan. Sebenarnya, Arka sempat menolak dengan alasan dia sibuk bekerja. Namun, setelah Risa yang merayu, Arka akhirnya luluh.
"Arka, akhirnya Bang Arka gue udah datang!" Begitu sorakan Roman terdengar. Laki-laki itu masih memanggil Arka dengan sebutan yang sama.
'Bang Arka gue'. Padahal, panggilan itu sebenarnya hanya ditujukan karena dulu Roman masih sangat mengejar-ngejar Athaya.
Ah iya, jika kalian lupa. Arka adalah saudara Athaya. Oleh sebab itu Roman dulu seringkali cari-cari perhatian pada Arka supaya dia dibantu untuk mendekati Athaya. Namun, sebutan itu masih terus berlanjut hingga sekarang yang bahkan Roman sendiri sudah menyerah untuk mendapatkan Athaya. Lebih tepatnya, untuk mendapatkan Athaya kembali.
Laki-laki itu entah sejak kapan menjadi sedikit dingin pada Roman. Auranya tidak sebaik dulu. Semenjak mengetahui bahwa Roman dan Risa bertunangan. Ya, sejak itu.
"Ka, apa kabar?" Risa ikut menghampiri sambil tersenyum manis melihat Arka. Tetapi laki-laki itu hanya menyunggingkan sedikit senyum.
Tidak ada yang menyenangkan untuk hari ini. Yang paling menyebalkan, Arka hanya duduk di sana tanpa mengajak bicara jika tidak diajak bicara. Bahkan dia menempelkan pantatnya pada sofa mungkin hanya kurang dari sepuluh menit. Dengan alasan ada urusan mendesak, Arka akhirnya pulang.
Aneh.
¶¶¶
Athaya hari ini pergi ke kampus lebih awal sebab ada beberapa makalah yang belum diselesaikan. Kalau saja pekerjaannya tidak tertinggal di perpustakaan kemarin, mungkin hari ini dia tidak akan terburu-buru menyelesaikan makalah tersebut.
"Selamat pagi, Aya!" Suara itu berhasil mengejutkan Athaya. Gadis yang sedang sibuk membuat laporan itu spontan mendongak, melihat siapa yang berani mengganggunya.
Niatnya untuk kesal diurungkan ketika mengetahui bahwa Yo Hoon berada di hadapannya dengan senyum yang begitu cerah. Laki-laki itu terlihat begitu ceria. Oh ya, imut sekali dia menggunakan syal cokelat melilit di lehernya.
Athaya sempat terdiam ketika menyadari bahwa baru saja Yo Hoon berbahasa Indonesia. Bibirnya menyungging senyum tidak percaya. "Do you speak Indonesian?" [Kamu bicara bahasa Indonesia?]
"Iya, Indonesia saya bicara," jawab Yo Hoon dengan begitu percaya diri.
Detik itu juga Athaya tertawa terbahak-bahak, memecah keheningan di dalam perpustakaan yang begitu sepi. Rasanya sangat lucu mendengar cara berbicara Yo Hoon. Susunan kata yang laki-laki itu gunakan sangat salah.
"Tertawa Aya kenapa?" Sekali lagi, Athaya semakin terpingkal-pingkal mendengar Yo Hoon yang kembali berbicara. Sedangkan Yo Hoon hanya garuk-garuk tengkuk tidak mengerti.
"Yo Hoon, your sentence structure is very wrong dan kamu sangat lucu!" [Yo Hoon, susunan kalimatmu salah]. Akhirnya Ahaya berucap. "Kenapa kamu tiba-tiba bicara bahasa Indonesia?"
"Mianhae, Aya ...." [Maaf]. Mengetahui ternyata dia masih salah dalam berbicara bahasa Indonesia, Yo Hoon terlihat sangat malu. "Please teach me to speak Indonesian, Aya." [Tolong ajari aku bahasa Indonesia, Aya].

KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA [Sekuel Roman-tis]
Roman pour AdolescentsSEKUEL ROMAN-TIS Aku pernah bersahabat dengan hati, tapi tidak dengan cinta. Aku pernah merasakan bagaimana perihnya melihat seseorang yang aku sayangi menangis di hadapanku karena cinta yang masih enggan bersahabat denganku, dan ... dengan caraku y...