1. Universitas Seong-gong

24 3 0
                                    

Korea Selatan, Universitas Seong-gong

Gadis berambut panjang dengan memakai sweter terlihat sedang duduk menyendiri di bangku pojok taman kampus bertuliskan 'Seong-gong University, South Korea'.  Jari-jarinya yang lentik mulai menuliskan sebuah skripsi untuk tugas kuliahnya. Embusan angin di musim gugur menemani sepanjang sepi di sana. Pun dengan langit yang tidak sepenuhnya cerah.

"Athaya!" Suara khas dari seseorang yang beberapa bulan lalu ia temui di penghujung musim semi menyapanya.

"Goo Gyoung, kamu baru saja sampai, atau---"

"Aku baru saja sampai. Ini, aku membawakan kamu makanan kesukaan keluargaku. Kami sangat suka memakan makanan ini, apalagi jika dimakan bersama-sama," oceh Goo Gyoung.

Goo Gyoung adalah salah satu sahabat Athaya yang asli dari Seoul.  Untungnya, Goo Gyoung sudah fasih berbahasa Indonesia, jadi Athaya tidak perlu repot-repot berbicara dengan bahasa Korea sebagai komunikasinya. Tapi, Athaya harus berbicara dengan bahasa yang baku dan sedikit formal supaya sahabatnya itu mengerti.

Baru saja Athaya hendak mencoba makanan yang diberikan Goo Gyoung, tapi satu pertanyaan yang ingin diluncurkan dari bibirnya membuat aktivitasnya terhenti. "Tunggu, ini daging sapi, kan?"

Entah mengapa, tiba-tiba Goo Gyoung tertawa mendengar pertanyaan Athaya. "Tidak, Athaya. Ini daging babi, di sini kami susah mendapatkan daging sapi. Dan daging babi lebih nikmat!"

Athaya tersenyum datar. Ia langsung meletakkan daging yang sudah ia ambil. Untung saja ia menanyakan hal itu terlebih dahulu, kalau tidak habislah dia.

"Goo Gyoung, sebenarnya ... aku tidak boleh memakan daging babi. Kamu pasti mengerti masalahnya." Sungguh, Athaya berharap sahabatnya itu tidak akan marah ataupun tersinggung.  

Goo Gyoung melebarkan matanya sambil berpikir sejenak. Permasalahan apa yang Athaya maksud? Ah, Goo Gyoung memang sedikit lemot.

"Goo Gyoung, did you forget that Athaya is a Muslim?" Itu suara Zoe, entah sejak kapan dia datang. Zoe adalah salah satu teman sekampusnya, ia berasal dari London, Inggris. Seringkali Zoe lupa bahasa Indonesia, maka dari itu ia lebih sering berbahasa Inggris.

"Hehe, yes i'am forget." Goo Gyoung lalu memasukkan kembali makanannya, ia berniat menyimpannya untuk makan siang nanti.

"Are you okey, Athaya?" tanya Zoe sambil duduk di samping Athaya. Setelah mendapat anggukan dari Athaya, Zoe pamit meninggalkan tempat untuk segera ke kelas, sebab dia sudah sedikit terlambat.

Pun dengan Athaya dan Goo Gyoung juga memutuskan untuk pergi ke kelasnya. Karena sebentar lagi kelas akan dimulai.

Dosen yang berasal dari negara Jepang mulai memasuki kelas Athaya. Menerangkan materi yang ia bahas hari ini. Ya, karena Athaya masuk ke jurusan sastra, setiap harinya ia akan belajar tentang sastra. Universitas Seong-gong yang cukup terkenal dan mendunia itu membuatnya berinteraksi setiap hari dengan orang-orang dari berbagai negara.

Universitas yang menurutnya besar itu membuatnya cukup nyaman, meskipun ia menginjakkan kakinya di Negeri Ginseng ini sendirian, tanpa kerabat ataupun keluarga dari Indonesia. Namun, kesepian masih terus menyelimuti sepanjang hari-harinya.

Athaya terdiam, tiba-tiba saja ia tidak fokus pada penjelasan dari Mrs. Yoshie. Bayang-bayang tentang Roman kembali berlarian di pikirannya. Sungguh, akhir-akhir ini ia sangat merindukan Roman. Laki-laki itu membuatnya kepikiran.

"Hei, Athaya. Kamu kenapa?" tanya Siska, teman satu kos-nya. Ia sengaja mengajak satu kos dengan Athaya karena mereka sesama pendatang dari Indonesia. Menurutnya, akan lebih baik jika tinggal dari satu negara yang sama. Siska tampak heran dengan sikap Athaya yang sama sekali tidak memperhatikan papan tulis.

ATHAYA [Sekuel Roman-tis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang