Bukan terluka hanya ada tatapan tajam kala melihat siluet itu, bayangan seorang pria yang mengukung wanita di halaman belakang kampus, kch.....sialan, hinata bersumpah dia tidak akan melewatkannya.
Let's see the show.
Dengan senyum culas hinata menekan icon kamera, dan mulai mempersiapkan posisi handphonenya.
Klik.
"Apa yang kau lakukan sialan!".
Wanita itu melepaskan pagutannya, menatap tajam hinata dan berusaha merebut handphone gadis itu.
Hinata terkekeh, "merekam pertunjukan sayang, lanjutkan saja".
Wanita dengan baju serba mini itu mendesis kesal, ia menatap pria yang baru saja menciumnya dengan jengkel, pria itu bahkan tak terlihat terganggu sama sekali, sebaliknya pria itu terlihat tenang dan tak peduli dengannya.
Sialan....
"Sai....kau tidak lihat?, Dia merekam kita".
Pria yang dipanggil sai hanya mengedikkan bahu tak peduli, bukannya menengahi pria itu malah memilih menjauh.
"Urus saja, itu bukan urusanku".
Ino melongo tak percaya, dasar pria sialan.
"Hinata, cepat hapus atau aku...".
"Aku apa?,...". Hinata memasang pose berfikir, ....--kau akan mengadukannya pada sasuke?".
Ino terdiam, jadi ini semua karena sasuke, demi apa ino tak melakukan apapun sampai hinata bisa melakukan ini padanya.
"Aku tidak melakukan apapun sialan, urus saja pria itu, aku tidak mau lagi dengannya".
Ino berteriak prustasi, jujur saja ia sudah muak jika dikaitkan dengan pria sekelas sasuke, si brengsek itu, ino bisa gila jika selalu berurusan dengannya.
"Ahhh....begitukah?". Hinata menyeringai kecil memperlihatkan pada ino layar ponselnya, dimana disana terlihat jelas jika ino tampak menggoda sasuke di lantai dansa, dasar wanita munafik.
Ino gelagapan, ia menggigit bibir bawahnya, sial, tertangkap basah seperti ini bukan kuasanya lagi.
"De-dengar hinata, itu hanya kebetulan aku melihatnya disana, lagi pula disana juga ada sakura kan".
Yap ino harus mengumpankan wanita musim semi itu, ia tak mau mati sendirian.
Hinata menghela nafas lelah, "apa sasuke selalu seperti itu?, Bermain-main saat aku tidak ada?".
Ino terdiam, ia tahu hinata bukanlah gadis jahat, dia hanya memiliki obsesi berlebihan pada si pantat ayam itu.
"Hinata, tidak ada yang terjadi, sasuke, dia hanya menginginkanmu, kau tau, dia bahkan tak melirik wanita manapun selain dirimu".
Hinata terkekeh, perkataan penenang seperti itu tidak membuatnya membaik sama sekali.
"Kau bisa berkata seperti itu karena kau berusaha menutupi kebusukanmu kan, ino, pikirmu aku tidak tau?, Bukan hanya sekali tapi lebih dia menjadikanmu pelampiasan nafsunya, kau tau karena apa?.....".
Hinata menatap remeh ino, melihatnya seolah tengah menilai penampilan wanita itu.
".....itu karena dia tak bisa memilikiku, nikmati saja selagi aku menutup mata dan telingaku".
Setelahnya hinata pergi dengan langkah yang elegan, meninggalkan ino yang dongkol, niatnya ingin membuat hinata merasa sebagai gadis yang tak diinginkan, malah membuatnya merasa demikian, siallll...siall....,sial..... Dasar Hyuga keparat!!!.
~~~~
"Apa dia bagus diranjang?".
Hinata berdiri di ambang pintu dengan santai, tak peduli jika pria yang baru saja membuka kelopak matanya tengah bertelanjang, lagipula hinata sudah melihat semuanya, tak ada yang perlu di sembunyikan.
Pria itu mendengus, kesal karena adiknya membuka pintu tanpa seizinnya.
"Menurutmu?".
Hinata terkekeh, "kau bangun jam 2 siang, cukup membuktikan bahwa dia sangat hebat meladeni hyper sepertimu".
"Kenapa kau bisa masuk?".
Hinata tersenyum jahil, "kau tidak mengganti sandinya, nii-san".
"Dasar adik sialan".
~~~~
"Bagaimana masakanku enak kan?, Bisa menambah energimu lagi kan?".
Neji memutar bola matanya, adiknya cerewet seperti biasa.
"Ya, sayang semuanya enak dan aku menyukainya".
Mendengar hal itu hinata mengembangkan senyumnya, "dimana calon istrimu, apa dia tidak ikut makan malam karena ada aku?, Atau dia memang sangat kelelahan karena semalam, lalu memilih lari meninggalkanmu".
Neji tampak berfikir, adik nakalnya memang selalu bisa mencairkan suasana.
"Bagaimana jika dia memilih lari?".
Hinata mengedikkan bahunya, "itu bagus, dia tak pantas untukmu".
Hah...helaan nafas terdengar, "sampai kapan kau membencinya?, Dia akan menjadi kakak iparmu sebentar lagi, kau tau kan?".
Hinata menghentikan acara memotong steaknya, lalu menatap kakak sulungnya itu dengan tatapan berani.
"Aku tau, tapi kau juga tau dia tidak baik untukmu, jangan hanya karena cinta konyolmu itu, kau malah menjadi buta dan tuli secara bersamaan".
"Lalu apa bedanya denganmu?".
Hinata terdiam menatap neji dengan tatapan yang sulit diartikan,.
"Dengar niisan, aku....".
"Hinata, kau tau sendiri jika cintamu itu bahkan lebih konyol dariku, kegilaanmu benar-benar membutakanmu, jika memiliki sasuke adalah satu-satunya obsesimu, maka kau pantas menyandang predikat idiot di dunia ini".
"Nii-san.....".
"Dengar, kau bisa batalkan pertunanganmu dengannya, aku akan membicarakan ini pada ayah jika kau mau".
"Tidak,. Nii-san tau sendiri jika kami saling menginginkan, aku tidak menyetujui keputusan apapun yang kau buat".
"Kalau begitu, terima sakura sebagai kakak iparmu sayang, dan aku akan menutup semua indraku".
Hinata mendesis, kakaknya bahkan lebih licik daripada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot (Tamat)
Teen Fiction19+++ Haruskah hinata membuang semua yang melekat pada dirinya setelah berhadapan dengan pria itu?. "Mau bermain?". dengan kewarasan yang masih tersisa hinata membuang jauh-jauh harga dirinya dan mulai merayu sang cassanova, uchiha sasuke.