Hinata tau sedari awal ialah yang lebih dulu mencintai sasuke, dia yang jatuh cinta pada pria itu.
Hinata tau apa resikonya, seharusnya ia menikmati cinta itu, bukan malah mengejar hingga ia terjatuh, dan sialnya bukannya di rumput hijau ia malah jatuh di padang tandus yang penuh bebatuan, rasa sakitnya bahkan 2 kali lipat.
Bagi hinata, sasuke adalah bulan yang menyinari gelapnya malam, sasuke selalu bersinar ketika dirinya tengah redup, mungkin tanpa sasuke sadari hinata tengah jatuh pada pesonanya lebih dari batasan itu sendiri.
Hinata mencintai sasuke melebihi dirinya sendiri, tak peduli apa yang sasuke lakukan hinata akan selalu memaafkannya, hinata akan selalu berlari kemanapun pria itu pergi, satu-satunya alasan yang masuk akal ya itu karena hinata mencintainya.
Tapi semakin kesini hubungan mereka semakin tak terkendali, hinata tau ia egois ia masih ingin bertahan, ia masih ingin memiliki sasuke, namun apa itu tak menyakitinya?.
Bohong jika hinata tak terluka, ia selalu mengurung diri kala melihat kedekatan sasuke dengan wanita lain, hinata bahkan sampai demam hanya karena memikirkannya.
Bohong juga jika ia tak peduli, selama ini yang sasuke lihat hanya sebagian kecil, tak bisakah sasuke melihat lebih besar, bagaimana hinata berjuang?, Bagaimana hinata bertahan?.
Saat sasuke mengatakan bahwa ia mencintai dirinya, hinata ingin percaya tapi lagi-lagi prilaku sasuke membuatnya berfikir ulang.
Apakah hinata akan bertahan atau harus pergi?, Hinata bingung bagaimana memutuskan, jika saja sasuke memang bisa membuktikan cintanya mungkin hinata tak akan ragu lagi.
Untuk sekarang hinata hanya ingin menyendiri, hinata ingin merenungi perasaannya pada sasuke, jika memang masih ada harapan hinata tak keberatan untuk bertahan, terlepas dari semua kebrengsekan sasuke, hinata tau pria itu tak benar-benar bermaksud melakukannya, hinata percaya akan hal itu.
Ya.....
Hinata akan berusaha percaya....
....
....
"Hin, kau ikut liburan musim panas nanti?".
Hinata yang sibuk dengan smartphonenya hanya menoleh sebentar pada karin lalu kembali sibuk pada layar canggih itu.
"Ayolah, kau ikut ya".
Nampak berfikir sebentar akhirnya hinata menyanggupi, tak ada ruginya ia ikut, itung-itung refreshing kan.
"Sasuke juga ikut".
Perkataan itu membuat hinata berhenti dengan layar gadgetnya lalu fokus menatap karin.
"Darimana kau tau?".
"Dia memintaku mengajakmu".
Hinata mendengus, apa sasuke tak punya nyali untuk mengajaknya dengan mulut brengseknya sendiri?.
Detik kemudian hinata tersenyum, "baiklah karena tunanganku ikut maka aku juga harus ikut".
Melihat perubahan mood hinata membuat karin mengernyit, "kau baik-baik saja?". Kata karin sambil menyentuh dahi hinata, karin rasa hinata normal suhu tubuhnya pun hangat.
Dengan senyum kecilnya hinata mengangguk,. " Sangat baik".
Melihat senyum aneh hinata membuat karin semakin dibuat penasaran, ia pun mencondongkan dirinya mendekati sahabatnya itu.
"Apa kau punya rencana?". Bisiknya pada hinata yang hanya menjawab dengan gelengan.
Karin mengerucutkan bibirnya, tidak biasanya hinata mendadak menjadi gadis baik yang tak banyak tingkah, biasanya sahabatnya itu super cerewet dan tak mau diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot (Tamat)
Teen Fiction19+++ Haruskah hinata membuang semua yang melekat pada dirinya setelah berhadapan dengan pria itu?. "Mau bermain?". dengan kewarasan yang masih tersisa hinata membuang jauh-jauh harga dirinya dan mulai merayu sang cassanova, uchiha sasuke.