Siapa yang peduli?, Cinta adalah sebuah keegoisan yang mutlak..........
Bolehkah hinata menjadi tak peduli sekarang?, Dunianya kini telah berubah, yang awalnya hanya berporos pada sasuke kini hinata akan belajar untuk menjauh.
Bayangan tadi malam kembali terlintas di kepalanya, hinata memegang dadanya yang kembali berdenyut nyeri, sebegitu tak pedulikah sasuke padanya?.
Jika memang seperti itu untuk apa mereka terikat pada sebuah status pertunangan sampah yang tak berguna?.
Ego hinata memang setinggi langit, saat ia mulai jatuh cinta maka hinata akan mengejarnya sampai ia mendapatkannya, tapi ini semua bukan lagi cinta, neji benar, ini semua hanyalah obsesi.
Obsesi yang sialannya malah menyulitkan hidupnya, kini hinata berjalan di lorong kampus dengan tatapan kosong, beberapa mahasiswa menyapanya namun tak ia tanggapi, sinarnya kini tengah redup.
"Kau baik-baik saja?".
Karin menyapanya saat hinata sudah berhasil mendudukan dirinya, hinata memilih mengangguk, ia menenggelamkan wajahnya pada kedua tangannya, jujur sebenarnya hari ini ia bisa saja tak ke kampus, tapi jika hanya berdiam diri di apartemen maka itu akan membuatnya lebih tersiksa.
Mendapat respond seperti itu karin yakin ada yang tak beres, tapi karin hanya bisa memilih diam, jika sudah begini yang dibutuhkan sahabatnya itu pastilah ketenangan.
.
Setelah kelas selesai hinata memilih duduk di taman, tawaran karin yang mengajaknya ke mall tak ia pedulikan, ia yang awalnya akan selalu semangat memburu barang diskon kini malah memilih duduk di taman sambil memperhatikan para mahasiswa yang berlalu lalang.
Drrttt...
Drttt....
Beberapa kali telephonenya berbunyi namun hinata tak mau mengangkatnya, ia sedang tak mau diganggu siapapun sekarang.
Beberapa pesan yang masuk hanya hinata baca tanpa mau membalasnya, sampai matanya berfokus pada satu nomer tak dikenal, siapa?.
"Kuharap kita bisa bertemu lagi, ....sasori".
Hinata kembali menaruh handphonenya, sasori kah?, Pria yang kemaren?, Darimana pria itu tau no handphonennya, semua pria sama saja.
Jika bisa hinata ingin sekali menangis, ia ingin meluapkan semua emosinya, tapi....ibunya pernah berkata bahwa seorang ratu tidak pernah memperlihatkan kelemahannya, hinata tau, tapi bukankah ratu juga manusia?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot (Tamat)
Ficção Adolescente19+++ Haruskah hinata membuang semua yang melekat pada dirinya setelah berhadapan dengan pria itu?. "Mau bermain?". dengan kewarasan yang masih tersisa hinata membuang jauh-jauh harga dirinya dan mulai merayu sang cassanova, uchiha sasuke.