Hinata menggoyangkan gelas winenya pelan, matanya terpaku melihat kearah salah satu pria yang duduk di sofa dengan keempat pria lainnya.
"Mangsamu?".
Seorang wanita menginterupsinya, dan kini ikut duduk di depan bar seraya memperhatikan kelima pria itu.
"Yang mana diantara mereka?". Wanita disampingnya bertanya tak sabaran.
"tentu saja yang paling memabukkan".
Karin, wanita berumur 21 tahun itu mengernyit dan memperhatikan satu persatu pria yang duduk di sofa, dari kelima pria, dapat disimpulkan semuanya adalah pria yang cukup memabukkan, lalu mana incaran hinata?.
Tak mendapat jawaban yang benar karin hanya mendengus sebal, ia berbalik dan memilih memesan minuman pada bartender.
"Kutebak yang berambut ayam itu kan?".
Hinata mendelik, ia memutar posisi duduknya, tatapannya kini berfokus pada bartender yang dengan lihai menuangkan wisky pesanan karin.
"Tidak, incaranku yang warna kuning".
Karin melongo membalikan lagi posisinya dan memperhatikan pria yang dimaksud, pria kuning itu terlihat pria yang paling banyak bicara diantara keempat pria lainnya.
"Kau yakin?".
Hinata mengangguk, menyesap winenya dan meneguknya hingga habis.
"Tentu saja, dia yang paling menarik diantara yang lain".
Karin menggoyangkan wisky yang baru saja di berikan oleh bartender padanya, matanya menatap pria yang dimaksud dengan tatapan tajam.
"Tapi hinata, aku tidak percaya kau memilihnya, bukankah dia uzumaki naruto, kau tau dia kan sedikit....?". Karin menimang pria muda bermarga uzumaki itu adalah pria yang cukup brengsek mengingatnya hampir mencumbu seluruh mahasisiwi di kampus membuat karin bergidik ngeri.
"Tidakkah itu hal menarik?". Hinata berkata acuh tak mempedulikan kritikan karin, lagipula ia hanya ingin sedikit bersenang-senang.
Karin mengerucutkan bibirnya, ia mengangguk-anggukan kepalanya, terbesit sesuatu di otaknya, dengan cepat ia memutar kursi hinata hingga menghadap kearahnya.
"Apa?". Kata hinata sedikit kesal, dia hampir saja terjatuh karena karin memutar kursinya secara tiba-tiba.
"Lalu bagaimana dengannya?".
Kernyitan muncul di dahi hinata, "siapa?". Hinata bertanya dengan nada kesal, masalahnya karin terlalu bertele-tele.
"Itu...yang kubilang pertama?".
Hinata mengikuti arah pandang karin, matanya tertuju pada pria stoic penuh kharisma yang terlihat tidak terlalu tertarik dengan obrolan teman-temannya.
"Maksudmu...... Sasuke?....".
Sekali lagi karin mengangguk, "dia menatapmu sedari tadi". Jelasnya agar wanita itu tak naik pitam.
"Siapa peduli, dia bukan tipeku".
Karin membulat, ia langsung menatap hinata penuh selidik, "benarkah?, Bagaimana kalau aku saja yang mendekatinya?".
Hinata mendengus sebal, "maju selangkah saja, aku akan membunuhmu karin".
Mendengar hal itu membuat karin terkekeh, mulut dan hati hinata memang tidak pernah sinkron, dia harus memancing dengan cara seperti ini agar bisa melihat perasaan hinata yang sebenarnya.
"Baiklah-baiklah, kau ingin menjadikan sahabatnya sebagai umpan?".
Senyum hinata mengembang, karin selalu tau isi kepalannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot (Tamat)
Fiksi Remaja19+++ Haruskah hinata membuang semua yang melekat pada dirinya setelah berhadapan dengan pria itu?. "Mau bermain?". dengan kewarasan yang masih tersisa hinata membuang jauh-jauh harga dirinya dan mulai merayu sang cassanova, uchiha sasuke.