Dentuman musik yang semakin keras seakan sudah menjadi pengiring tarian mereka yang mulai tak terkendali.
Diantara kerumunan itu seorang gadis juga ikut menari dengan sangat eksotis, tariannya mungkin bisa membuat siapa saja yang melihatnya ingin langsung membungkusnya.
Sial....
"She's so hot".
Gumam seorang pria yang sedari tadi menikmati wajah cantik gadis itu yang hanya disinari lampu disko yang remang.
Meski tertarik pria itu tak mau gegabah sudah lebih dari 15 menit dia hanya duduk di sofa sambil menikmati rum favoritnya.
Dia harus memastikan tidak ada seorang pun yang akan menghalanginya untuk membawa gadis itu di ranjang hangatnya.
"Aku tau pemikiranmu pasti tak jauh dari seputaran hal mesum tentang gadis-gadis itu kan?".
Deidara, pria dengan rambut kuning itu merespond, ia sangat tau pemikiran luknat teman segengnya.
Seringai tipis menghiasi bibir tipisnya, deidara memang selalu mengerti tentang isi otak kotornya.
"Memangnya apalagi?, Mereka datang kesini karena mereka perlu sandaran, aku hanya terlalu baik karena menawarkan tubuhku sebagai sandarannya".
Mendengar itu deidara hanya mendengus, "hah...terserah kau saja, tapi...ngomong-ngomong siapa yang akan kau bawa malam ini?".
Tanya deidara dengan nada menggoda, hal itu sukses membuat yang ditanya hanya terdiam sambil terlihat berfikir.
Detik kemudian, pria itu mengangkat gelasnya seolah menunjuk salah satu gadis yang terlihat menari di lantai dansa.
Deidara memperhatikan, pandangannya memecah kerumunan dan disana matanya terpaku pada seorang gadis cantik yang tengah menari di tengah lantai dansa.
Ia seperti pernah melihat gadis itu tapi dimana?.
"Are you sure?".
"Hmm".
"Kuharap kau tidak salah memilih mangsa".
Sasori mengernyit dan menatap teman kuningnya itu, "maksudmu?".
"Kau tidak lihat?, Hampir semua yang melekat pada gadis itu adalah barang branded, aku yakin dia bukan orang sembarangan".
Bukannya takut, sasori malah semakin tertantang, "itulah alasan kenapa malam ini aku menginginkannya".
Setelah menyesap semua minuman beralcohol itu ke dalam tenggorokannya, ia pun memilih berjalan melewati kerumunan, ia tak sabar membawa gadis itu di atas pangkuannya.
"Sendirian nona?".
Bisik sasori tepat di telinga sang gadis, tapi gadis itu tak menghiraukan dan tetap menari mengikuti irama musik.
Tak mau terlihat menyedihkan sasori memilih menarik tangan gadis itu lalu mengalungkan tangannya pada pinggang rampingnya.
Mata mereka akhirnya bertemu, ini pertama kalinya sasori menatap intens perempuan yang akan menjadi lawan mainnya malam ini.
"Biar kuulang, apa kau sendirian?".
Gadis itu sedikit terkejut namun ia berhasil menyembunyikannya, gadis itu memberanikan diri menatap pria yang dengan lancang menggaetnya.
"Memangnya apa itu penting?, Aku sendiri atau bersama seseorang apa bagimu itu penting?".
Suara yang mengalun dengan musik yang keras namun masih bisa sasori dengar, pria itu hanya mendengus, rupanya gadis itu lumayan angkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot (Tamat)
Teen Fiction19+++ Haruskah hinata membuang semua yang melekat pada dirinya setelah berhadapan dengan pria itu?. "Mau bermain?". dengan kewarasan yang masih tersisa hinata membuang jauh-jauh harga dirinya dan mulai merayu sang cassanova, uchiha sasuke.