20

163 17 0
                                    

Happy reading
🌻
Jangan lupa vote


Sekitar 30 menit Ana membereskan barang-barangnya dibantu Ayu. Mereka sudah berdiri di depan pintu masuk kos. Menunggu Revan yang akan membantunya mengangkat semua barang ke bagasi. Entah apa yang Ana dan Ayu lakukan selama di dalam kamar kos Ana, membuat Ayu yang dari kemarin cuek, sinis kepada Ana sekarang malah terlihat akur, tidak jarang mereka tertawa bersama.

Revan yang melihat itu menggelengkan kepala heran, Ayu sudah tidak secuek tadi artinya adiknya sudah menerima baik keberadaan Ana.

"Yuk" ajak Revan saat sudah selesai memasukkan barang-barang ke bagasi.

Ayu mengikuti Ana yang masuk dibagian tengah mobil.

"Kok kamu di belakang dek?" tanya Revan

"Mau sama kak Ana" ucap Ayu sambil bergelayut di lengan Ana.

"Iya deh yang udah akur" ledek Revan.

"Abang diem aja deh, abang jadi supirnya kita"

"Oke siap tuan putri, kita pulang" seru Revan semangat, sudah tidak ada jaim diantara mereka berdua, Ana dan Revan.

"HAHAHA" tawa Ana dan Ayu.

Itulah Ayu jika sudah menerima baik orang asing, ia akan selalu menempel kemanapun orang itu pergi. Yang artinya ia sudah sangat nyaman dengan adanya orang tersebut.

***

Sementara di tempat gym Rega tidak henti-hentinya meninju samsak, untuk menyalurkan kekesalannya.

Guntur jengah melihat Rega seperti itu sejak 2 jam yang lalu. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh Rega.

"Udah 2 jam lo gak berhenti ninju tuh samsak" cibir Guntur

"Gak capek apa?" lanjut Guntur

"Udah deh kenapa jadi sadboy gini lo" kekehnya

"Takdirnya emang gini, jadi ya jalanin aja" sindir Guntur

"Aaarrrgghhh" teriak Rega dengan pukulan terakhir.

"Positif thinking aja, mungkin Allah mau ngasih lo cewek yang lebih baik dari pada doi" tambah Guntur.

"Hahaha mana mungkin, Ana aja yang sebaik itu gak bisa gue gapai, apalagi yang lebih baik" ucap Rega tidak percaya diri.

"Ya tandanya lo harus berubah menjadi lebih baik" terang Guntur.

"Setuju" sahut Habib tiba-tiba.

"Dih, nyaut lo"

Hening seketika menyelimuti mereka, Rega berfikir keras apa yang dikatakan sahabatnya. "Klo di pikir-pikir bener juga ucapan lo, tumben lo bijak gini"

"Ya elah ceplas-ceplos salah bijak juga salah"

"Hahaha thanks bro" ucap Rega sambil merangkul Guntur.

***

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari di mana sepasang manusia akan menyempurnakan separuh agamanya.

Di dalam kamar tamu lantai dasar rumah Kevin, terdapat sang pengantin wanita dan ditemani sahabatnya.

"Tangan lo dingin banget" kata Sisil menggenggam tangan Ana.

"Gue gugup Sil"

"Santai aja kali"

"Lo mah cuma bisa ngomong, coba rasain sendiri"

"Kan gue be—"

Obrolan mereka terpotong saat mendengar suara Kevin memulai ijab kabul nya. Tangan Ana mempererat genggaman pada tangan Sisil. Ia sangat deg degan.

Lauhul Mahfudz (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang