NATHAN duda satu anak yang di tinggal istrinya pergi ke sisi allah setelah melahirkan anak mereka,nathan mengurus anaknya sendiri setiap harinya,kadang orang tuanya datang dan berdiskusi denganya,agar mereka membawa kana ke rumah mereka.nathan menolak keras usulan orang tuanya yang tak masuk akal itu.
"kana mau main di tempat bermain atau sama papa?"tanya nathan pada kana yang sedang memeluk boneka kelinci berwarna biru muda,kana mengeleng."ana, cama papa."cicit kana.papanya selaku saja tak punya waktu denganya.di umurnya yang kedua tahun,kana masih sangat cadel jika didengar-dengar.
"tapi papa kerja,bukan main sama kana."
"mau papa."
"yaudah."nathan mengendong kana, mereka berjalan sampai ke lift,"mau mama."gumam kama yang masih didengar nathan,'harus apa kalo udah gini?'
"besok minta sama oma ya?sama opa juga boleh.mungkin."di akhir kalimat nathan mengecilkan suaranya.
entah ini boleh atau tidaknya ia tidak peduli,yang penting anaknya bahagia.
"yey!!"seru kana dengan bahagia.
"acih."bibir kecil kana menyentuh pipi sang papa,nathan terkesima lalu membalas ciuman sang anak.
nathan melangkahkan kakinya keluar dari lift."agi."ucap kana pada sekertaris papanya yang sentiasa menjaga depan di ruangan.
dinar tersenyum saat di sapa oleh anak bosnya."pagi juga, kana."
"kamu diem main aja ya,jangan berisik nanti papa lembur."kana memnganguk saat di peringati seperti itu.nathan mendudukkan kana di karpet yang ia sediakan.
ada berbagai macam mainan di sekitar karpet itu,dari yang mahal sampai yang paling murah ada di sana,lebih lengkap lagi yang berada di tempat bermain.
kana menuruti perintah papanya,walau bosan ia tetap berada di tempat itu.
kana melirikkan matanya,sang papa sedang serius menatap kertas di depannya dengan cermat."inum."cicitnya,tengorokkanya terasa sangat kering.kana beranjak dari duduk nyamnya.meminta ijin pada sang papa untuk keluar."inum ana."
di bawah meja nathan,kana menunjuk dispenser yang letaknya agak jauh dari ruangan papanya.
saat tak mendapat respon kana langsung keluar dan bertepatan sedang ada yang membuka pintu,"halo."sapa seorang wanita yang membawa dokumen di dadanya.kana mengenalnya,'olang yang cuka duduk di depan cini.'yang maksud kana ada sekertaris papanya.
kana tetap melanjutkan jalanya yang sedikit kurang lurus.
berjalan selangkah demi selangkah,akhirnya dia sampai di depan dispenser yang ia maksud."ndak,bica."
tangan kecil kana tak sampai jika harus menjangkau dispenser itu."ndak bica."ucap kana dengan lirih.
"sini tante bantu."
kana melihat ke atas ada tangan yang mengambilkanya air."makacih."cicit kana,sebelum meminum air itu dia menatap orang yang membantunya,lalu dia meminum air dengan imut.'mama ana'
"tante ke dalam dulu ya?"wanita itu pergi dari hadapan kana.
karna wanita itu mengambilkan satu gelas full,mau tak mau kana juga harus meminumnya.karna tak habis kana membawa gelas itu sambil berkeliling di sekitar lantai itu.
sudah beberapa menit ia habiskan berkeliling.tante yang membantunya pun sudah pergi dari sini.
kana langsung meminum sisa air di gelasnya,dan sekarang kana sedang memikirkan bagaimana cara ia menaruh gelas ini?!!'uang,aja dak papakhan?'pikir kana.
"api alau enah olang?tena tati?tena angan? dak papa."di akhir kalimat kana tertawa hambar,tangan kecilnya membuang gelas kaca itu dengan sekali banting.
KAMU SEDANG MEMBACA
dudanya lea [squel]
General Fiction"kamu siap menikah dengan saya?"tanya nathan dengan tegas dan berani,lea menatap kedua orang tuanya,mereka mengangguk sebagai jawaban."saya siap."jawab lea dengan mantap. "kana idul ama mama ya?ya?"lea mengangguk dengan tulus,senyumnya tak luntur se...