Seorang pria berkulit gelap dan berambut coklat, pria itu tengah berjongkok di bawah kaki Eve sembari memijat kaki Eve dengan begitu hati-hati, sementara Eve terlihat tersenyum di sana.DEG.
Rion terdiam seketika, entah apa, tapi Rion merasa seperti ada sesuatu yang meremas dadanya saat ini, namun Rion tak bisa memastikan apa itu. Sesuatu yang berada jauh di dalam hatinya terasa di remas hingga membuat Rion begitu sulit untuk bernapas.
Tangan Rion terkepal erat hingga membuat jari-jari tangannya memutih, nafasnya mulai memburu dengan perasaan yang meronta ingin keluar. Rion berjalan cepat ke arah Eve
Tap!
Rion menangkap lengan Pria itu dan meremasnya kuat hingga membuat pria berkulit gelap itu terpekik tertahan, hal itu membuat Eve mengernyitkan dahinya menatap Rion.
"Lepaskan tangan mu darinya." Tekan Rion dengan aura dingin yang seperti akan membunuh.
"Ugh., T-Tuan? B-Bisakah anda lepaskan tangan saya? S-Saya mohon!"
"........" Rion tak menjawab, rasa marah masih membuatnya sulit mengontrol emosinya saat ini.
"Hey? Bisakah kau lepaskan tangannya? Dia terlihat kesakitan." Ujar Eve.
Rion menatap Eve lama, kemudian ia pun menghempaskan tangan pria itu dengan kasar lalu kembali menatap Eve, "Jika kau berani meletakkan tangan mu padanya, akan ku pastikan kau tidak akan bisa melihat tangan mu lagi." Ancam Rion dengan dinginnya.
"Dia hanya membantu ku, kaki ku sakit, jadi dia memijatnya." Ujar Eve. "Ah., Ada yang ingin ku ucapkan padamu." Lanjutnya.
Rion mengernyit,".........?"
"Kau pulanglah, ku rasa aku lebih suka di sini. Aku akan tinggal dan bekerja di sini." Ujar Eve lagi.
"Kau gila?! Apa kau pikir aku akan mengizinkannya?!" Marah Rion. Entah mengapa, mendengar Eve akan pergi jauh darinya membuat dirinya di Landa amarah.
"Ya, Tuan. Pekerjaan di sini tidak sulit, saya akan membantuny-" Ucap pria itu terpotong.
"Apa aku bicara padamu?" Tanya Rion dingin, begitu menakutkan hingga membuat pria itu terdiam seketika.
"Aku tidak perduli kau mengizinkannya atau tidak, aku akan tetap tinggal di sini." Ujar Eve.
"Tidak boleh, ayo pulang!" Ujar Rion sembari menarik lengan Eve.
"Hey? Apa kau merasa kau berhak atas diriku?! Ku bilang aku tidak mau! Apa kau tidak dengar?!" Marah Eve.
"Aku Tidak Mengizinkannya!" Bentak Rion.
Eve terdiam, ini pertama kalinya Rion membentaknya, pasalnya Pria itu selalu berbuat baik padanya, meskipun dengan raut wajah datar yang setiap saat ia tunjukkan.
"Memangnya kau siapa, sialan?! Ku katakan padamu, kau tidak berhak atas diriku! Aku bahkan tak pernah membiarkan mu membawaku, namun kau memaksa membawa ku ke sini! Siapa kau bajingan?! Siapa?!" Teriak Eve.
"Aku tidak mengizinkannya, di sini terlalu berbahaya! Bagaimana jika ada pria yang memanfaatkan mu?!"
"Lalu kau apa?! Bukankah kau juga memanfaatkan aku?!" Marah Eve.
"........" Rion tak menjawab, Rion justru menarik lengan Eve menuju kereta kuda, ia sama sekali tak ingin berdebat dengan Eve. Sementara Eve masih meronta berharap Rion akan melepaskannya.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku sialan! Arion La Mezrein! Lepaskan aku-"
"Hey?" Panggil Rion.
Eve terdiam dengan raut wajah bertanya-tanya, ".......?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Payback Of Princess Evelogia || Adult
Fantasy⛔𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍𝐓 ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ ᴊɪᴋᴀ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘᴜᴛʀɪ ᴛᴀɴᴘᴀ sᴇɴɢᴀᴊᴀ ᴍᴇɴɢʜᴀʙɪsᴋᴀɴ ᴍᴀʟᴀᴍ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴇɴᴇʀᴜs ᴅᴜᴋᴇ ᴅᴀɴ ʙᴇʀᴀᴋʜɪʀ ʜᴀᴍɪʟ? ᴀᴘᴀʟᴀɢɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ sᴜᴅᴀʜ ᴍᴇɴɢɪʙᴀʀᴋᴀɴ ʙᴇɴᴅᴇʀᴀ ᴘᴇʀᴍᴜsᴜʜᴀɴ sᴇᴊᴀᴋ ᴘᴇʀᴛᴀᴍᴀ ᴋᴀʟɪ ʙᴇʀᴛᴇᴍᴜ. sᴇʙᴇɴᴀʀɴʏᴀ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀᴊᴀᴅɪ...