"Lihat, sekarang kau berbicara pada perut mu sendiri? Aku yakin kau sudah sampai di tahap gila." Kesal Rion.
"Kau lah yang gila, apa kau tidak mendengar apa yang Dokter itu katakan?" Tanya Eve. "Dia bilang di usia 4 bulan ke atas, bayi bisa mendengar semuanya dari luar, dan sekarang aku sedang berbicara dengannya."
".........?"
Eve menunduk menatap perutnya lagi, ia mendekatkan telinganya ke arah perut lalu berlagak seolah mendengar sesuatu dari sana, "Ya? Kau bilang Ayah mu sangat bodoh? Benar, dia memang sangat bodoh!" Ujar Eve.
"A-Apa?" -Batin Arion.
"Apa? Dia juga bajingan gila? Tepat sekali! Bagaimana kau tahu?!" Tanya Eve dengan sorot mata berbinar.
"Apa? Mana mungkin dia berkata seperti itu, kau berbohong!" Ujar Rion tak terima.
"Dia ada di perut ku, bukan di perut mu, kau tak tahu apapun!" Ujar Eve. "Cepat pergi, ambilkan aku minuman jahe itu! Aku masih sangat mual."
Rion sedikit kesal di buatnya, bagaimana bisa Eve menyebutnya bodoh? Bahkan bajingan gila? Belum lagi ia mengatakan itu dengan enteng seolah benar-benar berbicara Dengan bayi di kandungannya?!
"Mengapa kau diam?" Tanya Eve.
"Kau-"
"Rion?" Panggil Eve.
Rion menatap Eve dengan tatapan bingung, ".........?"
"Aku sakit, tidakkah kau kasihan melihat ku menderita?" Tanya Eve. "Aku mohon, Ayah?" Lanjutnya dengan manja.
Blushhh...
Tanpa sadar Rion merona di buatnya, bagaimana bisa Eve menunjukkan ekspresi itu dengan begitu enteng? Apalagi suaranya yang manja, yang terdengar merdu di telinga Rion, hal itu benar-benar membuat sesuatu dalam diri Rion seperti meronta ingin keluar.
"A-Aku pergi." Ujar Rion segera berbalik dan pergi.
*Author : Off bucin ;v
Beberapa jam kemudian....
"Hooek! Hooek! Hooek!"
"Hooek! Ugh."
"Hooek! Hooek! Ugh! Agh! Hooek! Haah!"
Beberapa jam berlalu, Eve yang semula baik-baik saja tiba-tiba terganggu dengan rasa mual yang datang secara tiba-tiba tanpa ada peringatan sedikit pun, ia pun segera berlari ke arah kamar kecil lalu memuntahkan semuanya di sana, sementara Arion mengikutinya dari belakang dengan raut wajah khawatir.
Rion memijat belakang leher Eve berharap ia akan merasa lebih baik, Rion benar-benar tak tahu ia harus berbuat apa, ini pertama kalinya baginya mengurus orang hamil, dan bukan hanya itu, ini juga kehamilan pertama Eve bukan?
"Kau baik-baik saja? Kau masih memiliki tenaga?" Tanya Rion.
Eve menggeleng, "T-Tidak., Ugh. Aku ingin ke kamar." Ujar Eve.
"Baiklah, aku akan membawamu." Ujar Rion.
Rion mengulurkan tangannya ke arah Eve bermaksud mengajaknya keluar dari kamar kecil, Eve pun bersiap menyambut uluran tangan itu, namun tiba-tiba saja Eve menarik tangannya kembali lalu berbalik.
"Hooek! Hooek! Haahh! Hiks! Hooek!"
Eve kembali memuntahkan semua isi perutnya, hal itu semakin membuat Rion khawatir. Dengan sigap Arion mengeluarkan sapu tangannya lalu membantu membersihkan wajah Eve dengan sisa muntahan yang menempel di sana.
Eve jatuh ke pelukan Rion karena tubuhnya yang terasa lemas, tenaganya telah terkuras habis bersamaan dengan isi perutnya yang terbuang karna rasa mual, Eve hanya bisa bersandar tanpa bisa melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payback Of Princess Evelogia || Adult
Fantasy⛔𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍𝐓 ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ ᴊɪᴋᴀ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘᴜᴛʀɪ ᴛᴀɴᴘᴀ sᴇɴɢᴀᴊᴀ ᴍᴇɴɢʜᴀʙɪsᴋᴀɴ ᴍᴀʟᴀᴍ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴇɴᴇʀᴜs ᴅᴜᴋᴇ ᴅᴀɴ ʙᴇʀᴀᴋʜɪʀ ʜᴀᴍɪʟ? ᴀᴘᴀʟᴀɢɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ sᴜᴅᴀʜ ᴍᴇɴɢɪʙᴀʀᴋᴀɴ ʙᴇɴᴅᴇʀᴀ ᴘᴇʀᴍᴜsᴜʜᴀɴ sᴇᴊᴀᴋ ᴘᴇʀᴛᴀᴍᴀ ᴋᴀʟɪ ʙᴇʀᴛᴇᴍᴜ. sᴇʙᴇɴᴀʀɴʏᴀ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀᴊᴀᴅɪ...