25. ROTVP | Perasaan Arion

17.6K 2K 222
                                    


Season II


"Ya? Apa anda tidak mengetahuinya?" Tanya dokter. "Dia sering mual-mual di pagi hari, dan dia selalu mudah lelah, itu gejala kehamilan yang paling umum."

Rion terdiam.

"Dia hamil., Anaknya.. dan aku?" Batin Arion. "Ini., Apa karena malam itu..?"

"Kandungannya berusia 20 hari, dan dia sangat sehat, namun akan lebih baik jika Nyonya tidak memaksakan dirinya untuk berkerja atau melakukan pekerjaan berat." Ujar Dokter lagi.

Rion mengangguk dengan raut wajah yang susah di artikan, hal itu membuat sang dokter curiga padanya, seperti ada sesuatu yang Rion sembunyikan.

"Apa anda bukanlah Ayah dari bayi ini?" Tanya dokter itu.

Rion mendongak, "Tidak, aku Ayahnya, Namun.., kami belum menikah." Ujar Rion.

"Begitukah? Akan lebih baik jika kalian segera menikah, karna ini demi kebaikan bayinya juga." Saran dokter.

******

Arion

Tok Tok Tok

Aku mengetuk pintu kamar Eve berkali-kali berharap gadis itu akan membukakannya untukku, namun sudah lebih dari 1 jam lamanya aku berdiri di sana, Eve sama sekali tak ingin membuka pintunya, namun aku bisa mendengar suara isakkan dari dalam.

"Buka pintunya, aku mohon, mari kita bicarakan bersama!" Pinta ku.

Hening, tak ada jawaban. Aku menghela nafas ku, semuanya begitu tiba-tiba untukku dan juga untuknya, namun aku tak bisa menyalahkan bayi itu karena perbuatan yang kami lakukan.

"Eve..? Aku minta maaf, tolong bukakan pintunya, aku ingin bicara padamu." Lirih ku.

Kilas Balik.

"Begitukah? Akan lebih baik jika kalian segera menikah, karna ini demi kebaikan bayinya juga." Saran dokter.

Aku tersenyum dan hendak menjawab, namun tanpa sengaja aku menatap ke arah Eve, di sana mata kami bertemu, aku tak tahu sejak kapan dia sadar, namun Eve tampak syok dengan apa yang dia dengar, aku bisa mengetahuinya lewat ekspresi yang saat ini ia keluarkan.

"E-Eve-" Ucap ku terpotong.

"Apa itu benar?" Tanya Eve dengan ekspresi terkejut, samar-samar aku bisa melihat air mata yang akan segera keluar melalui celah matanya, aku bahkan bisa melihat jika tangannya tengah bergetar sekarang.

"E-Eve itu-"

"Aku tanya! Apa itu benar?!" Tanya Eve lagi.

Aku memalingkan wajahku ke arah lain tanpa ingin menatap Eve di sana, "Ya.." Jawab ku.

"........."

Tak ada jawaban, ruangan menjadi hening, aku berusaha memalingkan wajah ku lagi ke arah Eve, gadis itu terlihat menunduk dengan tubuh yang bergetar dan tangan yang terkepal erat. Aku ingin memanggilnya, namun niatku ku urungkan kala Eve kembali mengeluarkan suaranya lagi.

"Bisakah kalian pergi..? Aku ingin sendiri." Ujar Eve.

"Eve?" Panggil ku.

"Pergilah..." Ujar Eve lagi.

"........"

"Aku mohon., Aku ingin sendiri." Ujar Eve dengan nada yang bergetar bersamaan dengan suara isakkannya yang keluar dari bibirnya.

Aku menghela nafas ku, aku pun menyuruh mereka semua keluar dan meninggalkan Eve di dalam, dari luar aku menunggu, namun justru aku mendengar suara tangisan dari dalam, tangisan yang begitu terdengar pilu, tangisan yang semakin lama semakin keras dan semakin jelas terdengar di telinga ku.

"Hiks., Huaaaaaa! Hiks., Hiks., Huhuhuuu., Hiks."

Kilas Balik Selesai.

Aku menyandarkan kepala ku ke pintu sambil menghela nafas lelah, sejujurnya aku sama sekali tak menyesali perbuatan ku, aku bahkan tidak membenci keberadaan bayi itu, bahkan jika malam itu di ulang kembali, aku akan tetap melakukan hal yang sama.

Perintah pencarian yang di buat Putri Rona untuk mencari pembunuh Permaisuri Joe sudah di hentikan dari  2 bulan yang lalu, Eve sudah sangat aman, bahkan jauh sebelum itu Eve memang aman, karna pangeran Erosh dan Ratu membantu mengamankan nama baik Eve, hingga tidak ada pihak mana pun yang berani menuduhnya, dan Eve bisa pergi ke mana pun yang dia mau.

Namun karna rasa keegoisan ku, entah mengapa aku selalu ingin berada di dekatnya, aku ingin lebih mengenalnya, seperti apa dia? Namun tanpa sadar justru aku telah jatuh, aku terperangkap di dalam perasaan yang sulit di jelaskan karna perbuatan ku sendiri.

Ku rasa ini sudah salah sejak awal, dengan mudahnya aku percaya bahwa ini hanya ketertarikan sesaat, dan aku bisa membiarkannya pergi semauku, sama seperti aku membuatnya berada di sisi ku dengan mudah.

Sekarang apa yang harus aku lakukan? Di mana letak kesalahannya? Seharusnya aku menghindari memberikan sebuah perasaan padanya, aku harus membuatnya pergi sebelum keadaan semakin tak terkendali tanpa aku sadari.

Butuh waktu lama untukku menyadari perasaan aneh ini, hingga tanpa sengaja aku melihat laki-laki tak di kenal yang tengah menyentuh milikku, aku merasa terbakar, aku marah, aku tidak menyukainya.

Mungkin kah ini sebuah karma? Karna aku telah berbohong padanya? Namun jika ini benar-benar karma, aku sama sekali tak membencinya.

Aku memutuskan untuk berbicara jujur pada Eve, aku sudah menerima setiap jawaban yang akan dia lontarkan nantinya, aku bahkan bersiap jika saja Eve akan pergi, karna menurut ku itu akan lebih baik sebelum aku jatuh terlalu dalam.

Namun saat aku sudah memutuskan untuk melepaskan dan merelakan semuanya, dia hadir. Sesuatu yang menjadi penghubung antara aku dan Eve. Kehadirannya begitu tiba-tiba hingga membuat aku tak percaya, namun di sisi lain aku senang, aku tahu ini egois, tapi aku senang karna Eve lah yang akan menjadi Ibu dari anakku.

Ketika mendengar dokter mengatakan jika Eve mengandung, hatiku berdesir, sesuatu seperti menggelitik dadaku. Aku tak bisa berhenti membayangkan bagaimana rupa anak kami nanti, aku sangat bahagia mendengarnya, anakku dan Putri Evelogia. Apa anak itu akan mirip seperti ku? Atau dia akan mirip seperti Putri Eve? Namun satu yang pasti, aku akan sangat menyayanginya, bukan karna dia adalah penerus ku nanti, tapi karna dia adalah adalah sesuatu yang keluar dari Eve.

"Eve..? Ku mohon bukalah, kau sama sekali belum makan apa pun, aku minta maaf, aku mohon." Ujar ku lagi.

Aku tahu ini sia-sia, Eve tidak akan membukakan pintu itu, bahkan jika aku memohon sekalipun. Karna Eve sama sekali tidak menyukai aku, dia tidak memiliki ketertarikan padaku seperti gadis-gadis kebanyakan, dan itulah yang menarik tentangnya.

Aku kembali menghela nafas, namun tiba-tiba saja pintu terbuka perlahan.

Krieettt...

Di sana ada Eve yang tengah menatap ku dengan tatapan datarnya, kemudian dia pun keluar dan berdiri tepat di depan ku. Mata kami masih saling pandang, dan tatapan Eve masih sama seperti tadi.

"Apa yang harus ku katakan? Aku tidak tahu. Aku hanya ingin dia makan sesuatu, karna dia belum makan apa pun sejak tadi siang."

Keheningan menghiasi suasana, aku terus menunggu Eve berbicara, namun gadis itu tak kunjung mengeluarkan sepatah kata pun, namun dari tatapannya, aku tahu jika dia sama sekali tak bahagia dengan hal ini.

"Aku tahu., Kau sangat syok dengan hal ini, namun., Kau harus tahu, bahwa aku tidak membenci hal ini, aku-"

"Aku akan menggugurkannya." Potong Eve dengan begitu singkat dan begitu jelas.

Aku di buat tersentak mendengar hal itu, mataku membulat sempurna sambil menatap tak percaya ke arah Eve, aku berusaha menatap matanya untuk mencari penyesalan di sana, namun hasilnya nihil, mata itu menunjukkan kesungguhan seolah Eve akan benar-benar menggugurkan calon bayi kami.

Bersambung.......

Huwaaa aku nangis😭😭

       Seperti biasa guys, 350 Vote + 100 Komen = Update!!!

Payback Of Princess Evelogia || AdultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang