Setelah kejadian itu, Rion segera membawa Eve pulang ke mansion sebelumnya. Ia meracik sendiri ramuan penekan Heat yang saat itu di bicarakan oleh dokter di Kerajaan Lameron.Rion membantu Eve untuk meminum obatnya, namun berkali-kali Eve menumpahkan obat itu. Tak ada pilihan lain, akhirnya Rion menggunakan metode dari mulut ke mulut agar Eve bisa meminum semua obatnya.
Setelah beberapa menit, tubuh Eve mulai membaik, dan Eve tertidur. Sementara itu Arsene terus menangis tanpa alasan, akhirnya Rion memilih menjaga Arsene dan Eve secara bersamaan.
Beberapa jam berlalu, Eve terbangun tepat di jam 2 malam, namun Eve tetap diam tanpa ingin membuka suara sedikitpun. Rion menyadari hal itu, Rion memilih untuk diam di samping Eve, menunggu Eve untuk berbicara dengannya.
Beberapa saat berlalu, namun keadaan masih hening. Eve menatap ke arah jendela dengan kursi di depannya, tanpa sadar ia teringat akan kenangan beberapa bulan lalu, kenangan manis yang meninggalkan kesedihan di hatinya.
Air mata jatuh membasahi pipi Eve, entah kenapa hatinya terasa di remas mengingat kebahagiaan yang ia rasakan beberapa bulan terakhir di mansion ini. Semua itu sungguh seperti mimpi baginya. Arion menyadari tangisan Eve, tangannya terkepal erat seolah menahan sesuatu.
"Bagaimana bayinya?" Tanya Eve dengan suara seraknya.
"Dia ada bersama Ron." Jawab Rion.
Keadaan kembali hening sejenak. Tanpa sengaja Eve melihat lukisan manis Arsene yang berukuran kecil tepat di atas meja di sampingnya. Eve menatap lukisan itu dalam, hatinya kembali terenyuh.
"Dia sangat kecil..." -Batin Eve.
"Kau tidak bertanya apapun?" Tanya Eve dengan suara yang bergetar.
Rion tak menjawab, keadaan kembali hening.
"Kau membenciku, bukan?" Tanya Eve lagi. Namun Rion tetap tak menjawab, suasana hening itu kembali terasa.
Eve menggertakan giginya, tangannya meremas ujung selimut dengan kuat, Eve pun berbalik menghadap Arion. "Katakan! Kau membenci ku! Dan kau ingin membunuh ku! Iya bukan--" Teriak Eve terpotong.
"IYA!!!" Bentak Arion yang langsung berbalik menerjang tubuh Eve kasar, mengunci tubuh itu di bawahnya. Tangan Rion terulur menyentuh leher Eve seolah akan mencekiknya.
DEG.
Mereka saling tatap, Eve bisa merasakan kesedihan yang mendalam serta amarah dan kekecewaan di mata Arion. "Kenapa..? Kenapa kau pergi meninggalkan aku?" Tanya Arion.
Eve tertegun.
"Aku., Apa kau tahu? Di hari aku tak melihat mu, aku berkelana bagai orang gila. Setiap malam ku, aku selalu mendengar suaramu gemerincing di telingaku seperti guntur sebelum badai." Ujar Arion yang berhasil membuat Eve terpaku.
Rion meremas bantal di samping Eve, "Aku ingin mencari mu, tapi aku tak bisa karena Arsene." Ucap Rion.
Keadaan kembali hening sejenak.
"Aku., Aku sudah membuang banyak waktu karena ku pikir itu akan merusak segalanya. Dan itu akan membuat mu lebih membenciku, aku takut kau pergi."
Eve masih diam.
"Tapi, jika saja aku tahu kalau aku tak akan punya kesempatan memberitahu mu. Aku akan mengatakannya lebih dari seribu kali."
Eve menyadari sesuatu, "T-Tidak., jangan! Jangan katakan itu." -Batin Eve.
"Evelogia Mourino De Holton, aku sangat menyukaimu, aku mencintaimu." Ucap Rion dengan tegas.
Detik itu air mata jatuh melewati celah mata Eve, Rion mengulurkan tangannya menghapus air mata Eve serta mengecup keningnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payback Of Princess Evelogia || Adult
Fantasy⛔𝐌𝐀𝐓𝐔𝐑𝐄 𝐂𝐎𝐍𝐓𝐄𝐍𝐓 ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴊᴀᴅɪɴʏᴀ ᴊɪᴋᴀ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴘᴜᴛʀɪ ᴛᴀɴᴘᴀ sᴇɴɢᴀᴊᴀ ᴍᴇɴɢʜᴀʙɪsᴋᴀɴ ᴍᴀʟᴀᴍ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴘᴇɴᴇʀᴜs ᴅᴜᴋᴇ ᴅᴀɴ ʙᴇʀᴀᴋʜɪʀ ʜᴀᴍɪʟ? ᴀᴘᴀʟᴀɢɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ sᴜᴅᴀʜ ᴍᴇɴɢɪʙᴀʀᴋᴀɴ ʙᴇɴᴅᴇʀᴀ ᴘᴇʀᴍᴜsᴜʜᴀɴ sᴇᴊᴀᴋ ᴘᴇʀᴛᴀᴍᴀ ᴋᴀʟɪ ʙᴇʀᴛᴇᴍᴜ. sᴇʙᴇɴᴀʀɴʏᴀ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀᴊᴀᴅɪ...