Keesokan harinya, mereka melanjutkan membersihkan rumah. Membersihkan rumah seluas 400m² dengan dua lantai harus memakan waktu 2 jam karena di selingi dengan pertengkaran .
"Hah, capek banget" keluh Tara dan di hadiahi tatapan tajam dari Chandra.
"Gimana ga capek, lha lu sama gue malah kejar-kejaran goblok. Mikir dikit kek" sinis Chandra.
"Lha lu juga jailin gue! Dah tau gue males ya males" balas Tara.
"Gue aduin mbak Dewi enak nih. Yang liburan ntar cuma gue seorang" ancam Chandra sambil memainkan ponselnya. Oh tentu Tara tidak terima, ia mencoba mengambil paksa ponsel milik Chandra. Tapi sayang, Chandra lebih cekatan dan segera menyimpan ponselnya didalam saku.
"Bawa sini gak hp lu!"
"Lah ini hp gue ngapa kudu gue kasih lu?"
"Bawa sini gak?!" Chandra tetep kukuh, biarin Tara bawel terus ntar juga capek tuh anak. Bukannya ga mau kasih sih, cuma dia ga mau Tara tahu kalau wallpaper massage dan lainnya berfotokan Tara. WKWKWKWK.
"Hah gabuttt" keluh Tara, tadi sudah diem karena capek debat sama Chandra sekarang gabut.
"Ti, ngonten yuk!" Ajak Tara tiba-tiba.
"Serah, asal ga aneh-aneh" ucap Chandra.
"Ga aneh-aneh, paling gue suruh lu kubur hidup-hidup" mengatakan itu, dahi Tara di jitak kencang oleh Chandra.
"SAKIT ANJING" umpat Tara sambil mengelus dahinya.
"Makanya, jangan gila lu" ucap Chandra ikut mengelus kepala Tara. Jantung Tara berhenti seketika rasanya.
"Dari pada lu gabut, mending ke swalayan. Oh ya lu udah di kabarin mbak Dewi kan? Lusa sudah masuk sekolah" Tara menganggukkan kepalanya. Dan langsung pergi ke kamarnya, membuat Chandra menaikkan sebelah alisnya, heran.
Tara kini telah turun dari tangga sambil membawa peralatan untuk konten sehari-hari dia.
"Ngapa lu bawa kayak gituan?" Heran Chandra
"Mau ngemis. Ya mau ngonten lah bego" sinis Tara. Buta apa dia, padahal dia udah jelas-jelas membawa kamera dan peralatan lainnya.
"Ya sapa tau lu mau jual diri?" Seketika bibir Chandra di tabok Tara.
"Sakit njir"
"Mulut lu lemes banget anjir"
"Gue cuma bercanda?"
"Nyenyenye, gue jual lu aja lah njir"
"AYO DAH KITA BERANGKAT""Sabar gue belum ganti baju"
"Halah lu mah cuma ambil jaket doang"
"Bodo"
Kini Chandra memasuki kamarnya untuk mengambil jaket. Tara yang masih di ruang tamu segera menyalakan kameranya.
"Halo guys! Jumpa lagi dengan gue, Langit! Gile, sudah berapa lama nih gue ga ngonten gini? Dua minggu? Wkwkwk. Kalian pasti dah denger kan gue pindah sekolah? Haduh, udah kelas 12 malah pindah sekolah. Ini bukan kemauan gue guys, tapi terpaksa. Jadi hari ini-"
Belum sempat mengatakan tujuannya, Chandra nongol dengan berkata.
"Kita ke tempat sewa mobil dulu, Mas Okta belum kirim mobil" ucap Chandra yang tidak sadar bahwa Tara tengah melakukan kontennya.
"Oh? Sorry. Gue sendiri aja dah. Lu tunggu di sini. Ga jauh" lantas Chandra meninggalkan Tara sendirian menuju tempat sewa mobil. Tara diam selama beberapa detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bima Sakti - Renhyuck
FanfictionBima dan Sakti adalah sahabat sejak kecil, bukan sahabat seperti pada umumnya tetapi mereka terlihat seperti musuh. Suatu hari istri kakaknya memberikan sebuah ide gila dan yang lebih gila mereka menyetujui itu. Nerd, definisi seseorang dengan paka...