1.2 : Pindah

480 82 2
                                    

Waktu menunjukkan pukul 14.08. Mereka telah sampai di tujuan mereka. Di sebuah rumah sederhana berwarna abu-abu dengan pagar berwarna hitam. Mereka melihat sekitar kawasan rumah ini, asri dan nyaman. Para tetangga pun tidak saling berdekatan. Dewi lantas menjalankan rencana yang ia pikirkan tadi.

"Ini dulu rumah mbak sebelum kenal sama mas mu, kalian jaga baik-baik. Dann dalam menjalankan tantangan ini ada syaratnya" ucap Dewi yang membuat kedua pemuda itu waspada.

"Pertama, kalian tidak bisa menggunakan nama panggilan kalian sehari-hari. Bima kamu dipanggil Tara dan Sakti kamu dipanggil Chandra"

"Kedua, kalian dilarang menggunakan barang terkenal. Kecuali kalian ingin melakukan konten atau pasang foto di ig kalian"

"Ketiga, setiap hari kalian update foto kalian lagi ngapain ke mbak, awas saja tidak kirim!"

"Keempat, mbak akan kasih kartu kredit ini. Ini kartu kredit mbak, kalian kalau mau belanja bulanan pakai kartu ini. Agar mbak bisa melihat kalian beli apa aja dengan kartu itu"

"Kelima, jangan ada yang bertengkar, mbak ada mata-mata yang sudah mbak siapkan"

"Dan terakhir, setiap minggu kalian kencan. Terserah di mana saja, asal bersama tanpa ribut. Kalian bebas mau nerd atau tidak." Jelas Dewi panjang lebar.

"Mbak, kenapa kita harus kencan?!" Pekik Bima, ah sekarang kita panggil mereka dengan nama panggilan baru mereka. Tara tidak setuju dengan syarat terakhir, yang lainnya sih fine aja.

"Turuti atau kalian akan di kurung bersama dan tinggal satu rumah selamanya! Paham?!" Seru Dewi.

Tara hendak membuka mulut, tapi Chandra segera menyela.

"Sudah Bim, terima aja napa? Ga berat juga. Capek juga debat sama lu" ucap Chandra dengan segala kepasrahan.

"Ya sudah kita setuju!" Final Tara.

"Good boys. Tantangan ini bakalan selesai saat mbak sudah lahiran anak kedua mbak ini. Bila ada yang ngelanggar, siap-siap mbak beri kalian hukuman!" Ancam Dewi.

"Iya mbak, iya" jawab mereka berdua serempak. Tapi dalam hati 'what the fuck'.

"Gue mo nanya nih mbak, misal gue lagi rut siapa yang ngurus gue? Ya kali samping gue?" Tanya Tara. Dewi menghela nafas, keras kepala sekali anak ini.

"Lu tuh omega Bima sayang~ jadi lu heat, ngerti? Ya kalau heat ya tinggal lu usir aja tuh Sakti dari sana. Eh tapi gak apa deh kalau kalian mau nganu" mendengar itu keduanya segera berteriak.

"GAK SUDI!"

"Galak amat. Mbak yakin sih kalian itu mate" ujar Dewi enteng. Sedangkan mereka berdua merapalkan doa agar mereka tidak menjadi mate.

"Nah, ini semua barang kalian sudah mas turunin. Silahkan kalian berkemas" ucap Leo yang sedari tadi menurunkan barang adik dan sahabat adiknya.

"Bantu masukin kedalam lah. Capek kita" melas Tara.

"Heh su, lu tuh mageran mulu ye. Mas Leo dah nyetir dan ngangkat barang kita ke mobil dan di keluarkan. Pantes akhlak lu tipis banget" Kesal Chandra.

"Adik idaman sekali kau Ti. Jangan jangan lu adik gua ya Ti dan Bima bukan adik gua ya?" Heran Leo.

"Mas Leoo~ kenapa kau jahat~" manja Tara kepada kakak nya.

"Hoek, jijik Bim!" Ucap Chandra dengan postur ingin muntah.

"HEH SAKTI ALKE-" belum sempat selesai bicara ada suara seram yang memotong perkataan Tara.

"Ekhm, kalian mau mbak apakan?" Tanya Dewi sambil melihat kedua adiknya berserta suaminya.

Bima Sakti - RenhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang