3.1 : Test

611 83 4
                                    

Cw//kalimat frontal, sedikit nsfw, blood

Hari ini seharusnya mereka sudah berada di sekolah tapi karna kondisi Tara yang belum pulih ia memutuskan untuk ikut izin, dan sore nanti, Raffi akan menginap di rumah mereka (Chandra-Tara). Dirinya kini bersiap mencari kost yang dekat dengan sekolahnya, ia tidak mempermasalahkan harga, baik itu murah atau mahal, asal dia nyaman saja.

Sebelum berangkat dirinya mempersiapkan sarapan untuk Tara dan dirinya. Yang jelas dirinya tidak memasak, ia masih ingat seberapa banyak makanan yang Tara pesan semalam. Jika tidak di makan segera, ia bisa kena ceramah mbak Dewi satu minggu penuh karna melakukan pemborosan walau bukan dirinya yang memesannya.

Saat tengah memanaskan, Chandra melihat Tara yang baru saja bangun tidur berjalan menuruni tangga. Tidak ada dinding atau sekat antara tangga dan dapur sehingga ia bisa melihat wajah bantal milik Tara dari kejauhan, sungguh menggemaskan.

Tara sedikit linglung saat berjalan menuruni tangga, Chandra melihat apa yang akan terjadi. Tara berjalan ke arah dapur karna aroma makanan yang tengah di panaskan Chandra, gulai.

Kini Tara sudah ada di hadapan Chandra yang melihat dirinya sedari tadi. Entah dorongan apa yang membuat Tara ingin memeluk Chandra, yang terlalu peluk-able.

Chandra terkejut lantas mengelus surai madu itu. Ia kira saat Tara terbangun akan kembali seperti semula, tapi tidak, ini jauh lebih manja dari kemarin.

Oh My God! Mengapa Tara begitu cantik saat ini? Ia tidak tahan ingin mencubit pipi gembil itu tapi ia harus menunda tangannya itu karna aroma sedikit hangus menyeruak di indra penciumannya.

"Lepas dulu bentar. Ntar itu gosong" ucap lembut Chandra berusaha melepaskan pelukan. Sedikit lega saat Tara melepaskan pelukannya, tapi ia di kejutkan kembali oleh Tara yang kini memeluknya dari belakang, back hug.

Ia harus menahan semua gejolak yang ada di lubuk hatinya. Ia berusaha bergerak walau sedikit susah karna Tara yang tengah memeluknya sesekali mendusalkan kepalanya di tengkuk Chandra.

Akhirnya gulai itu telah terletak di piring saji lalu berusaha berjalan menuju meja makan, jangan lupakan Tara yang masih memeluk Chandra.

"Makan dulu sini. Isi tenaga dulu" Chandra sebenarnya heran, mengapa dirinya bisa menjadi selembut ini? Iya dia menyukai Tara, tapi selama ini ia menunjukkan lewat adu mulut mereka bahkan mengeluarkan kata-kata kasar. Tapi sekarang, ia malah menunjukkannya dengan lemah lembut layaknya Tara itu benda yang amat rapuh.

Tara masih enggan melepaskan pelukan itu dan malah semakin mengerat. Sepertinya ia masih ketakutan, wajar tapi ia tidak bisa duduk kalau seperti ini.

"Kita makan dulu okey? Nanti peluk lagi. Duduk di pangkuan gue mau?" Syukurlah Tara melepaskan pelukan itu dan dirinya mulai duduk, Tara pun ikut duduk tapi di pangkuan Chandra. Mereka memakan sarsi (sarapan-makan siang), dengan Tara yang duduk di pangkuan Chandra, dan Chandra memakan makanannya tak lupa menyuapi Tara.

"Ekhm, seru amat. Habis kawin ya?" Ucapan blak-blakan keluar dari mulut Raffi. Ya dirinya sudah lelah mengetuk pintu berwarna coklat itu hingga ia memutuskan langsung memasuki rumah itu. Ia tidak berekspektasi bahwa dirinya akan di suguhi pemandangan seperti ini. Untung sempet ia foto, tak lupa ia akan kirimkan kepada Dewi.

Chandra terkejut akan datangnya Raffi secara tiba-tiba. Mana ni Tara ga bangun-bangun dari duduknya, dirinya sebenarnya malu. Karna Raffi tahu perasaan dirinya terhadap Tara. Terpaksa ia membiarkan Tara ada di pangkuannya.

"Bukannya lu ke sini ntar sore? Bukannya sekolah?" Heran Chandra dan jawaban Raffi yang lumayan frontal membuat dirinya terkejut.

"Pulang cepet, terus ke sini. Dan malah melihat orang yang sedang melakukan zina. Untung belum melakukan adegan bercocok tanam alias ngeuwe" sialan, mana mungkin dirinya berani seperti itu. Atau iya?

Bima Sakti - RenhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang