18.

3 2 0
                                    

Hari ini Zea dan Karin pergi ke bandara untuk menjemput Yuda. Setelah seminggu kepergian Yuda ke luar negeri. Mereka pun kini tengah duduk menunggu kedatangan Yuda. Kurang lebih mereka menunggu 30 menit, akhirnya Yuda pun sampai dengan membawa koper besarnya.

"Wihh sapa ni? Makin kece aja" ucap Karin.

Yuda pun memegang dahi Karin. "Ga panas sih tapi kok tumben-tumbenan, kesambet dimana lo? Eh tapi makasih banyak lho udah muji gue, akhirnya lo sadar juga kalo gue itu kelewat tampan" ucap Yuda sambil menaik-turunkan alisnya

"Kata gue juga apa Rin, Yuda mah jangan di puji. Semakin di puji semakin ga tau diri"

Karin pun menyingkirkan telapak tangan Yuda di dahinya. "Serba salah deh sama lo Yud, lo tuh maunya gimana?".

"Maunya sih di sayang dengan sepenuh hati".

"Kukasay ya" celetuk Zea membuat yang lainnya bingung.

"Apa kukasay?" Tanya Yuda.

"Kurang kasih sayang hahaha".

Yuda pun mengusap rambut Zea dengan lembut. "Kamu jangan ngeselin ya, nanti gue tendang ke gurun pasir. Mau lo?"

"Jangan marah-marah mulu, ntar cepet tua. Terus ga ada yang mau lagi sama lo. Mau lo?" Telak Zea tak mau kalah.

Tanpa mereka sadari, ternyata Karin sudah tidak ada disampingnya. Ia sudah pergi lebih dahulu ke mobil nya.

"Tuhkan Karin ninggalin, gara-gara lo sih Yud" ucap Zea dengan tatapan garangnya.

Yuda pun merangkul pundak Zea, "Yaudah ayok sayang kita nyusul Karin"

Zea pun kembali menepis tangan Yuda. "Jangan macem-macem" peringat Zea.

"Ampun tuan putri" setelah itu Yuda pun menarik tangan Zea untuk segera pergi ke mobil.

****
"Lama banget sih kalian, gue udah laper nih" ucap Karin.

"Sorry bestie. Biasa nih bocah ngeselin" ucap Zea sambil menunjuk Yuda.

Yuda hanya mendelik melihat Zea. "Yaudah ayok kita cari makan dulu. Tenang gue traktir"

"Gasskeun" ucap mereka bersamaan.

Saat diperjalanan, Yuda mencari cenderamata ditasnya untuk diberikan kepada sahabat setianya. Yuda memberikan gantungan kunci bergambar sebuah pulau yang ada di negara Kanada.

"Nih" ucap Yuda sambil memberikan gantungan kunci tersebut.

"Wihh, apa nih?" Ucap Zea sambil memutar-mutar gantungan kunci itu.

"Hemm, pura-pura gatau. Dasar bocil" ucap Yuda.

Zea menatap Yuda dengan tatapan tajam. "Basa basi aja".

Karin pun membuka suara. "Kok semua sama Yud? Dari gambar sampe warnanya?". "Eh tapi makasih banyak lho"

"Biar ga ada iri diantara kita" ucap Yuda di akhiri dengan kekehan. "Iya atuh sami-sami"

"Dih bahasanya. So iye nih" ucap Zea. "Eh btw, thank's lho. I like".

"Dih markonah, SSGD. Iyaa, Your welcome".

"SSDG? Bahasa apa lagi tuh?".

"SUKA-SUKA GUE DONG".

"Ciailah, disingkat-singkat mulu kek anak tk".

Yuda hanya terkekeh.

Sekitar 20 menit, mereka pun sampai di tempat makan.

"Makan sepuasnya ya, gue gamau sampe ada berita di tv, dengan topik berita.... "2 wanita ditemukan pingsan. diduga karena belum makan sejak menunggu temannya di bandara". Ucap Yuda dengan nada seperti pembaca berita sambil memilih-milih makanan.

Zea dan Karin pun tertawa lepas mendengar ucapan Yuda.

"Hahaha padahal gue tadi hampir mau pingsan tau" ucap Karin.

"Sama gue juga" timpal Zea.

"Jangan gitu dah, jangan sampe kalian pingsannya janjian"

"Ga janjian sih, cuma barengan aja. Hahaha" ucap Zea.

Beberapa menit kemudian makanan mereka pun datang. Setelah mereka selesai makan, mereka pun langsung pulang kerumah masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang