1. Naughty Kiss

515 111 294
                                    

"Kalo bukan karena demi dapat nilai, males gue kesini," keluh Akira Sakata, murid SMA semester tiga itu berjalan dengan lesu setelah berjam-jam duduk di kursi penonton. Ia dan teman-temannya saat ini ada di stadion, dipaksa guru olahraganya untuk mendukung perwakilan sekolah dalam kompetensi tenis meja dengan iming-iming nilai yang bagus.

"Perwakilan sekolah kita memang the best dah."

"Nggak nyesel gue datang"

"Pas dia ngelap keringat, lo lihat? Meleyot gue cok."

Teman-teman sekelas Sakata saling membahas mengenai pertandingan barusan. Sakata saja yang plonga-plongo karena selama pertandingan ia hanya fokus bermain game di ponselnya.

Sakata menghentikan langkahnya. Atensinya tertuju pada seorang gadis dengan wajah ceria sedang bersenda gurau dengan teman-temannya.

Senyumnya begitu manis, bahkan Sakata tidak bisa berpaling darinya hingga tiba-tiba tatapan mereka bertemu, seketika Sakata mengalihkan pandangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyumnya begitu manis, bahkan Sakata tidak bisa berpaling darinya hingga tiba-tiba tatapan mereka bertemu, seketika Sakata mengalihkan pandangannya.

"Gue kayak pernah lihat dia. Tapi dimana ya?"
















🍣
••••⚛️••••

Seorang remaja laki-laki berseragam SMA sedang tiduran di kursi tepat di bawah pohon beringin belakang kelas yang berhadapan dengan lapangan sekolah. Berselimut seragam putihnya dan memakai bantal yang dibawanya dari rumah.

Akira Sakata, ia membolos pelajaran pertama hari ini karena semalam ia main game sampai subuh. Kalau ketiduran di kelas ntar dimarahi guru, alhasil ia rebahan di sini tak peduli ada kucing berak di sampingnya.

Namun baru sebentar ia terpejam, tiba-tiba ada yang memukul wajahnya dengan kamus.

"Siapa sih, nggak tau apa orang lagi ngantuk ...."

Sakata membuka matanya perlahan, dilihatnya ada seseorang dengan logo osis di lengan kanannya, berdiri menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakata membuka matanya perlahan, dilihatnya ada seseorang dengan logo osis di lengan kanannya, berdiri menatapnya.

"Dasar beban. Masuk kelas sana," perintah sang ketua osis, perempuan dengan model ikatan rambut ponytail mengernyitkan dahinya pada Sakata. Ia adalah murid kelas 12 bernama Urata.

Takahashi Urata adalah ketua osis di sekolah yang mayoritas adalah laki-laki ini. Ia dikenal tegas, cerdas dan disegani para siswa bahkan oleh guru-guru.

Sakata juga dibuat terkejut, karena gadis yang menarik perhatiannya kemarin ternyata adalah ketua osisnya. Pantas aja ia merasa familiar dengan wajah gadis itu.

"Lah, senpai sendiri di luar nih? Beban juga dong," celetuk Sakata kepada seniornya itu.

"Gue tadi mau ke toilet dan ngeliat kek ada tumpukan sampah dari kejauhan. Eh ternyata beneran ada sampah. Sampah masyarakat."

Meskipun kata-kata tersebut adalah sebuah ujaran tidak baik, namun bagi Sakata itu adalah sebuah pujian. Mendengar suara gadis itu saja sudah membuatnya senang.

Urata memicingkan matanya, mengamati penampilan Sakata yang sangat tidak rapi. Seragamnya tidak dipakai tetapi malah memakai sweater. Celana bagian lututnya sobek, dan ada saus pentol di dekat kantong celananya.

"Lo niat sekolah nggak?"

"Bwahahahah tentu. Tidak."

Urata menggelengkan kepalanya, melihat Sakata dengan tatapan datar.

"Pakai baju seragammu."

Sakata menaikkan sebelah alisnya dengan salah satu sudut bibirnya yang sedikit terangkat sembari mengancing bajunya. "Sudah."

"Mana dasimu?"

Sakata mengeluarkan dasi dari saku celananya dan memakainya dengan malas.

Urata dibuat geregetan dengan adik kelasnya itu. Memasang kancing pun tak benar, masih ada kelebihan dua kancing di bawah yang belum terkancing. Ia pun membantu Sakata memakaikan dasi dan memperbaiki kancingnya agar cepat selesai.

Sakata melirik ke bawah, menatap senpai manis yang lebih pendek darinya itu nampak serius memasangkan dasi di lehernya.

"Kaichou, apa ... kamu juga baik ke semua orang?" tanya Sakata.

Urata mendongak, menatap Sakata dengan dahi berkerut. "Mulai kegeeran lo? Hmph. Ya lah ... gue baik ke semua-"

Pupil Urata melebar, adik kelasnya itu tiba-tiba menarik dagunya lalu meraup bibir merah mudanya, mengulum dengan lembut hingga beberapa detik kemudian baru Sakata melepaskannya.

Sakata menatap kakak kelasnya itu dengan tatapan sendu. "Urata kaichou-"

Sebuah tamparan mendarat di pipi Sakata. Sedikit terkejut, namun ia lebih terkejut saat melihat Urata menatapnya dengan marah dan mata berkaca-kaca, kemudian pergi meninggalkannya seorang diri.

Sakata tertunduk, hatinya bertanya-tanya. Apakah Urata kini membencinya?

To be Continued

10-01-22

🍣

Anjer nambah utang lagi. Sorry, gue akhir-akhir ini makin edan sama Urata dengan model ponytail dan udah lama banget pengen buat fanficnya (◐∇◐*)


Kalau kamu enjoy sama ceritanya, jangan lupa tinggalkan jejak.

Muchas Gracias.

Meongku : Ruby_Zoisite

『𝕸𝖞 𝕶𝖆𝖎𝖈𝖍𝖔𝖚』 ✔ 𝚂𝚊𝚔𝚊𝚄𝚛𝚊 𝚂𝚎𝚗𝚂𝚑𝚒𝚖𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang