9. Dog vs Fox

187 71 179
                                    

Akira Sakata berdiri di depan lemari kaca berisi jajanan manis dengan bentuk-bentuknya yang lucu. Jarinya menelusuri jejeran kue itu, mempertimbangkan mana yang akan dibeli.

"Meongku suka warna ijo. Kue red velvet-nya nih nggak ada yang ijo?" tanya Sakata pada Meychan, si penjual kue.

"Bang, namanya udah RED berarti ya merah. Ntar nunggu gue buat inovasi baru, Green velvet atau Green Screen kah. Oh ada noh ijo, bolu pandan. Halal, mamah tau sendiri."

Laki-laki yang selama berjam-jam bingung memilih itu, akhirnya membeli sekotak red velvet cake, untuk siapa lagi kalau bukan si gadis bermarga Takahashi alias si ketua osis. Weekend ini ia berencana berkunjung ke rumah Urata.

•••☣️•••

Seorang gadis manis dengan model rambut ponytail sedang memasang sepatu di teras rumahnya. Sementara Senra sudah menunggunya di luar pagar.

 Sementara Senra sudah menunggunya di luar pagar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Ilustrasi outfit Urata]

Ia meminta Senra untuk menemaninya pergi ke pusat perbelanjaan, mencari perlengkapan untuk persiapan festival budaya.

"Lo beneran nggak sibuk, Sen?"

"Ntar siangan sih baru gue ada janji sama klien, jadi sekarang mau jalan-jalan dulu dah."

Urata menoleh ke kanan dan ke kiri, mengamati sekitarnya. "Ntar kalo ada yang lihat kita gimana? Gue nggak mau ada kesalahpahaman lagi."

Senra pun menjelaskan bahwa ia sudah menjinakkan para fansnya. "Selain itu, Sakata masih mau jadi pacar boonganmu, kan."

Urata mengangguk paham. Tiba-tiba atensinya terfokus pada benda mengkilat di telinga Senra. "Sen, lepas itu anting lo. Cowok kok pake anting, mana dobel gitu di satu kuping."

Senra menutup telinganya dan selangkah menjauh dari Urata. "Aku ... kemarin habis endorse jaket. Peranku jadi badboy. Keren kan. Boleh ya pake ini?"

"Ntar dikira yang lain ... gue ketua osis yang pilih kasih, mentang-mentang lo temen deket gue."

"Susah ngelepasnya ...."

"Sini gue yang lepaskan."

Senra merendahkan tubuhnya sejajar dengan Urata agar gadis itu bisa membantu melepaskan anting yang dipakainya.

"Awas! Jangan dipake kalo di sekolah. Dah ayok cepat berangkat, ntar ketinggalan bis." Urata hendak merangkul Senra. Namun laki-laki itu lebih tinggi darinya hingga tangannya tak sampai.

"Padahal dulu lo cuma sepundak gue, Sen," keluh Urata.

Senra melingkarkan lengannya di pundak Urata. "Yaudah, aku aja yang begini." Remaja laki-laki penyuka warna kuning itu menyeret Urata menuju halte.

『𝕸𝖞 𝕶𝖆𝖎𝖈𝖍𝖔𝖚』 ✔ 𝚂𝚊𝚔𝚊𝚄𝚛𝚊 𝚂𝚎𝚗𝚂𝚑𝚒𝚖𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang