8. Coffe or Heart

207 73 112
                                    

Sakata dan Urata keluar dari persembunyian mereka, membuat para penggemar Senra menghampiri mereka dan langsung menghujat Urata.

"Maaf ya, gue sama Senra nggak ada apa-apa. Karena gue udah punya p-pa-pa-"

Urata terlalu malu untuk mengakui Sakata adalah pacarnya. Meskipun mereka melakukan ini hanya untuk kebohongan publik.

"Gue pacarnya gaes!" Sakata meneruskan ucapan Urata.

"Alah bang, lo cuma mau ngelindungi tuh cewek aja kan? Sering gue mah baca beginian di wattpad."

"Ho'oh gimik ae."

"Nggak nampak kayak orang pacaran."

Urata bernapas gusar dengan dahi berkerut. Tiba-tiba ia menarik dasi Sakata sehingga badan kouhai-nya itu merendah lalu mengecup singkat pipinya.

"Masih belum percaya, kalian?" tanya Urata pada gadis-gadis di hadapannya.

Sakata merasa ada kupu-kupu berterbangan di perutnya. Ia berusaha untuk tidak melakukan gerakan meroda seperti di apartemennya.

Namun ia tidak bisa menyembunyikan senyum bodohnya itu.

"Teman-teman sekalian, tau nggak apa yang membuat orang lain di luar sana nampak sukses daripada kalian? Barangkali hatinya lebih luas, bekerjanya lebih tulus. Ia sibuk bekerja dan belajar sepanjang hari, sementara kalian sibuk menanamkan iri dengki dalam hati. Sadar, udah gede. Nggak malu cuma ribut karena kesalahpahaman begini? Kalian pandai mencaci tapi bodoh dalam segi intropeksi diri. Renungi."

Ceramah panjang Urata membungkam para gadis di hadapannya, membuat mereka tertunduk diam.

"Napa nih rame-rame?" tanya Senra tiba-tiba membuyarkan keheningan yang terjadi beberapa saat lalu.

"Lo darimana aja, komang," tanya Sakata.

"Gue tersesat cui. Gede amat ni sekolahan dah."

Melihat kehadiran idolnya, para gadis menye-menye itu serentak menghampiri Senra bak lalat yang mengerubungi ta*hu.

Urata enggan ikut campur lagi dan memilih pergi dari hadapan mereka sembari memijat pelipisnya.

Sakata menyusul Urata. Saat dirasa sekitar tidak banyak orang, Sakata menahan pundak gadis manis di hadapannya itu.

"Kaichou-"

"Yang tadi jangan dianggap serius, Sak."

"Kenapa? Hohoho. Pacaran beneran aja sekalian, nggak apa-apa kan?"

Urata menghela napasnya, membalik badan dan sedikit mendongak menatap Sakata.

"Lo udah punya Shima-san masih aja ngedeketin cewek lain."

Sakata memicingkan matanya, menatap Urata dengan intens. "Kalau jodohku kamu, dia bisa apa-"

Tiba-tiba gadis ber-ponytail itu menampar Sakata sembari menatap dengan nanar. "Tampang gudboi, hati pakboi, di mulut manis, kelakuan najis-"

Itu mulut apa paquy kok pedes banget.

Urata menarik napasnya sebentar lalu melanjutkan ucapannya dengan nada melemah. "Kamu hanya singgah. Harusnya aku kasih kopi, bukan hati."













🍣

•••⚛️️•••

Hari sudah semakin sore, seorang gadis berwajah manis dengan peluh di wajah melambaikan tangan kepada teman-temannya yang baru saja selesai berlatih tenis.

『𝕸𝖞 𝕶𝖆𝖎𝖈𝖍𝖔𝖚』 ✔ 𝚂𝚊𝚔𝚊𝚄𝚛𝚊 𝚂𝚎𝚗𝚂𝚑𝚒𝚖𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang