5. Sleep with Me

159 75 141
                                    

Sakata mengarahkan kamera ponselnya, merekam Urata dengan sifatnya yang berbeda 361 derajat itu.

"Lepasin! Lo ngebuat celana gue kusut, Urata!" protes Sakata dengan meninggikan suaranya. Berpura-pura memarahi Urata.

Urata semakin erat memeluk kaki Sakata sambil terisak. "Iya maapkan aku pak. Tapi sekusut-kusutnya celananya bapak, masih lebih kusut kisah cinta bapak."

Meskipun di alam bawah sadar, masih aja nge-roasting orang.

"Kenapa kamu mencuri!" Sakata melanjutkan dramanya. "Mencuri hatiku, maksudnya".

"Iya maap pak polisi ... tadi aku beli sepeda trus nggak sengaja nginjak tai," jawab Urata dengan random, tidak jelas dan setengah sadar sembari merengek.

Sakata tertawa terpingkal-pingkal tanpa suara ketika merekam senpai-nya itu. Ia sampai memegangi dadanya yang masih nyeri karena menertawakan Urata.

"Siapa kamu sebenarnya?!" tanya Sakata dengan suara yang diubah seperti suara seorang tentara.

Seketika Urata berdiri, mengangkat tangannya dan hormat kepada Sakata. "Saya satpol!"

"Makanan apa yang nggak kamu suka?"

"Siap! Kentang!"

"Di mana rumahmu?"

"Siap! Ada di sana, nggak kubawa pak."

Sakata mencubit pahanya agar tidak mengeluarkan suara tawa. "Oke. Siapa nama orang yang kamu benci?"

"Sakata pak."

Hanya bisa membatin, a**su as**u.

"Kalau begitu ... siapa nama orang yang kamu suka?"

"Sakata ...."

"Oke, trus-HEEEH?!!" Sakata mem-pause videonya. Apa barusan ia salah dengar? Ia pun mengecek videonya kembali dan benar saja, barusan ia mendapati pernyataan suka dari Urata.

Sakata salah tingkah, baper tingkat tinggi, sampai tak sadar memasukkan bungkus micin ke mulutnya lalu memuntahkannya. Ia beberapa kali jungkir-balik sampai yang terakhir ia harus merasakan sakit, karena saat hendak berguling kakinya malah terhantam ke tembok. Bahkan temboknya sampai retak.

Sakata meringis kesakitan sambil mengurut pergelangan kakinya dengan minyak urut GPP. Ia menoleh, melihat Urata kini tidur dengan posisi tengkurap di atas tikar rotannya.

Remaja laki-laki itu ikut tengkurap di dekat Urata, mengusap pelan surai gadis di depannya.

Remaja laki-laki itu ikut tengkurap di dekat Urata, mengusap pelan surai gadis di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakata hendak mengembalikan posisi Urata kembali untuk tidur di kasurnya. Namun saat ia baru saja hendak menggendong Urata, gadis itu perlahan membuka matanya dan Sakata adalah hal yang pertama kali dilihatnya.

"Ngapa mesti terbayang wajahnya, sih ...," keluh Urata. Mengira ia masih di alam mimpi.

"Senpai, sudah sadar?"

『𝕸𝖞 𝕶𝖆𝖎𝖈𝖍𝖔𝖚』 ✔ 𝚂𝚊𝚔𝚊𝚄𝚛𝚊 𝚂𝚎𝚗𝚂𝚑𝚒𝚖𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang