Kushina ingin merasakan yang namanya berciuman, dia sudah lama tak berciuman dengan seorang lelaki setelah Suaminya meninggal dunia. Kushina, seorang janda beranak satu, wanita itu berusia empat puluh lima tahun dan masih single sampai sekarang.
Sang suami meninggalkannya saat putra semata wayangnya itu masih berusia tiga tahun. Tak ada rencana menikah di dalam hidupnya, dia hanya ingin fokus untuk merawat putranya sampai dia dewasa.
Dan sekarang, pemuda yang menjadi putra kandungnya itu sudah bisa mencari uang sendiri, walaupun dia masih tinggal bersama sang Ibu. Kushina senang saat putranya itu memutuskan untuk tetap tinggal bersamanya, karena dia akan sangat kesepian jika putranya itu tak ada.
"Kaasan."
"Ada apa Naruto?"
Sosok pemuda yang dipanggil Naruto adalah putra semata wayangnya, orang yang telah menemaninya setelah suaminya meninggal.
"Aku tak tahu, tapi Kaasan terlihat masih sangat muda."
Kushina terdiam sejenak, kedua pipinya merona setelah mendapatkan pujian dari Naruto. "Naruto, kaasan sudah tua, jadi tak pantas di puji."
Naruto hanya tertawa setelah mendengar bantahan dari Kushina. "Kaasan..."
"Ada apa?"
"Ba-bagaimana rasanya berciuman?"
Kushina menatap Naruto. "Ciuman ya? Kaasan sendiri sudah lama tak melakukannya setelah mendiang Ayahmu meninggal."
"..."
"Jangan bilang jika Sochi ingin mencium kaasan," ujar Kushina dengan nada bercandanya. Namun tak ada tawa yang keluar dari bibir Naruto. "kau serius?!"
"U-um."
Kushina menggigit bibir bawahnya, dia sebenarnya ingin berciuman juga, tapi masa dengan putranya? Kushina takut jika mereka berdua melakukan hal yang diluar batas. "Kau benar-benar menginginkan itu?" Naruto mengangguk kecil. Kushina menghela napas pasrah mendengarnya. "Duduklah di sofa!"
Naruto mengangguk, kemudian berjalan ke sebuah sofa panjang, dia duduk di atas sofa itu. Kushina berdiri di depan Naruto, dia bersiap dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Mari kita mulai."
"Ya kaasan."
Kushina pun duduk di atas paha Naruto, dia meletakkan kedua tangannya pada bahu lebar Naruto, mengusapnya pelan dan mulai merambat hingga memeluk leher pemuda itu, Kushina mendekatkan bibirnya pada bibir Naruto, dia membuka sedikit bibirnya.
Deru napas Kushina menerpa Naruto, Kushina memiringkan kepalanya dan mencium putra semata wayangnya itu. Salah satu tangannya memeluk kepala pirang Naruto dan menekannya.
Lidah mereka saling bersahutan di dalam sana, Kushina menempelkan tubuh depannya pada dada bidang Naruto, posisi duduk Kushina pun mulai berubah-ubah, namun di saat bagian bawahnya menyentuh gundukan celana boxer itu, tubuh Kushina menegang seperti dirinya yang disengat oleh listrik.
Kushina menarik dirinya. "bagaimana?"
"Enak kaasan..."
"..."
"Aku mau lagi, kali ini yang lebih." Kushina mengerutkan dahinya mendengar permintaan Naruto barusan. "Aku ingin lebih kaasan, karena aku mencintaimu..." Naruto meletakkan kedua tangannya pada pinggul ramping Kushina, dia meremasnya pelan. "Kaasan..."
"Naru... Jangan..."
"Tapi kau sudah lama tak berhubungan badan..."
Kushina menggigit bibir bawahnya. "U-untuk kali ini saja, dan ini yang terakhir."
"Tentu, bersiaplah kaasan..."
Keduanya pun kembali berciuman mesra.
...
..
.
Naruto by Masashi Kishimoto