Naruto saat ini sedang duduk di kursi makan dengan sang ayah yang ada di hadapannya, dia melihat Minato sedang membaca sebuah koran di pagi hari sembari menunggu sarapan.
Naruto kebetulan bangun lebih pagi daripada biasanya, dan sekarang sedang menunggu sarapan yang dibuatkan oleh sang Ibu, Kushina. Suasana di ruang makan itu sangatlah biasa, seolah tak terjadi apa-apa di ruangan tersebut
"Bagaimana kuliahmu Naruto?"
"Ah, cukup baik sih."
Obrolan basa-basi Ayah dan ana pun dimulai, pembicaraan itu sangat biasa, hampir tiap hari Minato menanyakan tentang kuliah Naruto, pemuda itu masih tinggal bersama kedua orang tuanya karena rumah mereka dekat dengan tempat Naruto menimba ilmu.
Terlebih Kushina tak mau Naruto kuliah di luar kota atau di tempat yang jauh dari rumah itu.
"Kaasan bersyukur jika kau kuliah di dekat sini." Pandangan Naruto beralih ke sang ibu yang sedang memasak. "Jadi kaasan masih bisa mengawasimu."
"Naruto bukan anak kecil lagi Kushina."
"Tapi dia masih terlihat anak-anak di mataku," balas Kushina sembari tertawa setelah mengatakannya.
"Terserahlah." Minato masih terus fokus pada koran yang dia baca saat ini, pandangan Naruto masih tertuju pada Kushina yang saat ini memakai pakaian yang terlihat seperti remaja perempuan saat ada di rumah. Seperti, tank top, serta celana pendek rumahan yang biasa di pakai anak muda.
Kushina membalikkan badannya, dia merasa sedang di awasi oleh seseorang, wanita itu menangkap Naruto yang terus memandangi dirinya, sebuah senyum menggoda dia keluarkan.
Kushina kemudian memberikan sebuah isyarat dimana dia mengangkat kedua tangannya dengan tangan kanannya yang seolah sedang mengocok sesuatu, lalu tangan kirinya seolah memainkan sesuatu, wajah Kushina sedikit merona dengan senyuman menggodanya pada Naruto.
Putra semata wayangnya itu meneguk ludahnya kasar melihat apa yang diperagakan oleh Kushina saat ini.
Pemuda itu mengingat kejadian tadi malam yang membuatnya tak bisa melupakan kejadian tersebut.
'Sialan, tadi malam kaasan sangat ganas.' batin Naruto ngeri saat mengingat kejadian malam tersebut. 'Kaasan kalau sedang bersetubuh bisa seganas itu.'
Kushina pun kembali fokus pada masakannya.
'Semoga si pirang ini tak mengetahui hal itu.'
...
..
.
End
