.
.
.
Jaehyun sedang memandang gadis manis di seberang mejanya. Wahhhh sangat manis hingga jaehyun ingin meleleh.
Padahal sang gadis hanya terdiam sembari memakan makanan kantin di sekolahnya.
Namanya lalisa brucher, gadis swiss pindahan 5 bulan yang lalu. Ia cukup terkenal karena parasnya yang cantik, kulit putih, hidung mancung, pipi yang berisi dan bibir yang tidak begitu tebal.
Apa lagi matanya yang berwarna biru itu, membuat lalisa semakin di sukai oleh anak SMA cahwoo.
Lalisa tak memiliki teman karena ia sangat menutupi dirinya. Huh! Padahal jaehyun ingin dekat dengannya.
"Lalisa kau di panggil oleh guru kim" lisa melirik dan mengangguk.
Ia tak banyak bicara. Sebelum ia bangkit ia mengambil minuman strawberry kotaknya dan menyedot nya. Lalu is berjalan keluar dari kantin.
Jaehyun mengikuti arah lisa keluar dari kantin "hah sulit sekali"
"Seperti nya kau tidak bisa mendapatkan nya" ujar taeyong
"Wae?"
"Dia terlalu dingin, seminggu yang lalu aku tak sengaja menatapnya. Dia malah menatap balik mataku dengan tatapan yang sangat datar~"
Jaehyun menghela nafas "tak apa Hyung! Jangan menyerah! Aku akan membantumu" haechan merangkul jaehyun
"Benarkah?"
"Iya, dalam doa ku"
"Sialan!" jaehyun menjitak haechan, ia kira dia serius. Taunya penipu!
.
.
.
"Saem katanya kau memanggilku, ada apa?" lisa melangkah masuk kedalam ruangan dengan perlahan.
"Ah sudah datang, tidak aku hanya merindukanmu"
"Berhenti lah kim, aku muak"
"Tapi lisa aku men-"
"Omong kosong, kau bukan mateku taehyung bajingan"
"Persetanan dengan mate, aku tidak peduli lisa!" taehyung berjalan menghampiri lisa bisa terlihat ia sangat marah. Kedua bola matanya berwarna merah dan gigi taringnya yang tajam.
Lisa hanya terdiam, ck membuang waktu.
"Menyingkirlah" ucap lisa
"Tidak!" saat taehyung lebih dekat lisa langsung mendorong taehyung dan menghajarnya habis-habisan
"Fuck! bitch!!" setelah puas lisa bangun dan melompat ke arah jendela.
Lisa berhenti di rooftop gedung sekolahnya dan langsung duduk. Ia memandang arah lapangan yang mulai ramai karena ada murid yang berolahraga.
Lisa berpikir, kenapa harus dia yang menjadi anak terakhir sih?! Malas sekali yang namanya sekolah. Kedua kakaknya sudah tidak sekolah. Mereka bekerja.
Sudah tau lisa benci dengan manusia, malah dia di satukan dengan manusia.
Tatapan lisa berhenti di salah satu siswa bertubuh tinggi. Kalau tidak salah dirinya bertabrakan dengannya kemarin. Lisa merasakan aliran listrik yang mengalir di dalam tubuhnya.
Lalu lisa tersenyum, "mate?"
Senyuman lisa langsung luntur. Ck masa iya matenya manusia! Lisa tidak mau tidakkkkkkkkk.