.
.
.
Gimana kalo kalian tau suami kalian selingkuh? Marah? Sedih? Atau... Biasa aja?
Ya biasa aja dong, buat lisa ngapain harus sedih sama marah. Lisa harus samperin selingkuhannya itu marah-marah terus jambakin dan buat keributan?
Helloooo ga guna banget, yang ada kuku yang baru lisa rawat rusak. Lisa harus tetap slyy dong.
Atau nangis ke suami sambil bilang kenapa? Apa yang salah? Ya engga juga dong.
"Oppa kamu udah pulang hm" lisa samperin sangat suami yang baru aja pulang kerja.
"Iya, cape banget lemburnya"
"Oh ya?" lisa ambil tas suaminya
Lalu dia mulai membuka jas suaminya itu dengan perlahan"
"Kamu lemburnya dimana?" tanya lisa dia masih aja senyum
"Di kantor dong sayang, emang dimana lagi?"
"Oh iya... Aku lupa aku kira kamu lembur di hotel sama H" liaa terkekeh anggun saat melihat tangan suaminya yang mengepal
"Kamu... Tau darimana?"
"Ehh hanni belum kasih tau kamu sayang?"
"Duhhh gimana sih dia" lisa duduk dan pangku tangannya
"Tadi jam makan siang aku ga sengaja ketemu sama dia di kantor kamu, aku mau kasih makan siang. Eh taunya dia juga mau kasih makan siang ke kamu"
"Yaudah deh aku ajak aja makan siang di luar"
"Aku pikir dia spesial but kamu, ternyata biasa aja ya"
"Lisa aku minta maaf" min hoo berlutut di hadapan lisa dia mengenggam tangan halus lisa
"Minta maaf? Buat?"
"Maaf aku udah main api di belakang kamu"
"Aku janji aku ga bakal ngulangin lagi lisa"
"Gimana ya"
.
"Kenalin aku lalisa, kamu bisa panggil aku lisa ya"
Hanni hanya tersenyum gugup "hanni, aku tau kok nama kamu"
Hanni tau betul siapa yang ada di hadapannya ini, dia adalah istri dari kekasih nya.
"Udah berapa lama kamu deket sama min hoo oppa?" lisa meminum wine nya dengan anggun
"M-maaf?"
"Udah jangan akting lagi, jelek"
Hanni hanya meneguk ludahnya kasar, lisa dan dirinya berbeda sangat jauh. Lisa cantik, anggun dan ia adalah seorang bangsawan Inggris. Hanni tidak mampu melawan lisa.
"2 tahun"
"Wahhh lama juga ya" tak lama makanan mereka datang "miss lisa apa mau saya tutup?" salah satu pelayanan menunjuk jendela di sebelah mereka.
"Ga usah, biarin aja"
"Baik miss" setelah pelayan tersebut pergi lisa memotong daging steak di depannya
Sementara hanni hanya menatap daging yang matang dengan sempurna itu.
Lisa lagi-lagi tersenyum ia meletakan daging yang sudah di potong di hadapan hanni dan mengambil piring hanni
"Biasanya bangsawan memotong daging rapi" hanni menatap potongan daging
Sangat rapi.
"Entah kenapa pria itu memilih mu, padahal status ku lebih tinggi darimu"
"Kamu hanya batu kecil dimataku" hanni membeku.
Tangan hanni bergetar.
"Hah~bahkan oppa ga bisa beliin kamu kalung yang lebih bagus"
"Eh bukan beli sih"
Lisa menunjuk kalung yang hanni pakai dengan dagunya "kalo kamu mau tau itu bekas aku, aku udah buang kalung jelek itu harganya juga ga seberapa"
"Tapi kalo di bandingin sama harga diri kamu, masih tinggi kalung itu"
"Maaf ya kamu pasti sakit hati, tapi emang kenyataan gitu sih...""Kamu boleh kok ambil min hoo oppa, aku juga ga butuh dia"
"Aku bisa kok hidup tanpa adanya seorang suami. Karena aku bisa memiliki segalanya"
'Trang' lisa menggeser piring nya, makanan juga belum ia sentuh.
"Semua yang min hoo oppa pegang itu punyaku"
"Baju, kalung, tas bahkan sepatu. Min hoo oppa beli pakai uangku"
"Dia tidak ada apa-apa nya kalau tidak ada aku"
Lisa bangkit dan tersenyum
"Habiskan, anak yang ada di dalam perutmu butuh protein dan jangn lupa minum vitamin. Supaya anakmu tidak bodoh seperti ayahnya.