08. Rehan dan Tharin

129 80 90
                                    

Hidup ini penuh kejutan, kamu tidak tahu apa yang akan terjadi, jadi nikmatilah dan bersiaplah untuk setiap kejutan.

🥀🥀🥀




Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas menuju gerbang sekolah.

Seperti biasanya, setiap pulang sekolah Vanca selalu menunggu dihalte bus. Vanca berjalan menuju halte bus, tetapi . .

TTINGG

Suara notifikasi dari handphone Vanca berbunyi. Vanca segera mengambil handphone nya dari kantong saku seragam nya. Kemudian mengecek isi pesan tersebut.

Namun langkah kaki Vanca terhenti, ketika membaca isi pesan yang dikirimkan oleh seseorang.

Kak Rehan

Jangan lupa, hari ini jadwal nya
kamu check up ca.

Ah

Vanca sampai lupa bahwa hari ini ia ada jadwal check up. Rasanya Vanca sangat malas melakukan check up. Kesal sekali bahwa dirinya mempunyai penyakit seperti ini. Bukan nya Vanca tidak menerima penyakit nya, namun Vanca sangat benci bahwa dirinya selalu bergantungan  dengan obat.

Ngomong - ngomong Vanca tiba - tiba teringat ketika pertama kali bertemu dengan sang dokter aka Kak Rehan.

Flashback

"Dek kakak harus gimana lagi ? Hidup kakak hampa dek tanpa kamu. " Ucap seseorang sedang terduduk dipemakaman. Hati nya sangat hancur bahwa orang yang ia sayang selama ini pergi meninggalkan nya begitu saja.

Kalian tahu kan rasanya ditinggal seseorang yang bahkan sudah beda alam dengan kita, pasti rasanya sangat sakit. Itulah yang dirasakan oleh dia.

"Dek apakah kakak bisa menjalani hidup seperti biasanya tanpa kamu ?" Tanya nya

"Kakak sudah menjadi dokter dan ingin membuat kamu sembuh, tapi dek kenapa kamu lebih memilih menyerah daripada berjuang ? Apakah sesakit itu ?" Tanya nya berbicara dengan batu nisan yang ada dihadapan nya.

Segunduk tanah bertulis bernama Rachela Artharin Chira. Rehan bersimpuh diantara kehilangan itu, menarik napas nya panjang - panjang sembari menepuk dada nya dengan sangat keras.

"Kok kamu tega ninggalin kakak?! Salah kakak apa, Rin? Salah apa kakak ini Tharin?"


Rehan sekuat tenaga menahan tangisan nya. Kemudian terlintas dalam kepalanya sebuah percakapan sederhana yang dibicarakan oleh Rehan dan sang adik kesayangan nya tentang sebuah mimpi.

Tentang perjalanan yang harus dititih perlahan - lahan sampai batas waktu yang tak pernah ditentukan.

Hari itu Rachela berlari kencang melihat kakak nya yang sedang menunggu duduk dibangku taman. Gadis itu langsung memeluk nya dengan sangat erat.

"KAKAKK ! Tharin kangen" ucap nya sambil menatap wajah sang kakak. Rehan ketawa mendengar ucapan nya padahal setiap hari mereka bertemu tapi anak itu selalu mengucapkan bahwa dia selalu kangen dengan dirinya.

ESCLOVANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang