Ia senang sekali terus bersenandung ia mendapatkan teman baru baginya meski dingin Matt sangat baik jika ia tidak punya pacar ia pasti akan menjadikan Matt pacarnya nggak masalah jika ia dingin orangya itu bagi Peter keren dan cool apalagi Matt adalah seorang pengacara, ia mendapat pengalaman baru berkat Matt.
"Bibik May aku punya teman baru ia seorang pengacar, baik namun orang nya dingin dan kaku"
"Begitu, biasanya pengacara itu pinter"
"Ya ya benar benar aku melihat sendiri ia sedang beraksi kemarin"
"Siapa namanya?"
"Matt, sayangnya ia buta"
"Oh pengacar itu, ia cukup dikenal ia kadang muncul di tv siaran berita"
"Eh benarkah?"
May mengangguk ia selesai mencuci alat makan menghadap Peter yang asyik dengan ponselnya.
"Kau masih berhubungan dengan Wade?"
Peter manggut manggut
"Jujur saja bibik tidak suka kau dengan Wade, bibik takut ia hanya mempermainkanmu Peter"
Peter mengangkat wajahnya ia memandang bibinya
"Kita sudah membicarakan ini bibik May aku sangat mencintai Wade"
"Usianya terpaut jauh denganmu Peter dan ya bibik akui ia baik hanya saja bibik merasakan hal kurang baik tentang Wade"
Wajah Peter ditekuk ia menunduk ia tidak mau putus dengan Wade.
■■■■■■
Wade merangkulnya ia beberapa kali mencium wajah Peter membuat pemuda itu kegelian ia terus mendorong wajah Wade.
"Wade aku mau cerita ini, geli tau"
Wade hanya terkekeh
"Memangnya mau cerita apa?"
"Kemarin aku menabrak orang, Wade"
"Oh ya?"
"Ya, ia sangat baik namun kaku dan dingin sekali ia seusia dengan Wade dan ia juga pengacara keren deh pokoknya"
"Siapa Peter?"
"Namanya Matt ia buta namun aku tidak peduli aku senang menjadi temannya ia mentraktirku makan siang"
Wade terpaku membeku darah nya mendesir cepat
"Aku juga cerita mengenai Wade padanya"
"Apa yang ia katakan?"
"Ia tidak mengenal Wade dan ia juga tidak peduli, ia benar benar keren"
"Kau menyukainya?"
"Lebih tepatnya kagum, mengapa ... apa Wade cemburu dengan Matt?"
Wade baru sadar mengapa ia diusir Matt bahkan Matt mengganti kunci apartemennya.
"Wade, kok jadi melamun sih?"
"Tidak tidak aku harus pergi Peter, tidak apa apa kan?"
"Nggak jadi nih jalan jalan?"
"Besok ya janji deh"
"Benar ya, jangan boong"
"Nggak bakal"
Ia mencium Peter dan pergi, Peter memperhatikan perubahan sikap Wade yang aneh dengan tiba tiba setelah berbincang mengenai Matt.
"Lho mana Wade?"
"Sudah pulang bik May"
May meletekan nampan berisi cangkir teh dan camilan kemeja ia duduk menghadap Peter.
"Bik, Wade agak aneh hari ini?"
"Kenapa hmmm?"
"Aku rasa ia merahasiakan sesuatu dariku deh bik"
"Kenapa kamu nggak tanyakan, mungkin hanya perasaanmu saja Peter"
Peter akan melakukannya nanti ia justru memikirkan untuk mencari Matt ia kangen.
■■■■■■
Matanya menangkap sosok yang ia cari ia tersenyum lebar berlari kearah Matt dan memeluknya erat membuat Matt terkejut.
"Ini aku Peter, aku merindukan Matt"
"Pergi lah Peter aku sibuk"
"Aku nggak ganggu kok, janji'
Matt menghembuskan nafasnya ia kembali berjalan pulang dan Peter memggandeng tangannya Matt berusaha melepaskannya namun sia sia, mata Peter membulat melihat apartemen Matt yang nyaman Matt mengambil foto foto Wade yang ada dan melemparkannya masuk kedalam laci lemari.
"Apartemen nya enak dan hangat juga besar, aku tinggal bersama bibi May"
Sekaleng kola di sodorkan oleh Matt padanya ia segera mengambilnya.
"Kau sangat familiar"
"Eh maksudnya?"
"Aku tidak sepenuhnya buta, gema membuatku bisa melihat dan aku mengenal perawakan mu"
"WAAAAAAH HEBAT, eh mungkin kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Tidak ada yang hebat dari itu"
"Ih tetap saja jarang sekali orang tuna netra seperti Matt punya kemampuan itu"
"Peter, kau tahu ular kan?"
Peter manggut manggut setelah menenggak kolanya.
"Seperti itulah cara kerjanya"
Peter mengambil hapenya dan mulai browser selagi Matt pergi kekamarnya dan mandi dasar Peter saja usil dan nggak bisa diam ia mulai beraksi bukan buat maling tapi gabut saja.
Matt sudah rapi ia juga sudah memesan makanan dan berjalan keluar hendak menemui Peter namun Peter mematung menatapnya dengan sebuah figura.
"Matt mengenal Wade, Matt siapanya Wade mengapa bohong?"
"Wade hanya teman bukan siapa siapa ku Peter, aku tidak mau kau salah sangka"
"Benar?"
Ia berbohong mungkin Wade hanya menginginkan tubuhnya namun ia mencintai Wade diam diam.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love (End)
Ngẫu nhiênsaat wade bingung siapa yang harus ia pilih. Note: novel