Ia terbangun tidak ada Wade hanya temannya yang ngorok tampak Wade keluar menahan sakit di bagian miliknya Peter tertawa melihat cara berjalan Wade.
"Wade lucu sekali, kok jalannya aneh sih?"
"Ini nih kejedot tadi waktu kekamar mandi"
Peter tertawa
"Mangkanya hati hati itu aset nggak ada cadangannya"
Sahut temannya yang terbangun karena tawa Peter tadi.
"Kalian berdua awas nanti"
Wade duduk dan Peter bergelayut dilengannya
"Maaf, aku hanya bercanda...bagaimana dengan Matt?"
"Tidur ia mengantuk katanya pengaruh obat"
Wade berbohong
"Bik May melarangku menginap namun saat aku bilang ditempat Matt ia langsung setuju, katanya juga ia ketemu di kafe tempatnya bekerja"
"Eh ya Matt juga cerita tadu waktu aku ganti perbannya"
Wajah Peter berubah
"Apa ..... Matt membuka pakaiannya?"
"Ye tentu saja, mau bagaimana gantinya Peter?"
Teman Wade kabur ia cium masalah.
"Aku tidak mau tidak suka pasti sentuh sentuh ya?"
"Mau bagaimana lagi, eh Peter cemburu dengan Matt kami hanya teman nggak aneh anehlah"
Peter keburu cemburu wajah nya ditekuk dan bibirnya mengerucut.
■■■■■■
Mata nya melihat sesuatu ditempat sampah ia berjongkok memgambilnya itu test pack tapi milik siapa lalu ia memandang pintu kamar Matt yang tertutup ia kembali memasukkannya ke tempat sampah.
"Apa Matt hamil, anak siapa?"
Ia mengetuk pelan
"Hmmm masuk"
Peter membuka pintu hati hati dan masuk tampak Wade sedang aibuk dengan rekamannya ia duduk disamping Matt dan Matt mematikan nya.
"Apa yang kau mau sekarang?"
"Aku.....eh gimana ngomongnya sih sakit rasanya"
"Ngomong saja"
"Apa Matt dan Wade, berhubungan?"
"Tidak, mengapa kau bertanya?"
"Aku melihat test pack ditempat sampah dan apa itu milikmu?"
"Ya"
"Berapa bulan?"
"Tiga minggu"
"Siapa ayahnya"
"Bukan urusanmu bocah"
"Satu lagi pertanyaan"
"Kenapa semua ucapanmu harus berisi pertanyaan dan menggantung?"
"Aku penasaran, apa Matt Daredevil"
"Bukan"
"Uhm baiklah, ada salam dari bibik May ia sangat suka dengan Matt daripada Wade"
"Aku bukan pedo seperti Wade"
"Aku sudah sembilan belas tahun san Wade bukan pedo"
"Terserah, apa peduliku"
"Kenapa Matt sangat dingin dan sarcas?"
"Jika kau jadi aku maka kau akan seperti aku, jujur aku tidak suka denganmu peter kau sangat cerewet, mengganggu dan selalu ingin tahu urusan orang lain"
Peter bangkit pergi berlari keluar ia menangis dan Wade melihat ia seperti itu dari kamar Matt langsung memghampiri Matt yang kembali sibuk dengan pekerjaannya.
"Mengapa Peter menangis, apa yang kau katakan padanya?"
"Menjauhkan dia dan kau dari hidupku"
Ujar Matt santai kali ini ia memasang earphone.
■■■■■■
Selama ini tidak ada yang pernah mengatakan itu padanya ia melihat Wade berlari kearahnya Peter menghambur dipelukan Wade kembali menangis.
"Aku mau pulang, Wade....Matt membenciku"
Sela isaknya, Wade mencium pucuk kepalanya dan merangkulnya erat berjalan menyelusuri trotoar menuju taksi temannya diparkir tidak jauh dari apartemen.
Sepanjang pulang Peter sesegukan didalam lengan Wade ia meramas jaket kulit Wade, sesampainya dirumah bibiknya belum pulang jadi Wade tinggal sampai May pulang dan Peter mengatakan apa yang dikatakan Matt.
"Ia selalu begitu Peter, namun hatinya ia orang baik, aku sangat mengenalnya ia melakukan itu karena ia itu introvert dan ia punya masa lalu yang buruk"
"Tapi aku hanya penasaran dan ingi n menjadi temannya saja, mengapa harus mengatakan hal hal menyakitkan begitu"
"Dibalik semua itu ia peduli padamu dan ia sayang, ingat ia selalu ketus namun ia tidak bisa menolakmu bukan?"
Peter manggut manggut membenarkan ucapan Wade, Matt berkat ketus namun ia mentraktir dan sabar menghadapi sikap Peter yang ceroboh.
■■■■■■
Ia mengetuk pintu apartemen hati hati ia menggenggam erat toples bahkan lalu memeluknya pintu terbuka pelan tampak Wade berkaos santai dengan kaca mata hitam khasnya.
"Aku kemari mau mengantarkan kue kering atas permintaan bibik May ia buat khusus untuk Matt"
Ia mengambilt tangan Matt dan meletakkan nya ditangan Matt.
"Sampaikan terima kasihku"
Matt hendak menutup pintu namun Peter menahannya tangannya terjepit membuatnya memekik.
"Ya tuhan tunggu sebentar, ayo masuk dan duduk"
Ia meraba raba mengambil first aid menghampiri Peter yang memperhatikannya apa yang Wade katakan benar.
"Yang mana sakit?"
"Ini"
Peter meletakkan tangan kanannya yang memerah Matt merawatnya denganhati hati meski ia harus meraba raba.
"Maafkan aku, Matt"
Peter memeluk Matt yang terdiam terpaku.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Love (End)
Randomsaat wade bingung siapa yang harus ia pilih. Note: novel