Alana dan Gerald sedang bersama Syasya dan Lala di kantin. Mereka sedang menunggu makanan yang dipesan datang.
"Xian, kita pindah aja deh ya! Gak tahan gue lihat kalian ngebucin gitu, yang ada malah kita jadi nyamuk!" Ucap Lala membuat Alana dan Gerald menahan tawanya.
"Udah deh, gausah pindah-pindah segala. Disini aja sama kita, biar rame. Kalian pesen aja deh apa yang kalian mau, nanti gue traktir!" Ucap Alana membuat kedua sahabatnya senang, "Oke! Kalau gitu, gue setuju. Gue boleh pesen apa aja kan?" Alana hanya mengangguk saja, "Pesen sama warungnya juga boleh!" Santai Alana membuat Syasya dan Lala melotot kaget.
"Heh, kita gak segitunya juga kalik!" Sahut Syasya.
"Nanti aja lo traktir kita berdua di Galaxy Cafe ya Xian." Ucap Syasya yang langsung diangguki oleh Alana, "Boleh aja sih," ucapnya.
Beberapa menit kemudian, ibu kantin datang dengan makanan dan minuman di nampan yang dibantu oleh Lala.
"Makasih bu," ucap mereka ke ibu kantin yang bernama Bu Darmi.
"Sama-sama atuh neng, silahkan dimakan saya mau balik lagi," ucap Bu Darmi diangguki oleh mereka.
Tak butuh waktu yang lama, mereka sudah menghabiskan makanan dan minuman yang mereka pesan tadi.
Alana menghadap kearah Gerald dan bersiap-siap untuk melancarkan aksinya.
"Gege, Gege!" Panggil Alana membuat Gerald menolehkan kepalanya kearah Alana.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Kamu tau gak sih perbedaan kamu sama jam 9?" Tanya Alana. Gerald sudah paham dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya ini.
"Apatuh?"
"Kalau jam 9 itu kesiangan, tapi kalau kamu itu kesayangan,"
"Lagi yah!" Ucap Alana kepada Gerald.
"Apa bedanya garuda sama kamu?" Tanya Alana yang kemudian dijawab oleh Gerald, "Kalau garuda itu binatang bukan? Kalau aku itu manusia." Alana mengangguk pelan kemudian menggeleng mantap.
"Salah, kalau garuda itu di dadaku kalau kamu di hatiku eeaa!"
"Lagi, lagi!" Sorak penghuni kantin.
Memang, beberapa dari mereka mendengar itu. Bahkan, dari meja Vero dkk pun terdengar. Mereka mendengar apa yang sedari tadi Alana katakan kepada Gerald.
Tangan Vero terkepal di bawah meja sana, Erick lagi-lagi melihat hal itu, namun hanya mengacuhkan saja. Sebenarnya, Erick tahu kalau Vero cemburu melihat kedekatan Alana dengan Gerald.
Back to Alana dkk.
"Apa bedanya weekend sama hubungan kita?" -Alana.
Gerald tersenyum manis kearah Alana, "Hari Minggu itu weekend, tapi kalau cinta kita will never end." Ucapnya membuat pipi Alana bersemu.
"Woyy, gue jadi nyamuk woyy!" Pekik Lala keras. Syasya membekap mulut Lala agar tak berteriak, "Mmpph, jahat lo Sya. Kalau gue mati gimana!" Ucap Lala saat tangan milik Syasya melepaskan bekapannya.
"Sekarang gantian cowoknya dong yang nge-gembel!" Ucap Lala.
"Nge-gembel mbahmu! Nge-gombal dodol!" Ucap Syasya membenarkan.
"Oke!" Balas Gerald.
"Xian Xian," panggil Gerald, Alana menoleh.
"Kamu tau gak, bedanya kamu sama lukisan?" Alana menggeleng tanda tak tahu.
"Kalau lukisan makin lama makin antik. Tapi, kalau kamu makin lama makin cantik!"
"Aaaa Gege, kamu bisa aja deh! Jadi makin sayang, pen cepet-cepet nikah aww!" Ucap Alana gemas membuat Gerald terkekeh.
"Mau lagi?" Tanya Gerald dibalas anggukan oleh Alana.
"Tau nggak bedanya yakult sama aku?" Alana mengangguk pelan lalu menjawab,"Yakult itu asam, kamu itu manis bener kan!" Gerald menggeleng tanda tidak benar, Alana cemberut lalu bertanya, "Terus jawabannya apa?"
"Kalo yakult itu "CINTAI USUSMU MINUM YAKULT TIAP HARI". Kalau aku itu "CINTAI DIRIMU SETIAP SAAT SETIAP WAKTU"
"Lagi dong Ger!" Seru Lala.
"Apa bedanya tanggal 28 sama tanggal 29 Oktober?"
"Nggak tau tuh!"
"28 Oktober itu sumpah pemuda kalau 29 Oktober sumpah aku sayang kamu eaaa."
"Tau bedanya pelangi sama kamu?" Alana menggeleng.
"Pelangi diciptakan untuk mewarnai dunia, kalau kamu untuk mewarnai hari-hariku." Wajah Alana sekarang ini tambah memerah karena gombalan yang sedari tadi Gerlad layangkan.
"Satu lagi?"
"Apa bedanya kamu sama angka sembilan?"
"Angka sembilan bahasa Inggrisnya nine, kalau kamu mine!" Alana sudah tidak tahan lagi.
"Stop Gege! Aaaa terbaper saiya!" Gerald terkekeh kemudian mengacak rambut Alana gemas.
"Gege nikah yuk!" Ucap Alana tiba-tiba membuat Syasya dan Lala melototkan matanya. Tak tahan menjadi nyamuk, keduanya pun pergi menuju kelas.
"Boleh, mau kapan?" Gerald menaik-turunkan alisnya guna menggoda Alana.
"Bulan depan gimana?" Alan pun ikut menaik-turunkan alisnya. Gerald mencium pipi Alana.
"Aaa Gege, malu!"
"Bulan depan ya? Gass aja, kita tinggal ngomong sama mama papa kamu sama mommy daddy kamu! Ria pengen ikut kemarin sama aku rencananya tapi gak jadi, maybe besok. Dia itu semangat banget pas mau ketemu kamu, tapi malah diajak keluar negeri lagi sama mami papi hahaha." Ucap Gerald .
"Hah beneran bulan depan? Padahal tadinya aku berjanda loh!" Kekeh Alana.
"Bercanda sayang."
"Eh iya hehe. Lah mama papa belum pulang? Si babu gue diajak ke luar negeri lagi tuh? Why? Ada masalah kah?"
"Dia mau dijodohin." Alana terkejut mendengar hal itu.
"Hah, dijodohin? Sama siapa tuh?"
"Nanti juga kamu tau, yuk ke kelas! Daritadi sibuk sama kamu, eh sahabat kamunya udah pergi aja." Ucap Gerlad membuat Alana melihat kearah kedua sahabatnya tadi duduk. Memang benar sudah tidak ada.
"Eh- gak tahan jadi nyamuk pasti mereka hahaha!" Ucap Alana lalu tertawa diikuti Gerald.
Keduanya pun segera pergi ke kelas masing-masing karena memang Alana tidak satu kelas dengan Gerald.
_________________________________________
Haii!
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI XIANA [END]
Teen FictionXiana Putri Alexix. Seorang gadis dengan sejuta pesonanya. Memiliki mood yang berubah-ubah, kadang polos, bad girl, pecinta cogan, ratu gombal.Putri satu-satunya dari pasangan Ratu Awliya Alexix dan Arga Xiano Alexix. Tunangan dari seorang laki-laki...