22-Membongkar

18.2K 1.4K 8
                                    

Sudah satu minggu berlalu. Dan hari ini, sekolah mengadakan acara ulang tahun. Ya, ulang tahun sekolah yang ke-76.

Acara diadakan di sebuah hotel mewah, bintang lima. Karena temanya adalah hitam putih, maka mereka yang datang hanya boleh memakai gaun yang berwarna hitam atau putih.

Dan Alana, dia memutuskamn untuk memakai drees yang berwarna putih. Sedangkan Gerald, dia memakai tuxedo berwarna putih. Lala dan Syasya memakai dress berwarna hitam.

Acara dimulai dengan begitu lancar, hingga saat ini adalah puncak yang di tunggu-tunggu oleh Alana dkk.

"Selamat malam semua, ah saya disini ingin meminta waktunya sebentar," Alana menatap seseorang di dekat sana, lalu mengangguk. Sedangkan, orang yang berada di sana pun mengangguk ketika melihat Alana mengangguk.

"Enjoy watching," ucap Alana.

Kemudian, berputarlah beberapa foto dan video yang berisikan kelakuan busuk Anna. Dilihat dengan jelas, mata Vero terlihat memancarkan rasa kekecewaan dan kemarahan yang besar.

Ia menatap Anna, "I-itu gak bener k-ok kak, itu bukan aku hiks kenapa, bukan aku," ucap Anna.

"ALANA KAMU TEGA SAMA AKU. KENAPA KAMU FITNAH AKU DI DEPAN SEMUA ORANG HAH! SALAHKU APA SAMA KAMU,"

Plak

"Lo udah gak bisa ngelak, buktinya udah ada. Lo mau apalagi Anna? Ternyata aslinya lo itu busuk, lo itu sampah! Lo itu argh-"

"Bukan aku kak, kakak percaya sama aku," Anna berusaha menggapai tangan Vero, namun langsung ditepis dengan kasar.

"PERHATIAN!" Ucap Alana yang masih berada diatas panggung sana.

"Lihat kelakuan aslinya bagaimana? Anna, lo udah gak bisa ngelak lagi karena buktinya udah ada dan jelas. Lo bingung gimana caranya gue bisa tau? Mau gue ceritain disini? Kayanya gak usah lah ya. Dan lo harus dapet balasan dari perbuatan lo itu, Anna!"

Alana menatap Gerald, kemudian bertepuk tangan dua kali. Dan seketika, keluarlah tiga polisi dari tempat persembunyiannya tadi.

"ANGKAT TANGAN!"

Sontak seluruh orang yang ada disana mengarahkan pandangannya kearah pak polisi. Anna yang melihat polisi, ingin segera kabur. Namun, sayang Gerald dan kedua sahabat Alana mencekalnya membuat dirinya tidak bisa kemana-mana.

"Mau kemana heh?" Sinis Lala. Anna sudah berkeringat dingin.

"Pak tangkap!" Pak polisi mengangguk, dan segera menangkap Anna yang terus memberontak saat dicekal oleh polisi.

"Alana sialan! Awas aja lo, gue bakal bales lo! Arghh,"

"Terima kasih pak,"

Anna pun segera dibawa ke kantor polisi. Orang-orang yang ada disana masih tidak percaya apa yang dilihatnya.

"Kalian mau tau apa yang menyebabkan Anna dipenjara?"

"Dia itu suka bully, pencemaram nama baik, aborsi, tukang tipu," ucap Alana membuat beberapa orang disana semakin terkejut dengan fakta itu.

"Yasudah makasih waktunya. Maaf yah, acaranya sepertinya sudah selesai. Bubar yuk!"

Mereka semua memutuskan untuk segera pulang.
**
"Lan maaf in gue yah! Gue mohon, gue gak tau kalau kelakuan Anna aslinya kek gitu." Mohon Vero.

"Maafin gue juga ya Lan,"

"Gue juga,"

"Maafin abang dek,"

"STOP! Kalian baru minta maaf setelah ini? Gue mungkin bisa maafin kalian, tapi gue bukan Alana. Gue ini Xiana lo tau? Haha Alana udah meninggal, gara-gara kalian!"

"Maksud lo apa?!" Bentak Elnino.

"Maksud lo meninggal gimana?!" Bentak Vero.

"Dia kecelakaan dan meninggal setelah dia bilang kalau udah berhenti ngarepin kasih dan cinta kalian. Itu karena kalian. Dan bertepatan dengan itu, gue juga meninggal. Gue Xiana, bertransmigrasi ke raga Alana." Vero dkk tentu terkejut dengan fakta yang barusan mereka dengar.

"A-apa?" Alana menggelengkan kepalanya lalu pergi. Sebelumnya, Alana menyempatkan menoleh.

"Erick, ikut gue!"
**
Note : Mulai sekarang panggil Xiana aja.

"Kenapa waktu itu lo bilang kalau lo terpaksa bersikap kaya gini sama Alana, dan malah karena lo sayang? Lo gak benci sama Alana?" Erick menatap Xiana.

"Gue diancem sama Anna dan dengan bodohnya gue nurut. Gue gak mau, orang lain jadi korbannya apalagi orang yang gue sayang." Jawab Erick. Benar dugaan Alana, Anna memang benar-benar keterlaluan...

Mereka sekarang sudah berada di mansion.

"Jadi mommy sama daddy udah tau? Kenapa nggak bilang?" Tanya Elnino.

"Sengaja, biar kalian sadar. Tapi kalian malah semakin begini." Ucap Queen.

"Momm, Erick itu diancem. Erick gak mau ngebahayain kalian, tapi walau begitu aku tetep sayang sama Alana dari dulu." Ucap Erick.

"Ekhm, kalian mau bicara sama Alana?" Tanya Xiana, sontak semuanya menatap kearah Xiana.

"Emang bisa?" Xiana mengangguk.

"Mommy mau ketemu Alana, boleh bicara sama Alana?" Xiana memejamkan matanya.

"Hiks mommy, Alana kangen,"

Deg...

________________________________________________

TRANSMIGRASI XIANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang