13-Mengikuti Anna

17.1K 1.5K 15
                                    

Saat ini, di mansion keluarga Alana sangat ramai. Dikarenakan, tamu yang tak diundang datang untuk bermain. Adi dan Queen pergi ke luar kota untuk beberapa hari.

Sekarang, jam sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. Namun, mereka masih disini karena akan menginap sampai besok.

Tap
Tap
Tap

Seorang gadis cantik menuruni tangga membuat seluruh atensi mengarah kepadanya. Vero dkk terpana melihat kecantikan Alana.

Alana yang sadar jika dirinya menjadi atensi mereka segera berkata, "Napa kalian liat-liat gue kek gitu? Terpukau sama gue huh." Mereka segera tersadar karena perkataan Alana.

"Dih, ge-er banget sih lo. Lo gak ada cantik-cantiknya tuh menurut gue, lagian siapa yang liatin lo." Sewot Vero.

Alana hanya memutar bola matanya malas lalu pergi menuju ke meja makan. Ia melihat tidak ada makanan disana. Jadi, ia berinisiatif untuk memasak makanan untuk dimakannya.

"Masak apa ya?" Gumamnya.

"Aha! Masak nasi goreng spesial terus ayam goreng aja deh!"

Alana pun segera menyiapkan alat dan bahan yang akan ia gunakan untuk memasak. Setelah siap, ia memulai memasak apa yang akan ia masak.

Tak lama kemudian, makanan yang ia buat sudah selesai. Bau harumnya makanan yang dibuat oleh Alana sampai ke ruang tamu tempat Vero dkk berada.

**
"Weh Ric, bau apaan nihh enak banget keknya?" Tanya Radit.

"Kayaknya dari dapur deh, coba lihat aja." Ucap Erick.

Vero dkk plus Anna pun segera menuju dapur untuk memastikan itu bau apa. Mereka terkejut ketika melihat Alana yang berada disana sadang memakan makanan yang terlihat enak.

"Makan!" Ucap Alana kepada Vero dkk plus Anna. Dia tau bahwa mereka melihatnya sedang makan.

"Emangnya boleh?" Tanya Bryan.

"Hm," singkat Alana.

"Makasih, lo yang masak sendiri?" Tanya Dito. Alana mengangguk.

Mereka langsung duduk dan mengambil piring untuk makan masakan milik Alana.

"Woah enak banget." Pekik Radit ketika mencicip sesuap. Mereka yang mendengar itu, langsung mencicipinya. Benar, saja sekali suap sudah enak sekali. Tapi, mereka berfikir sejak kapan Alana bisa memasak? Setau mereka, Alana tidak bisa memasak. Bahkan, memegang alat masak pun tak pernah.

"Dih orang masakannya gak enak gini kok, lebih enakan masakan gue dong." Batin Anna sinis.

Alana yang mendengar batinan Anna pun hanya diam saja.

"Sejak kapan lo bisa masak?" Tanya Elnino.

"Sejak lama." Ucap Alana.

"Kok gue gak tau?" Tanya Elnino.

Alana mengendikkan bahunya acuh, "Kan lo gak pernah merhatiin gue, darimana lo bisa tau coba?" Ucapnya. Seketika, suasana menjadi canggung.

"Gue selesai, mau ke kamar dulu, kalau udah selesai kalian cuci piring masing-masing." Ucap Alana lalu pergi setelah selesai mencuci piringnya.

Mereka mengangguk kecuali Anna, "Oke."

**
Jam 22.30 malam.

Ting nong

"Sebentar!" Ucap Alana dari dalam.

Ceklek

"Ayo masuk, si Anna masih ada di dalem. Mungkin sebentar lagi dia bakalan pergi. Nah, pas itu juga kita ikutin dia," ucap Alana sambari menggiring kedua sahabatnya ke ruang tamu.

"Loh kalian kok ada disini malem-malem?" Tanya Anna dengan nada yang di lembut-lembutkan membuat Alana dkk mual.

"Lah terus lo ngapain masih disini? Ini juga udah malem loh." Ucap Lala.

"Ini juga udah mau pulang kok Lala." Ucap Anna sambari tersenyum manis.

"Alana dan kakak-kakak, Anna pulang dulu ya." Ucap Anna lalu pergi.

"Heh ayo kita ikutin!" Ucap Lala diangguki oleh kedua sahabatnya.

"Bang Erick, gue keluar bentar sama nih dua curut!" Teriak Alana ketika sudah sampai di luar pintu. Sementara Erick yang dipanggil dengan sebutan 'Bang' oleh Alana pun menjadi tersenyum tipis. Lain dengan hatinya yang sedang konser dadakan.

"Hati ini sangat senang ketika adik memanggil diriku ini dengan sebutan Bang." Batin Erick dengan nada alaynya.

Vero dkk yang mendengar Alana menyebut Erick dengan sebutan Bang, menjadi melongo. Apalagi Elnino yang sudah cemburu dengan kembarannya itu.

"Weh kenapa tu si mak lampir? Kesambet apaan manggil Erick pakek sebutan bang? Jangan-jangan dia salah makan lagi, wow!" Heboh Radit.

"Berisik!"
**
Saat ini, Alana dkk sedang berada di sebuah club yang ada di daerah Jakarta. Mereka sedari tadi mengikuti Anna diam-diam agar tidak ketahuan.

Mereka menemukan Anna yang sedang berada di pangkuan seorang pria paruh baya dan sedang bergelayut manja. Kemudian, Alana merekam hal itu. Alana juga mendapati Anna melakukan hal yang membuat mereka menatap tidak percaya.

Alana meminta rekaman cctv tadi untuk dijadikan bukti bahwa Anna itu bukan perempuan baik-baik. Awalnya, penjaga cctv itu menolaknya. Namun, dengan segala cara Alana dkk membujuk penjaga tersebut agar mau, dan berhasil. Alana memberikan beberapa uang kepada penjaga tadi.

"Gila sih, gue gak nyangka Anna sampek ngelakuin hal itu!" Heboh Lala diangguki oleh Syasya.

"Bener...orang yang dari luar kek orang baik-baik itu belum tentu dalamnya juga baik kan?" Sahut Syasya.

"Yok, pergi sebelum ada yang lihat!" Ajak Alana.

Mereka segera pergi keluar dari tempat tadi, lalu memasuki mobil dan pergi menuju ke mansion kedua sahbatnya dulu. Karena, saat Lala dan Syasya kerumah Alana tadi, mereka hanya naik taksi dan tidak membawa mobil.
_____________________________________________
^_^

TRANSMIGRASI XIANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang