Saat ini, Alana dkk plus Gerald sedang berada di sebuah kafe yang bernama 'Galaxy Cafe' yang sempat sahabatnya tadi bicarakan.
Alana menuruti keinginan kedua orang sahabatnya itu, ia akan mentraktir mereka hari ini. Dan juga, Alana akan meminta bantuan kepada Lala dan juga Syasya untuk membantu Alana menyelidiki Anna.
Alana sudah menyusun sebuah rencana untuk mengikuti kemana Anna pergi nanti malam. Bersama dengan kedua orang sahabatnya ini.
Kebetulan, mereka sudah memesan makanan dan malah sudah habis.
"Eh kalian, mau bantu gue gak?" Tanya Alana menaikkan satu alisnya. Sahabat Alana menyeritkan dahinya bingung.
"Bantu apa?" Tanya Lala.
"Gini, gue rencananya mau mbuntutin tuh si boneka santet Anna! Nah, lo berdua mau kan bantuin gue?"
"Lah kenapa lo mau buntutin si boneka santet?"
"Gini, dia pasti mau ke club, nah lebih baik kita ikutin terus kita simpen bukti bahwa Anna itu bukan cewek yang bener tuh! Terus pasti nanti dia bakal diputusin tu sama di dedemit Vero kalau kita kasih bukti, dan gue yakin si Vero itu masih suka sama gue karena apa? Ya lo tau sendiri lah pas gue kek deket sama tunangan gue, reaksinya kek mana? Dan lo bantu gue selidikin apa yang udah Anna lakuin sama Erick!"
"Lah? Si Erick kenapa lagi emang?" Tanya Syasya.
"Entah, maka dari itu gue mau selidikin ini. Gue pernah denger si Erick tuh mbatin kek sebenernya dia tu cuma pura-pura gak suka sama Alana, padahal sayang gitu dan ngakuin kalau Alana itu adiknya. Dan gue minta tolong sama kalian juga biar masalah ini cepet kelar, gue sebenernya gak mau ngrepotin kalian padahal kan gue juga bukan Alana tapi ini mendesak banget, gue gak bisa kalau cari tau sendiri." Ucap Alana.
"Boleh aja sih, tapi gimana caranya?" Tanya Syasya diangguki oleh Lala.
Alana mendekat kearah Syasya dan membisikkan sesuatu. Setelah itu, Syasya pun membisikkan apa yang Alana katakan tadi kepada Lala. Lala menganggukkan kepalanya tanda setuju, "Boleh juga ide lo!"
"Kalian bisikan apa sih?" Tanya Gerald membuat Alana dkk menatap kearahnya.
"Ha? Gapapa, nanti juga kamu bakalan tau kok." Ucap Alana diangguki oleh Gerald.
"Ini udah hampir maghrib, pulang yuk. Kalian berdua juga pulang ya, kita anterin!" Lala dan Syasya saling bertatapan lalu menggeleng, "Ah haha, makasih tapi ng-gausah ah gue gak mau jadi nyamuk. Kita berdua suruh jemput bodyguard papa aja, kalian pulang duluan gapapa." Ucap Syasya membuat Alana dan Gerald terkekeh, "Yaudah kalau gitu kita pamit pulang dulu, kalian hati-hati ya, cepet pulang jangan lama-lama. Jangan lupa, nanti malem jam sebelas malem yah ke rumah gue!" Ucap Alana diangguki oleh keduanya.
"Dadah!"
____
"Kamu mau masuk dulu gak nih? Sekalian kenalan sama camer, hehe!" Cengengesan Alana.Gerald mengangguk saja sebagai balasan, "Yaudah ayok, Ge!" Ajak Alana.
"Assalamualaikum, Alana pulang!" Salam Alana, Gerald pun ikut mengucapkan salam saat memasuki mansion tadi.
"Eh kamu udah pulang sayang?" Tanya Adi melihat kedatangan Alana.
Alana memutar bola matanya malas, "Belum dadd, Alana masih di sekolah yang ada disini itu arwahnya!" Adi mengacak rambut Alana gemas.
"Ishh daddy mah!" Kesal Alana.m membuat Adi dab Gerald terkekeh.
"Eh ini siapa? Pacar kamu yah?" Tanya Adi ketika melihat Gerald.
"Saya Gerald om, tunangan Alana. Ekhm ralat, maksud saya tunangan Xiana." Ucap Gerald membuat Adi terkejut.
Alana yang mengerti keterkejutan dari sang daddy, segera mengajaknya untuk duduk.
"Duduk sini, Aku bicarakan ya. Sekalian aja sama mommy mana?"
"Disini! Kenapa sayang?"
"Nah, aku mau kenalin tunangan aku. Dia ini namanya Gerald, Gerald Putra Alexander lebih tepatnya. Dia tunangan aku sewaktu aku masih berada di raga asli aku." Ucap Alana.
"Oalah kamu itu dari keluarga Alexander yah?" Gerald mengangguk, "Kalian kenal dengan keluarga saya?" Tanya Gerald kemudian dijawab anggukan oleh Adi, "Rekan bisnis." Jawabnya.
"Oh iya, menurut kalian gimana kalau aku sama Gege nikah bulan depan?" Tanya Alana tiba-tiba yang mampu membuat kedua orang tua Alana terkejut bukan main, "Apa kata kamu? Menikah? Kamu yakin nak, tidak berjanda?" Alana memutar bola matanya malas mendengar typo mommy-nya ini.
"Bercanda momm, bukan berjanda." Ralat Alana membuat Queen menggaruk pelan pipinya yang tak gatal.
"Ekhm, kamu serius mau menikah bulan depan? Bukannya kami tidak memperbolehkan, hanya saja apakah kalian tak ingin menikmati masa muda, masa-masa sekolah kalian? Kalian sudah siap menikah memang? Sudah siap punya anak? Siap menjadi orang tua? Menjalani hubungan rumah tangga itu tidak semudah yang kamu kira, sayang. Tunggu kalian lulus aja ya? Bukannya kalian juga masih ingin bebas?" Pertanyaan beruntun dari Adi membuat mereka berdua memikirkan kembali hal itu.
Setelah dipikir-pikir kembali, benar juga. Gerald yang sudah mengerti pun segera membuka mulut, "Benar juga apa yang dikatakan daddy kamu Xian, lebih baik menunggu kita lulus dulu ya baru kita menikah. Kamu gak usah takut kalau aku bakal diambil sama orang lain, karena dihati aku ini cuma ada kamu seorang." Ucapan Gerald mampu membuat pipi Alana memerah.
"Heh, malah baper-baperan disini! Kita ke kamar dulu ya," ucap Queen diangguki oleh Alana dan Gerald.
"Oh yaudah sekalian saya pamit aja deh tante, om." Ucap Gerald kemudian menyalimi kedua orang tua Alana.
"Sayang, aku pulang dulu yah. Jan lupa mimpiin aku ya, hehe bye!" Gerald pun langsung pergi dari pekarangan mansion keluarga Alana setelah berpamitan kepada kedua orang tua Alana dan sang kekasih.
"Yaudah, kamu masuk kamar gih!" Suruh Queen kepada Alana yang dibalas anggukan.
_________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI XIANA [END]
Teen FictionXiana Putri Alexix. Seorang gadis dengan sejuta pesonanya. Memiliki mood yang berubah-ubah, kadang polos, bad girl, pecinta cogan, ratu gombal.Putri satu-satunya dari pasangan Ratu Awliya Alexix dan Arga Xiano Alexix. Tunangan dari seorang laki-laki...