03

958 93 3
                                    

Happy Reading





••••

"Ayah kok minta maaf? Bunda juga, kenapa? Kalian ga ada salah kok sama Za."

"Harusnya Za yang minta maaf sama kalian karena tadi Za pulangnya ga lewat pintu depan, tapi pintu belakang. Za punya alasan kok ngelakuin itu. Soalnya tadi ada tamu kan di rumah, nah Za malu kalo lewat depan karena Za baru aja habis latihan, pasti bau karena belum mandi. Jadi Za mutusin lewat pintu belakang. Harusnya Za yang minta maaf, bukan kalian. Maafin Za ya?"ucap Za panjang lebar.

Semua orang tertawa kecil mendengar ucapan Za. Dan Za menatap mereka semua yang ada disana dengan bingung.

"Tante Za ga sopan ih pulang lewat pintu belakang. Hayoo di marahin Nenek nantiiii." goda Azizi.

Bunda Hasna memang pernah mengatakan kepada anak-anak,menantu,cucu,bahkan suaminya,jika pulang kerumah HARUS lewat pintu depan. Menurut Bunda Hasna jika pulang kerumah tidak lewat pintu depan,itu terkesan tidak sopan. Dan yang melanggar perkataan Bunda,akan mendapatkan hadiah.

Seketika,Za jadi panik. Bundanya jika sudah marah akan sangat menyeramkan.

"B-Bunda,Z-Za minta maaf. Za janji ga bakalan ngelakuin itu lagi kok. Za,mohon jangan hukum Za."ucap Za dengan takut. Di tambah lagi ekspresi Bunda nya yang membuatnya tak berani menatapnya.

"Bunda tidak mau memaafkan kamu."

Za mendongakkan kepalanya dengan wajah yang cemberut sambil menatap Bundanya.

"B-Bunda,jangan gitu dongg. Maafin Za ya? Za janji ngga ngulangin nya lagi,Za mohon jangan hukum Za." Lirih Za sambil menunduk.

Bunda tersenyum,dan tangan nya terulur untuk mengelus pucuk kepala Za. Bunda duduk di samping Ayah,jadi dia mudah untuk mengelus kepala putrinya.

"Bunda akan maafin kamu," Za mendongakkan kepalanya kembali dan menatap bundanya dengan mata yang berbinar.

"Kalau kamu juga mau maafin Bunda,sayang." Lanjut Bunda.

Lagi dan lagi mereka membuat Za mengerutkan dahi nya. Za benar-benar tidak mengerti,ada apa ini?.

"Bunda,ini sebenernya ada apa? Kenapa kalian selalu minta maaf sama Za? Kalian ngga ada salah."

"Za,Ayah akan menjelaskan semuanya ke kamu. Tapi Ayah mohon,kamu dengerin baik-baik,jangan memotong pembicaraan Ayah dan dengerin sampai selesai,okey?"ucap Ayah Zam.

Ntah mengapa Za menjadi deg deg an. Jantung nya sungguh tidak karuan. Za pun mengangguk dan menatap manik mata ayah nya. Tangan Ayah Za terulur untuk mengelus kepala putrinya kembali.

"Za,sebelumnya Ayah mau nanya sama kamu,status kamu itu apa?"

"Status Za? Di Wa? Facebook?atau Instagram?"

Ayah Zam menggeleng sambil tersenyum,"Bukan itu sayang. Maksud Ayah status sosial kamu."

Za mengangguk anggukan kepalanya dan berfikir sejenak.

"Kalo di sekolah status Za itu sebagai seorang pelajar. Kalo di lingkungan masyarakat,ya Za sebagai salah satu masyarakat di desa ini."

"Dan kalo di rumah,status Za adalah sebagai anak dari Ayah dan Bunda,adik perempuan tercantik nya Bang Zali,sebagai adik ipar terimut nya Kak Ayana,dan Aunty nya Azizi yang paling baik hati dan solehah." ucap Za sambil terkekeh.

ArZa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang