Cambukan Keras

698 71 15
                                    

Algojo yang telah melemparkan beberapa cambukan telah membuat mereka kesakitan dan tak berdaya. Siliwangi yang melihat itu langsung menghentikan hukuman itu karena siliwangi merasa hukuman itu sudah cukup untuk mereka.

"Algojo hentikan, sudah cukup hukuman bagi mereka." ucap Siliwangi.

"Sandika gusti prabu."jawab Algojo.

Algojo pun pergi meninggalkan tempat hukuman dan siliwangi menyuruh prajurit untuk membawa mereka ke ruang pengobatan agar bisa diobati oleh tabib istana.

" Prajurit bawa mereka ke ruang pengobatan agar diobati oleh tabib."ucap Siliwangi.

" Sandika gusti prabu."sahut prajurit.

Pada saat prajurit membawa kentringmanik dan yang lainnya ke ruang pengobatan, Senopati cakradewa yang melihat mereka hanya menunduk kasihan dan sedikit bergumam.

"jika kalian tidak melakukan kesalahan maka kalian tidak akan menderita dan kalian pernah mengatakan kepada gusti prabu jika kalian menderita diistana tapi justru kalian sendirilah yang membuat diri kalian sendiri menderita... Jagad Dewa Batara semoga kalian menyadari kesalahan kalian.." gumam senopati cakradewa.

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Wisma Kian Santang

pangeran bermata coklat indah pun
matanya setelah terlelap dari tidurnya dan terdapat seorang wanita yang sedang tersenyum menatapnya dia adalah Gusti ratu Subang larang ibunda kian santang.

"kau sudah bangun putraku." ucap subang larang.

"ibunda?, apakah ibunda sedari tadi menemaniku disini semalaman?." tanya kian santang dengan wajah yang masih mengantuk.

"iya putraku, semalaman ibunda selalu menemanimu putraku." jawab subang larang.

kian santang yang mendengar itu hanya mengangguk dan segera bangun dari tidurnya untuk membersihkan diri dan segera melaksanakan sholat.

"baiklah kalau begitu, aku akan membersihkan diriku dan melaksanakan sholat setelah itu aku akan mengantarkan ibunda ke wisma agar ibunda bisa beristirahat karena ibunda telah menjagaku selama semalam." ucap kian santang sambil tersenyum kearah ibundanya.

subang larang pun mengangguk pada kian santang dengan tersenyum.
🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Ruang pengobatan

Diruang pengobatan Siliwangi yang tengah melihat mereka hanya menunduk dan bersedih karna melihat kondisi mereka.

"jika saja kalian tidak ingin hidup menderita seharusnya kalian membuat masalah yang akan membuat diri kalian sendiri menderita." ucap Siliwangi yang menahan rasa kesedihan.

melihat siliwangi bersedih, cakradewa langsung menghampirinya dan menenangkan siliwangi.

"mohon maaf gusti prabu, hamba tau gusti prabu sedang bersedih karena mereka tapi itu sudah takdir dari dewata agung kita semua tidak bisa menghindarinya." kata cakradewa.

mendengar itu siliwangi hanya menunduk dengan memegang pundak cakradewa.

"kau benar senopati, ini semua sudah
takdir dan kehendak dewata agung terimakasih senopati cakradewa aku beruntung memiliki senopati yang bijak dan baik seperti dirimu." ucap siliwangi

"terimakasih gusti prabu, seharusnya hamba yang berterimakasih kepada gusti prabu karena gusti prabu telah memberikan hamba kesempatan untuk melindungi pajajaran dan juga hamba sudah menganggap gusti prabu sebagai keluarga bukan hanya seorang raja tapi juga seorang ayah untuk hamba." jawab cakradewa sambil membungkukkan badan.

siliwangi yang melihat itu pun seketika terharu karena beruntung memiliki senopati yang memiliki sifat dan sikap yang sempurna selayaknya sebagai malaikat penolong untuk pajajaran.

🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Taman Istana

di halaman luas taman belakang istana terdapat rara santang yang sedang bersedih setelah melihat adik kesayangan panik setelah mengetahui yang melukainya adalah
keluarganya sendiri.

"rayi kian santang kenapa semenderita ini?? kau sudah banyak melalui segala hal rintangan yang membawamu kedalam bahaya tetapi aku tidak habis pikir kenapa orang seperti mereka tega melukai hanya karena kau menjadi pewaris tahta kerajaan yang kelak akan menggantikan ayahanda dimasa depan tapi kenapa mereka tega melakukan itu! kenapa?!." ucap rara santang sambil menangis histeris.

Walangsungsang yang melihat itu pun langsung menghampirinya setelah keluar dari kamar kian santang.

"rayi, ada apa denganmu?kenapa kau menangis? ada apa rayi?." tanya Walangsungsang sambil mengelus lembut rambut rara santang sembari duduk dibangku taman.

"raka, aku hanya sedih karena banyak sekali orang yang ingin menyakiti adik kesayangan kita yaitu rayi kian santang raka dan aku merasa aku belum bisa menjadi kakak yang baik untuk rayi kian santang aku selalu gagal melindunginya raka?!." jawab rara santang.

"aku mengerti perasaanmu rayi, tapi kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu dan kau tidak gagal rayi justru kau berhasil melindunginya rayi dengann seluruh tenagamu dan akupun begitu rayi, sekarang kau jangan menyalahkan dirimu sendiri dan jangan menangis lagi karena aku tidak ingin ada yang melihat dirimu bahwa kau lemah hapuslah air matamu jangan sampai air matamu membanjiri wajah adikku yang cantik ini." ucap walangsungsang.

"terimakasih raka." sahut rara santang.

rara santang pun tersenyum dan memeluk walangsungsang begitupun dengan sebaliknya.
🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
wisma subang larang

kian santang yang sehabis membersihkan diri langsung mengantarkan ibundanya ke wismanya untuk beristirahat.

kriett...

"ibunda beristirahatlah sekarang biarkan aku dan putra putri ibunda yang menjaga ibunda." ucap kian santang sambil tersenyum.

setelah menjaga ibunda, tiba tiba rara santang dan walangsungsang masuk ke wisma subang larang.

"assalamu'alaikum." ucap rara santang & walangsungsang.

"waalaikumsalam." ucap kian santang dan subang larang.

"rayi, ada apa dengan ibunda?apa ibunda sakit?." tanya rara santang.

"tidak yunda, ibunda tidak apa apa aku hanya menjaga karena semalaman ibunda selalu dan tidak beristirahat sama sekali jadi aku menjaga karena ibunda sangat lelah." jawab kian santang.

"jadi begitu rayi, tapi rayi bukankah tubuhmu belum pulih benar?." tanya walangsungsang.

"ah, tidak apa apa raka aku sudah baikan dan tubuhku sudah pulih seutuhnya hanya saja aku belum melatih kanuraganku saja." sahut kian santang sambil memeluk ibundanya.

melihat tingkah adiknya, rara santang pun menjadi gemas padanya begitupun rakanya.

"mmm rayi, bisakah kau tidak seperti itu kau bukan anak lagi rayi." kata rara santang.

"meskipun aku bukan anak kecil tapi aku tetap adik kecil kalian kan walaupun kalian sering mengatakan itu." ucap kian santang dengan pipi memerah.

"itu benar rayi, kau memang bukan anak kecil tapi putra dan juga saudara kebanggaan pajajaran." sahut walangsungsang.

walangsungsang yang mengatakan itu pun tidak melihat bahwa adiknya tidur kembali dalam pelukan ibundanya.

"huft, rayi kalau selalu seperti itu." ucap walangsungsang.

mereka pun tersenyum melihatnya.

Next...

Sumimasen,
jika saya upload terlalu lama karena memang benar benar sibuk karen menjelang ujian dan utbk.
dan terimakasih yang sudah vote cerita ini.
mohon maaf jika sudah menunggu terlalu lanjutan cerita.
nanti bakal sering² upload deh.
insha allah ya.
dan juga jangan lupa selalu komen saran kalian mau lanjutan cerita seperti apa.
dozo yoroshiku onegaishimasu
arigatou gonzaimasu☺☺☺

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANG PANGERAN PAJAJARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang