Pengorbanan Kian santang

811 62 11
                                    

para penyusup yang memanfaatkan perdebatan mereka langsung menyerang kearah rara santang agar kian santang bisa menggunakan dirinya sebagai tameng.

"rasakan ini Hiyaa..."teriak si penyusup

" yunda awass..."kata kian santang.

brukhh duarr...

"astagfirullahalazim rayi, tidaak."teriak rara santang sambil berlari kearah kian santang.

"akhh..akhh..akhh..yun..nda..sa..kitse..kali..akh."
rintih kian santang.

"rayi aku mohon bertahanlah, raka kau hadapi mereka aku akan membawa rayi kian santang ke istana." teriak rara santang kepada kedua rakanya.

"baiklah rayi, kita akan menghadapi mereka." jawab walangsungsang.

"mari rayi, kita kalahkan mereka." sahut gagak ngampar.

"mari raka." jawab walangsungsang.

tanpa berpikir panjang rara santang langsung membawa rayi kian santang ke istana agar bisa diobati.

"mari rayi, kita kembali ke istana agar kau bisa diobati oleh tabib istana."kata rara santang sambil membangunkan kian santang.

" yun..nda, a..ku su..dah ti..dak ku..at la..gi akhh.. se..ra..ngan me..reka mem..buat jan..tung..ku ber..de..bar ken..cang akhh.."rintih kian santang sambil memegang dadanya yang kesakitan.

"tidak rayi kau harus bertahan aku kan merangkulmu dan akan membantumu untuk berjalan bertahanlah mari rayi."jawab rara  santang sambil merangkul kian santang.

"ba..iklah yun..nda akhh.." sahut kian santang yang merintih kesakitan.

"mari rayi." jawab rara santang.
🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
di ruang singgasana

"mari rayi, sebentar lagi kita sampai menuju ruanganmu sebentar lagi rayi." kata rara santang.

"ya.. yun..nda akhh..." jawab kian santang sambil merintih kesakitan.

"rayi setelah aku mengantarmu ke ruanganmu aku akan segera memanggil tabib istana untuk mengobatimu karena lukamu sepertinya sangatlah parah dan aku berterimakasih kepadamu karna kau telah melindungiku sehingga kau menjadi seperti ini." sahut rara santang.

kian santang tidak menjawab kata kata rara santang karena tidak kuat menahan rasa sakit yang dideritanya dan rara santang pun menoleh kearah kian santang yang wajahnya semakin lemah dan pucat sehingga rara santang tidak sanggup merangkulnya.

"rayi, kenapa kau tidak menjawabku?ada apa rayi."tanya rara santang.

"akhh..huftt..akhh." rintih kian santang.

srett..

"astagfirullahalazim rayi, wajahmu pucat sekali aku mohon bertahanlah kita akan sampai." kata rara santang.

"akhh..akhh..huft.akhh." rintih kian santang.

ƚιႦα ƚιႦα...

brakhh...

"astagfirullahalazim rayi bangun rayi hikss hikss rayi... ayahanda ibunda tolong... ayahanda...".teriak rara santang.
🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Di ruang keluarga

teriakan rara santang yang begitu keras pun terdengar oleh siliwangi dan lainnya ketika sedang meninggalkan ruang keluarga.

"putriku, kenapa dia berteriak?apakah terjadi sesuatu padanya?." tanya siliwangi yang membuat mereka khawatir.

"astagfirullahalazim,kanda benar lebih baik kita lihat apa yang terjadi disana atau jangan² putra kita kian santang terluka maka dari itu putri kita rara santang berteriak dan meminta tolong." jawab subang larang.

SANG PANGERAN PAJAJARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang