Pencarian Mustika Delima Mawar Biru

552 54 9
                                    

Siliwangi yang khawatir dengan kondisi kian santang langsung melakukan pencarian mustika itu dan membawanya ke istana.

"aku tak punya banyak waktu aku harus segera mencari mustika itu dikerajaan buaya putih semoga kau bisa bertahan putraku ayahanda akan segera kembali." kata siliwangi.

pencarian terhadap mustika itu pun dimulai dan siliwangi bergegas menuju kerajaan buaya putih untuk mengambil mustika itu.
🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Kamar Kian Santang

subang larang menatap kian santang dengan kekhawatiran yang mendalam karena salah satu putra putri kesayangannya terluka.

"putraku, sadarlah nak ini ibunda kenapa kau selalu mendapatkan cobaan yang berat ini nak ibunda selalu mengkhawatirkan keadaanmu dan ibunda selalu berdoa semoga kau bisa pulih kembali putraku karena ibunda merindukan senyuman indahmu putraku." kata subang larang.

rara santang yang melihatnya merasa sedih dan juga merasa bersalah karena telah gagal menjaga seorang adik yang dia sayangi dan rara santang pun menangis dipelukan subang larang.

"ibunda, maafkan aku karena aku telah gagal menjaga rayi kian santang ini semua salahku ibunda maafkan aku." kata rara santang.

"putriku, ini bukan salahmu ini sudah takdir kau jangan salahkan dirimu lebih baik kita berdoa agar ayahandamu cepat kembali dan bisa menyembuhkan rayimu kian santang." jawab subang larang sambil mengelus wajah rara santang.

"baik ibunda." sahut rara santang sambil menyeka air mata yang mengalir deras.

selama mereka berbincang tiba tiba tubuh kian santang bergetar dan nafasnya tercekat tak beraturan dan subang larang pun panik melihat keadaan kian santang semakin lemah.

"hukh hukh mhmm... huft huft huft akhh.."rintih kian santang dengan nafas tercekat tak beraturan.

"astagfirullahalazim, putraku ada apa denganmu mengapa menjadi seperti ini." kata subang larang panik.

"astagfirullah rayi, ibunda bagaimana ini?? mengapa rayi kian santang bernafas tak beraturan seperti ini?!." tanya rara santang panik.

"ibunda tidak tahu nak, lebih baik kau segera panggilkan tabib putriku dan juga panggilkan rakamu yang lainnya." jawab subang larang.

"baik ibunda, kalau begitu aku pamit assalamualaikum." sahut rara santang.

"waalaikumsalam." jawab subang larang.
🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹
Ditempat Walangsungsang & gagak ngampar

walangsungsang yang sedang berjaga di sekitar istana merasa masih memikirkan kondisi adik kecilnya yang terbaring lemah dan gagak ngampar yang melihatnya pun mengerti dengan apa yang dirasakan oleh adiknya walangsungsang.

"rayi aku mengerti apa yang sedang kau rasakan dan aku pun juga merasakannya tetapi kau tidak boleh lemah seperti karena kau adalah seorang raja yang menggantikan posisi ayahanda untuk menjaga istana ini." kata gagak ngampar sambil memegang pundak walangsungsang.

"aku tahu raka tapi aku sangat khawatir dengan keadaan rayi kian santang dan aku takut terjadi sesuatu padanya raka." jawab walangsungsang sambil meneteskan air mata.

"rayi aku mengerti tapi kita hanya bisa berdoa semoga dewata agung selalu melindungi rayi kian santang." sahut gagak ngampar

"amiin raka."jawab walangsungsang.

setelah lama berbincang bincang tiba tiba rara santang datang dan tidak sengaja menabrak gagak ngampar.

" aku harus cepat memanggil tabib, raka walangsungsang dan juga raka gagak ngampar karena keadaan rayi kian santang tiba tiba memburuk."kata rara santang.

SANG PANGERAN PAJAJARANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang