The end

7 3 2
                                    

“RAFIII!!!!”

ARGHHHH..

JLEBBB!!!....

Golok itu menancap tepat di dada tasya yang berlari melindungi rafi.

Rafi terkejut tak percaya dengan apa yang ada di hadapan nya saat ini.

Tasya pun ambruk di pelukan rafi dengan sisa kesadaran nya yang tersisa.

“TASYAA!!”

Air mata rafi tak terbendung lagi.

“lo harus selamat sya, lo harus bertahan!!”

Rafi menyerang pria itu dengan segenap kekuatan nya.

Memukuli pria itu dengan bengis. Pria itu terus berusaha mendekat pada tasya untuk mengambil golok yang masih tertancap di dada tasya namun rafi lebih cepat memukulinya dengan amarah membuat pria itu hampir tidak bisa berkutik.

Pandangan rafi perlahan mulai semakin memburam dikarnakan darah dari lukanya yang terus keluar tanpa henti. Kesadaran rafi kini semakin hilang namun ia di terus memaksakan diri bertahan.

Rafi menendang perut pria itu hingga terjengkang ke bibir jurang.

“MATI LO BRENGSEK!!”

Rafi kembali menendang wajah pria itu hingga ia pun terjatuh ke dasar jurang.

*****

Nafas rafi kini sudah hampir mencapai batas. Ia begitu kesulitan mengatur agar nafas nya kembali seimbang.

Rafi terjatuh tak mampu lagi berdiri. Perlahan ia merangkak ke arah tasya yang mungkin sedang di jemput ajalnya.

Rafi menggenggam tangan tasya yang sedang gelagapan dengan mata yang hampir tertutup.

Rafi berbaring tepat di sebelah tasya.

“sya” panggil rafi lemah.

“kayanya kita bakal mati bareng disini”  Rafi tersenyum miris.

“Gue sayang sama lo Natasya”

Kesadaran rafi perlahan semakin berkurang hingga akhirnya ia hilang kesadaran....

******

1 Minggu kemudian

Rafi membuka matanya. Mengerjapkan ngerjapkan beberapa kali untuk mempejelas pandangan nya yang buram.

Hal pertama yang dapat rafi lihat adalah sebuah tirai putih yang menjulang tinggi di sekelilingnya.

“Apa gue udah di surga?” batin rafi

Rafi mencoba menggerakan tangan nya yang terasa berat dan sakit. Ia dapat melihat dengan jelas sebuah selang infuse yang terpasang di lengan kirinya.

Rumah sakit?”

Samar samar rafi mendengar suara langkah kaki yang mendekat lalu menyingkap tirai putih di hadapan rafi.

“Rafi. Kamu sudah sadar!”  histeris seorang wanita yang baru datang tersebut.

Dengan senyum yang terhias di wajahnya wanita itu segera memencet bel darurat di atas kasur rafi.

“hallo, ada yang bisa kami bantu?” suara di ujung pengeras suara itu terdengar jelas.

“pasien atas nama Rafi sudah sadar!”

“baik kami akan segera kesana”

Kepala rafi terasa sangat sakit. Tubuhnya lemas dan ia pun tak bisa mengangkat lengan kanan nya walau hanya untuk memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit.

PSYCHO DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang