(Story 2) Dangerous!!!

2 2 0
                                    

Steve berjalan mendekat.

Lalu tiba-tiba.

“Pergi!” ucap steve pelan.

“ha?Ma-maksudnya a-apa steve?” tanya icha.

“pergi kalo kalian gak mau mati disini!”

Jantung jani rasanya berdetak lebih cepat mendengar kalimat yang baru saja ia dengar.

“Mati?” 

“Dia gak akan lepasin kalian”

Mata jani dan icha saling bertemu tanpa ada yang bersuara sedikitpun.

“PERGII!!!”

Tiba-tiba Steve berteriak membuat icha dan jani terpelonjat kaget.

Tanpa fikir panjang jani dan icha langsung berlari untuk secepatnya turun dan pergi dari sini.

*****

Mitha memperhatikan dengan was was pria yang masih terus saja berdiri mematung di ujung lapangan sana.

Melihat pergerakan maju dari steve di ujung sana membuat mitha pun bangkit berdiri.

Steve terus berjalan maju dengan pisau di tangannya membuat mitha pun mundur perlahan.

Steve menyeringai membuat jantung mitha hampir saja berhenti karna ketakutan.

Mitha terus mundur seraya memperhatikan pergerakan steve.

Tanpa di duga, Steve semakin mempercepat langkahnya membuat mata mitha membulat sempurna.

“Shitt!!”

Melihat steve semakin dekat membuat mitha tak punya pilihan lain selain berlari menyusul teman-temannya.

Mitha berlari sekuat tenaga sembari sesekali menengok ke belakang untuk memastikan Steve tidak mengejarnya.

Hingga..

Bruukkk..

Mitha bertabrakan dengan jani dan icha.

“Mitha?”

“Jani, Icha?”

“STEVE!!” ucap mereka bertiga bersamaan.

“i-itu Steve bilang__” jani menunjuk ke lantai 2 dengan ketakutan..

“Steve disana bawa pisau!” panik mita seraya menunjuk ke arah lapangan.

Mereka bertiga pun terdiam mencerna apa yang terjadi.

Bagaimana mungkin steve ada di lantai dua sedangkan mitha melihat steve membawa pisau di lapangan?

Apa yang terjadi sebenarnya?

Jani membulatkan matanya ketika melihat jauh dari belakang mitha, steve menyeringai dengan memegang pisau panjang dan besar di lengannya.

Melihat jani yang ketakutan sontak membuat icha dan mitha pun melihat ke arah yang sama.

Keringat mulai bercucuran di pelipis ketiga remaja itu.

Mitha menarik lengan icha dan jani ketika melihat steve terus berjalan mendekat namun kedua sahabatnya masih membeku menatap steve.

Ketiga gadis itu berlari ke arah belakang sekolah lalu bersembunyi di balik tumpukan-tumpukan meja bekas yang tersusun tak beraturan.

Jantung mereka berdetak sangat cepat. Takut kalau Steve akan menemukan mereka.
Mereka menutup mulut mereka dengan tangan agar tak sedikitpun bersuara.

Jani mengintip perlahan lalu dengan cepat kembali pada posisi semula ketika ia melihat Steve tengah memutar mutar pandangannya mencari keberadaan mereka.

PSYCHO DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang