Sebuah mimpi membawa Elissa Sea Moore masuk ke dalam lubang hitam. Menyeretnya dalam sebuah alur kehidupan fiksi yang sebelumnya dia baca. Menempati tubuh seorang gadis figuran yang merupakan kakak sulung dari sang antagonis. Lalu, bagaimana selanju...
Bandara Soekarno-Hatta yang berlokasi di ibu kota Jakarta adalah tempat Elissa berpijak saat ini.
Elissa berhasil meyakinkan Opa Andreas dan Oma Bernessa agar mengizinkannya pulang ke Indonesia.
Tadinya, Oma Bernessa ingin ikut tetapi tidak bisa karena memiliki pekerjaan yang cukup penting. Sama seperti Opa Andreas, Oma Benessa ikut mengelola Foesté Group.
Elissa sadar sedari tadi ia menjadi pusat perhatian. Sejak turun dari jet pribadi orang-orang langsung memperhatikan dirinya, bahkan Elissa rasa ada beberapa yang mengabadikan gambarnya. Elissa merasa sedang cosplay menjadi seleb.
Padahal, tidak ada yang istimewa dari Elissa. Ia hanya memakai outfit santai dan tertutup, Elissa tak suka memakai pakaian yang terlalu ribet dalam perjalanan. Tak lupa, kaca mata hitam bertengger di hidung mancungnya, tentu saja untuk menghalau teriknya Kota Jakarta.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kira-kira seperti itu outfit Elissa guys!
Elissa agak risih dengan dua bodyguard di belakangnya. Mereka setia mengikuti Elissa dengan membawa koper milik gadis itu. Ah, mungkin karena mereka Elissa jadi diperhatikan sampai sebegitu nya oleh orang-orang di bandara.
Opa Andreas sudah menghubungi Daddy Kendrich mengenai kepulangan Elissa. Katanya, Daddy Kendrich sendiri yang menjemput Elissa di bandara. Namun, hingga kini, Elissa belum menemukan batang hidung Daddy Kendrich.
Sambil berjalan, Elissa memperhatikan sekitar, siapa tahu dia menemukan sosok yang menjadi papanya di dunia ini. Ia sudah melihat foto-foto setiap anggota keluarganya jadi, tidak akan terlalu sulit baginya.
Hanya saja, ada banyak sekali orang berlalu lalang di bandara, Elissa tidak yakin dapat menemukan keberadaan Daddy Kendrich.
"Arah barat, nona. Tuan Kendrich ada di sana," ujar salah satu bodyguard di belakangnya.
Elissa tak punya waktu untuk memastikan, karena nyatanya, Daddy Kendrich memang sedang berjalan dari arah barat menuju tempat Elissa berdiri.
Mendadak Elissa mulas. Ini adalah pertemuan pertama dirinya dengan tokoh yang digambarkan sebagai ayah acuh tak acuh dalam novel. Sayangnya, dia adalah salah satu anak dari orang itu.
"Bagaimana kabar kamu, Lissa?"
Deg.
Sapaannya sih terdengar klasik, tapi, ini adalah kali pertama Elissa dipanggil dengan nama panggilan dirinya, bukan Carla. Daddy Kendrich datang bersama seorang pria berjas.
"B-baik, daddy." Elissa berusaha tenang, karena aura intimidasi yang dikeluarkan pria berstatus daddynya.
"Sebaiknya kita segera pulang, mari, Lissa." Elissa menjawab dengan anggukan. Lagi pula, ia sudah tak nyaman dibicarakan oleh banyak orang.
Elissa berjalan mengikuti Daddy Kendrich. Ketika sampai di parkiran, Daddy Kendrich menyuruh Elissa masuk ke dalam mobil. Elissa melihat Daddy Kendrich berbincang sebentar dengan pria berjas tadi, lalu ikut masuk ke dalam mobil,duduk di samping Elissa.