"Prolog"

29.4K 1K 49
                                    

Terlihat seorang pria paruh baya dengan setelan baju serba putih sedang menatap sebuah makam tua yang ada di depannya. Sedetik kemudian pria itu berjongkok di samping makam itu, di ambilnya beberapa daun yang terlihat berserakan di atas makam tersebut. Lalu daun itu di buang nggak jauh dari makam itu. 

“Hai apa kabar? Apa kamu baik-baik saja di sana?” tanya pria itu sambil memegang lalu mengusap perlahan foto yang tertempel di batu nisan yang terbuat dari marmer putih di sebelah kanan dia berjongkok.

Hening, tak ada jawaban. Hanya ada hembusan angin yang bertiup membuat rambut pria itu sedikit bergoyang. Kesunyian yang mencekam. Tapi pria itu hanya merasakan ketenangan ketika berada di samping makam tua itu. Tak ada rasa takut karena kesunyian itu. Tak ada rasa gundah sedikitpun di hatinya sama seperti dulu, sewaktu pria di foto itu masih mengisi hidupnya. 

“Maaf baru bisa mengunjungimu sekarang. Aku baru pulang dari Jerman dan baru sampai ke sini kemarin malam,” kata pria itu sambil tersenyum melihat foto pria itu. seakan-akan memberi kesan kalau pria itu masih hidup dan berada di sisi nya.

“Tapi aku nggak bisa lama-lama di sini, aku harus kembali lagi ke sana. Maaf kalau kamu akan kesepian lagi tanpaku,” desisnya. 

Raut wajahnya mendadak memancarkan kesedihan yang mendalam. Dia merasakan kekosongan yang amat sangat dalam hatinya. Berat rasanya memikirkan perpisahan mereka lagi. 

“Mungkin bukan kamu saja yang akan kesepian kalau aku kembali ke Jerman. Aku juga pasti sangat kesepian karena harus berpisah denganmu lagi.” 

Pria itu menghela nafas untuk mengisi paru-parunya yang daritadi sudah terasa sesak. 

“Padahal dulu kita selalu bersama. Rasanya seperti baru kemarin kita bercanda tawa,” kata pria itu sambil tertawa pelan seperti mengingat sesuatu. 

Sedikit demi sedikit senyumnya mulai memudar. Pria itu mengalihkan pandangannya lurus ke depan. Matanya terlihat kosong seperti menerawang jauh entah ke mana. Membawa pikirannya jauh melayang menghitung mundur waktu demi waktu yang telah terlewati.

The Memories Of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang