"Chapter 8"

9.7K 454 32
                                    

~Pandu Pov~

"Nih minum!" tawar Aan sambil menyodorkan minuman kaleng ke arahku.

Aku langsung menyambar minuman kaleng itu, membuka tutupnya dan meminumnya.

"Gimana Alvin? Masih marah?" tanya Aan.

Aan yang tadi berdiri sekarang ikut duduk di sampingku.

"Masih. Beberapa hari ini dia ngindarin aku terus," jawabku sebelum meneguk minuman kalengku lagi, "gara-gara si kunyuk itu," lanjutku sambil menatap kesal ke arah Ricky yang duduk di seberang jalan sana.

"Kan dia nggak sengaja Pan. Tau sendiri lah sifat jahilnya itu dah parah banget. Lagian Alvin itu juga lucu sih," kata Aan sambil terkekeh pelan.

"Ck... jadi kamu belain tuh anak? Dia itu udah malu-maluin Alvin. Dan gara-gara dia Alvin jadi marah sama aku. Alvin pasti benci banget sama aku sekarang. Sial," gerutuku yang langsung di sambut tawa Aan.

"Suruh aja tuh anak tanggung jawab," kata Aan.

"Tanggung jawab gimana?"

"Ya suruh dia buat bujuk Alvin sampai Alvin nggak marah lagi sama kamu."

"Jangan macem-macem lah, yang ada malah Alvin makin marah sama aku," dengusku.

"Kamu ini bener-bener suka sama Alvin ya?!"

"Apaan sih?! Aku cuma ngerasa nyaman aja deket dia. Serasa punya adik aja."

"Masa sih?!"

"Ah udah deh! Aku mau ikut bali (balapan liar) aja," kataku kesal sambil beranjak dari dudukku.

Aku langsung meninggalkan Aan yang sekarang sudah tertawa ngakak nggak jelas.

Rasanya aku udah salah karena menganggap Aan itu sebagai tempat curhatku. Yang ada malah dia jadi ngolok-ngolok aku dan kadang mulutnya bocor bongkar sana-sini.

"Mau kemana?" tanya Helen yang sedang duduk di atas motornya.

"Bali. Mau ikut?"

"Nggak deh. Kamu tau sendiri kan aku sedang apa?!" tanya Helen yang meminum minuman keras langsung dari botolnya.

Aku juga melihat beberapa anak sudah ada yang teler di sisi jalan.

"Mau?" tawar Helen sambil mengacungkan botolnya ke arahku.

"Nggak," tolakku sambil melanjutkan jalanku menuju deretan motor yang terpakir nggak jauh dari tempatku sekarang.

Aku langsung menghabiskan minuman kalengku, membuang kaleng kosongnya ke sembarang tempat lalu menaiki motor kebanggaanku. Setelah itu aku melajukan motorku menuju tempat anak-anak yang sudah bersiap melakukan bali. Saat aku melewati tempat nongkrongku tadi, aku lihat Aan sedang ngobrol dengan Ricky. Aku harap mereka nggak membicarakanku lagi.

~Alvin Pov~

"Iya ma aku baik-baik aja kok. Asmaku juga nggak pernah kambuh akhir-akhir ini," kataku menjawab pertanyaan Mama di telfon.

"Ya bagus deh kalau gitu. Mungkin Mama belum bisa pulang besok, masih banyak yang harus Mama urus di sini," kata Mama.

"Iya Ma nggak apa-apa kok," sahutku.

"Ya udah Mama mau seminar dulu. Sudah di tunggu sama temen-temen Mama. Kalau ada apa-apa kabarin Mama ya!"

"Iya Ma," kataku sebelum sambungan telfon kami terputus.

"Dari Nyonya ya Den?" tanya Bi Um yang sedang menata buah-buahan di atas meja makan.

"Iya nih Bi. Besok Mama nggak bisa pulang lagi," jawabku sambil mulai mengambil nasi dan sayur untuk makan malamku.

The Memories Of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang