~Awe Pov~
Tik...tik...tik...tik...
Suara jarum jam menggema di seluruh ruang makan. Bukan karena suara jarum jamnya yang terdengar keras dan jelas, tapi karena ruang makan yang terasa sunyi dan sepi. 'Sunyi dan sepi' di sini bukan berarti nggak ada orang sama sekali di ruang makan. Di ruang makan malah ada tiga orang yang sedang duduk mengelilingi meja makan. Ada aku, Tante Lila dan kak Hengky. 'Sunyi dan sepi' yang aku maksud tadi karena kami bertiga cuma duduk tanpa membuka mulut sedikitpun, alias lagi diem-dieman. Terutama Tante Lila dan kak Hengky yang sedang bertarung lewat tatapan mata mereka. Tante Lila dan kak Hengky sedang duduk berhadapan, sedangkan aku memilih duduk di ujung meja makan di samping mereka berdua. Aku yang melihat mereka bertarung seperti itu saja sampai nggak berani gerak sedikitpun dari tempatku duduk. Mau bernafas saja juga terasa sesak. Suasana di sini benar-benar mencekam dan menakutkan hiks >.<
Sebenarnya setelah pertemuanku dengan kak Hengky di depan rumah tadi, tiba-tiba Tante Lila keluar rumah dan melihat kami. Tante Lila yang memang nggak suka dengan kakak berusaha mengusir kakak. Aku di suruh masuk ke dalam rumah, sementara Tante mengusir kakak. Tadi sempat terjadi dorong mendorong pintu antara Tante dan kakak. Kak Hengky memaksa masuk ke dalam rumah, sedangkan Tante berusaha menahan pintunya agar kak Hengky nggak bisa masuk ke dalam rumah. Tapi akhirnya kakak berhasil masuk juga dan membuat Tante uring-uringan. Mereka berdua memang nggak bisa akur sejak dulu. Tante yang sifatnya keras berbeda 100% dengan sifat kak Hengky yang santai, kelewat santai malah. Dulu Tante mengusir kak Hengky dari rumah karena ulah kak Hengky yang sembrono. Karena sifatnya yang playboy, dia nggak sengaja sudah membuat anak orang hamil. Kak Hengky harus angkat kaki dari rumah ini setelah menikahi cewek itu. Sudah hampir 6 tahun ini aku dan kak Hengky nggak pernah bertemu, tapi sekali bertemu malah jadi seperti ini >.<
Terlihat Tante Lila sedang duduk bersandar sambil melipat kakinya seperti cowok, tangan kirinya juga di lipat di depan dada menyangga siku kanannya karena tangan kanannya sedang memegang rokok tepat di depan bibirnya, sedangkan matanya menatap tajam kearah kak Hengky yang juga sedang menatap Tante. Tapi berbeda dengan Tante, tatapan mata kak Hengky cenderung santai seolah-olah nggak terjadi apa-apa di antara mereka. Kak Hengky juga duduk bersandar di kursinya dengan melipat kakinya seperti cewek dengan ke dua tangan yang terlipat di depan dadanya. Sesekali kak Hengky membenarkan rambut depannya dengan jari-jari tangannya. Kebiasan kak Hengky dari dulu.
Aku tersenyum melihat kak Hengky yang nggak berubah sama sekali. Wajahnya, sifatnya dan gaya santainya masih sama seperti dulu. Biarpun kak Hengky sudah berumur 33 tahun tapi rasanya dia masih seperti berumur 27 tahun. Benar-benar nggak ada yang berubah. Sosok yang selalu aku rindukan hampir tiap detik, tiap menit, tiap jam, tiap malam, tiap hari, tiap waktu sekarang sudah ada di depan mataku. Sangat dekat denganku. Begitu dekat.
"Ck.. apa sih maumu ha?? Untuk apa kamu datang ke sini??" tiba-tiba Tante membuka suaranya dengan sangat ketus, sedangkan kak Hengky hanya tersenyum penuh kemenangan.
"Kan aku sudah bilang kalau aku mau datang ke sini," jawab kak Hengky santai.
"Aku juga sudah bilang kalau aku nggak ngizinin kamu menginjakkan kaki di rumah ini lagi," sahut Tante masih dengan nada ketusnya.
Di hisapnya rokoknya dalam-dalam lalu menyemburkan asapnya lurus ke depan kearah kak Hengky. Ya biarpun asapnya nggak benar-benar mengenai wajah kak Hengky, tapi kak Hengky langsung menundukkan kepalanya dan mengibaskan tangan kanannya seolah mengusir asap yang datang ke arahnya.
"Bisakah kakak berhenti merokok?"
"Jangan alihkan topic!"
"Aku cuma kangen sama kakak dan..." kak Hengky menatap ke arahku dengan senyum khasnya, "Agung," lanjutnya. Tante langsung mendengus kesal, sedangkan aku langsung tertunduk malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories Of Him
RomanceKetika cinta hadir tanpa memperdulikan sekitar ketika cinta hadir di tengah sebuah kehangatan yg nyaman dan sebuah dingin yg mencekam Alvin siswa SMA kelas 12 yg mempunyai fisik yg lemah, namun dibalik itu semua ada seorang Pandu yg membuatnya meras...