"Chapter 6"

11K 491 60
                                    

~Rico Pov~



"We yang ini enak nih," kataku sambil mengambil snack kesukaanku lalu memperlihatkannya ke Awe yang sibuk dengan coklat-coklatnya.


Awe melihat sekilas snack yang aku bawa lalu mengambilnya.


"Cuma ini aja?" tanyaku setelah melihat belanjaan Awe, Awe cuma mengangguk tanpa melihatku.


Aku langsung mengambil belanjaannya itu dan langsung menuju kasir. Setelah membayar belanjaan kami yang isinya makanan ringan dan beberapa minuman botol, aku dan Awe langsung keluar dari mini market yang sepi itu.


"Pulang sekarang?" tanyaku setelah kami masuk ke dalam mobil.


Untuk beberapa saat Awe cuma terdiam, tapi akhirnya dia menggeleng pelan.


"Terus kita mau kemana? Mendung loh," kataku saat melihat langit yang sudah berubah menjadi gelap padahal masih jam setengah 5 sore.


Awe terdiam lagi. Aku juga terdiam.


Perasaan daritadi kami banyak diamnya. Awe yang biasanya bikin aku ketawa dengan tingkahnya yang lucu jadi pendiam hari. Ya... aku juga diam sih. Aku masih mikirin smsnya itu. Tapi kalau di lihat dari sikapnya yang seperti ini, rasanya emang smsnya itu sms biasa. Lagian nggak sekali itu Awe bilang suka ke aku, tapi sudah berkali-kali. Dia juga sering bilang suka sama Alvin.


Kok aku jadi ge er gini sih?! Hhuuuuuffhhhh..... Rico...kamu bego!!! Bisa-bisanya kamu berharap lebih.


Aku mengacak-acak rambutku dengan jengkel. Tapi aku langsung menghentikan tingkah konyolku itu waktu menyadari Awe sedang memperhatikanku dengan tersenyum geli.


"Ki..kita cari tempat nongkrong dulu," kataku gugup, Awe cuma mengangguk lalu menundukkan kepalanya.


Akhirnya aku menjalankan mobilku meninggalkan parkiran mini market. Aku menjalankan mobilku tanpa arah tujuan karena Awe diam dan nggak ngasih pendapat tentang tujuan kami. Setelah mobilku keluar ke jalan raya yang lebih lebar, barulah aku mendapat ide mau kemana.


"Kita ke pusat kota yuk!" ajakku, Awe menganggukkan kepalanya lalu tersenyum dengan cutenya ke arahku.


Ah senyumnya itu. Bikin aku terkesima untuk beberapa detik. Tapi aku langsung focus pada kemudiku lagi.


Haduh bahaya nih. Bisa-bisanya aku terkesima sama senyumannya itu. Padahal dia sudah sering tersenyum seperti itu ke aku, tapi kenapa aku baru sadar sekarang kalau efek senyumannya itu memabukkan jantungku ya?! Hmm...kayaknya aku harus lebih hati-hati nih sekarang kalau menghadapi senyum Awe.


Nggak terasa mobil yang aku tumpangi sedah sampai ke pusat kota. Pusat kota atau yang biasa di sebut alun-alun itu tampak sepi. Ya, mungkin karena mendung ini. Pusat kota itu berbentuk lingkaran dengan taman di tengahnya. Taman yang biasanya di buat ajang kumpul kawula muda dan pasangan kekasih. Sedangkan di tepi-tepinya banyak orang yang berjualan beraneka ragam makanan.

The Memories Of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang