~End Flash Back~
Angin sepoi-sepoi berhembus pelan dan membuat rambut pria setengah baya yang tengah melamun itu menjadi berantakan.
"Apa Om nggak pilih kasih? Makam di sini kan ada dua. Kenapa cuma makam papa aja yang di bersihin?" tiba-tiba terdengar suara yang membuat pria setengah baya itu tersadar dari lamunannya.
Pria setengah baya itupun menengok ke sumber suara itu. Seorang pria muda yang tampan terlihat berdiri nggak jauh dari tempatnya. Pria itu nampak gagah dengan baju casual yang melekat pada tubuhnya. Rambutnya yang berwarna kecoklatan terlihat bergoyang karena ulah nakal dari sang angin.
"Pandu?! Kok kamu keluar dari mobil??" tanya pria setengah baya itu kepada pemilik suara itu.
Pria muda yang di panggil Pandu itu cuma nyengir menanggapi pria setengah baya yang di panggilnya Om itu.
"Males ah di mobil mulu," dengus Pandu.
"Tapi demammu??"
"Tenang aja. Tadi aku udah minum obat kok. Sekarang udah mendingan," jawab Pandu.
"Dasar. Kamu ini mirip banget sama papamu. Sama-sama keras kepalanya," omel pria setengah baya sambil memunguti daun-daun kering yang hinggap dengan indahnya di atas makam yang dia kunjungi.
"Sampai-sampai penyakitnya juga menurun," tambah si Pandu.
"Bangga??"
"Nggak. Aku nggak bangga kok. Malah kesal," dengus Pandu sambil jongkok di samping makam yang terletak di samping kanan makam papanya, "aku punya asma juga kan karena papa," dengusnya lagi.
"Udah trima aja! Itu tandanya papamu sayang sama kamu."
"Dia nggak sayang sama aku. Kalau dia sayang sama aku, dia nggak akan ninggalin aku dan mama sendirian."
Pria setengah baya itu cuma bisa menghela nafas panjang sambil memandang punggung Pandu yang lebar. Punggung lebar yang nggak bisa menyembunyikan betapa rapuhnya dia. Semenjak kecelakaan mobil 17 tahun yang lalu, Pandu selalu menyalahkan dirinya sendiri. Dia merasa kalau dirinyalah yang sudah membuat papanya meninggal.
"Pan..."
"Harusnya papa nggak membanting kemudi ke kiri. Harusnya saat itu aku yang mati," desis Pandu sambil memunguti daun kering di sebuah makam yang memamerkan sebuah foto pria muda yang umurnya lebih muda beberapa tahun di bawahnya.
"Kita sudah membahas ini berulang kali dan..."
"Harusnya aku nggak bermain-main dengan papa. Harusnya aku nggak jahil menutup mata papa yang sedang mengemudi," potong Pandu yang mulai berkaca-kaca, "Pandu...maaf...aku nggak bisa menjaga papa seperti dirimu yang menjaga papa," Pandu mulai membersihkan foto yang berdebu itu.
Di bawah foto itu tertulis nama Pandu. Nama yang sama dengan namanya.
"Padahal kamu sampai mempertaruhkan nyawa demi melindungi papa dari para berandalan. Tapi aku malah membuat papa meninggal," kali ini butiran-butiran bening mulai jatuh dari kelopak matanya.
Pandu memang tau hubungan papanya dan Pandu yang sudah meninggal itu sangat akrab. Pria setengah baya itulah yang memnberitahunya. Tapi pria setengah baya itu tidak membeberkan semua kebenaran yang ada kepada Pandu kecilnya itu. Pandu kecil hanya tau kalau papa dan Pandu yang sudah meninggal itu menjalin sebuah persahabatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories Of Him
RomanceKetika cinta hadir tanpa memperdulikan sekitar ketika cinta hadir di tengah sebuah kehangatan yg nyaman dan sebuah dingin yg mencekam Alvin siswa SMA kelas 12 yg mempunyai fisik yg lemah, namun dibalik itu semua ada seorang Pandu yg membuatnya meras...