Pelan pelan bacanya pake bismillah:)
Setelah selesai membayar molen pesanan Haendra, Mega melangkah cepat memasuki mobilnya ketika melihat jawaban imess dari kekasihnya itu.
Melajukan mobil dengan kecepatan sedang, Mega menyalakan musik dimobilnya dengan lagu mellow yang sering dinyalakan oleh Haendra ketika berada dimobilnya.
"Jadi kangen sama anaknya haha", lirih Mega dengan seraya tersenyum-senyum membayangkan bagaimana dulu dia sempat berdebat dengan Haendra hanya karena dirinya ingin mendengar lagu Jazz sedangkan Haendra ingin menyalakan musik mellownya.
"2 bulan gak kerasa gue pacarin anak manis kayak Haendra, kayak mimpi".
Beberapa kali Mega membatin memikirkan hubungannya dengan Haendra yang akhir-akhir ini semakin manis, bahkan dirinya berusaha untuk tetap mempertahankan tawa dan senyum Haendra ketika bersamanya.
"Haendra, gue sayang banget sama lo, bahkan ujung bumi pun gak ada yang tau seberapa dalamnya cinta gue ke lo", lirih Mega kembali seraya mengelus gantungan di mobilnya berfotokan wajah Haendra disana.
Tersenyum sebentar, dirinya kembali memfokuskan matanya kepada jalan didepannya.
"HAENDRA? SAYANG?", teriak Mega diluar sembari mengetuk pintu rumah milik pacarnya itu.
"Bentar kak", balas dari dalam membuat Mega tersenyum simpul.
"KAKAK SAYANG!", seru Haendra langsung berhambur dipelukan Mega ketika dirinya sudah membukakan pintu untuk sang pacar, dengan sigap Mega langsung mengangkat tubuh Haendra dan memeluknya erat.
"Kangen?", tanya Mega yang langsung diangguki Haendra diceruk lehernya, membuat Mega terkekeh seraya menciumi surai kapas milik Haendra.
"Selalu wangi bayi, haha", menaruh molen ditangannya itu keatas meja tamu dan mendudukkan dirinya diatas sofa dengan Haendra yang berada dipangkuannya.
"Pacarnya gak dikasih kith nih?".
Pertanyaan dari Mega membuat wajah Haendra memerah sempurna, mendusalkan wajahnya di perpotongan leher sang pacar seraya menciumi bau maskulin yang bercampur dengan wangi bayi ditubuhnya.
"Ishh mau begini dulu! Nyaman", jawab Haendra tanpa bergerak dari tempatnya.
Mega terkekeh, menciumi gemas siluman bayi beruang didekapannya, membiarkan bayi besarnya mendusal di dadanya membuat dirinya menggigiti pipi dalamnya gemas.
"Jangan gemas-gemas gitu dong kakak kan gak kuat bear", celetuk Mega membuat Haendra mendengus lucu disana, mencubit perut roti sang pacar hingga yang dicubit meringis pelan.
"Jangan di cubit atuh itu aset kamu loh".
Mengerucutkan bibirnya kesal, Haendra menatap tajam Mega, "gak peduli, kakak nyebelin huh!".
"Hahaha gemas banget sih, masa depannya siapa sih ini?", tanya Mega kepada sang kekasihnya yang langsung merubah ekspresi wajahnya.
Dengan antusias, Haendra menjawab, "masa depannya kak Mega dong, punya nya kak Mega dan selalu jadi miliknya kak Mega hihi", dengan senyum yang menampilkan deretan gigi putihnya, netranya membulat ceria menatap sang pacar yang sudah tidak kuat dengan kegemasan Haendra.
"Duh sayang gemas banget sih cium dulu sini!".
"Ay ay captain, sinii!".
Mega mengangkat tubuh Haendra keatas pangkuannya dan memiringkan tubuh Haendra untuk mencium sekilas bibir sang pacar, mencium dua pipi gembil Haendra tak lupa dengan kening dan hidung pesek yang terlihat lucu itu, tak luput dari kecupan sayang dari Mega.
KAMU SEDANG MEMBACA
kak ketos | markhyuck ✔
Non-Fiction"Jean, kasih ke kak Mega dong gue gengsi nih" -Haendra. "Bangsat Haendra balikin duit gue!!!" -Rengga. "Terus berantem terus ya kalian, gue nikahin juga ya lo berdua" -Nanda. "Loh gue bukan kurir cinta lo anying" -Jean. "Dari siapa lagi anjir heran...